Monday, April 23, 2012

Cetakan di Jiwa - Petrus Agung - 22 April 2012


Minggu 22 April 2012
Cetakan di Jiwa
Petrus Agung

Mrk 5: 25-34 – Kisah wanita yang sembuh setelah menjamah jubah TuhanYesus
Cara berfikir yang berbeda akan sangat mempengaruhi kehidupan kita dan segala sesuatu yang akan kita alami selama kita hidup di dunia.
Kita diajar bahwa jika kita berdoa dan memohon sesuatu maka kita harus sepakat dengan kehendak Tuhan, dan kemudian Tuhan bereaksi atau merespon: mengiyakan, menolak, berbuat sesuatu, mengatakan sesuatu; artinya semua tergantung “keaktifan” Tuhan.
Dalam kisah di atas kita belajar cara berfikir yang berbeda: Tuhan di kisah ini pasif.
Perbandingan di kisah lain Yesus aktif bertindak:
  • Bertimeus berteriak memanggil Tuhan, Tuhan bereaksi dengan memanggil Bartimeus.
  • Orang yang 38 tahun sakit di tepi kolam Bethesda, Tuhan yang datang dan menawarkan kesembuhan.
  • Orang lumpuh dan sakit dibawa ke Tuhan, maka Tuhan aktif mengulurkan tangan, menyentuh, mendoakan.

Dalam kisah di atas Yesus sedang bergerak untuk menolong anak Yairus dan tidak tahu ada orang yang membutuhkan. Sedangkan wanita ini mendekati dengan diam-diam dari belakang, mencoba menerobos kerumunan, tanpa memanggil atau berteriak/ berseru kepada Yesus, hingga akhirnya bisa menjamah jubah Yesus.
Yesus pasif terhadap wanita ini, tetapi di dalam ke”pasif”an Tuhan – jika kita mengerti caranya, maka kita bisa tarik kuasaNya keluar dan menyentuh hidup kita, dan mengubah nasib kita !
Sekalipun pasif – Tuhan selalu bersedia/ available bagi kita !

Hubungan kita dengan Tuhan seperti colokan listrik yang selalu ada dan menyediakan sumber daya yang luar biasa. Saat jika kita menghubungkan steker yang tepat maka tiba-tiba aliran listrik mengalir.
Seringkali dalam kebutuhannya manusia berteriak ke Tuhan, padahal Tuhan sebenarnya sudah siap membantu, namun ada sesuatu yang belum terhubung.
Hidup kita sewaktu-waktu bisa berubah oleh karena kuasa Tuhan, asal kita tahu bagaimana “mencolokkan” hidup kita pada “sumber power” yaitu Tuhan.

Ay 27a adalah kuncinya
Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, ...

Manusia terdiri atas tubuh – jiwa – roh. Jiwa terdiri atas: pikiran, perasaan, dan kehendak kita.
Yang dari roh untuk sampai ke tubuh melalui jiwa.
Yang di roh: janji Tuhan, urapan Tuhan, perkenan Tuhan. Digambarkan seperti adonan roti, dan jiwa adalah cetakannya. Kita biarkan cetakan seperti apa di jiwa kita, akan seperti itulah kenyataan hidup kita. Banyak orang membiarkan hal negatif dan merong-rong iman kita masuk ke jiwa kita ! Mendengarkan orang yang hanya bisa mengkritik, mendengarkan omongan yang sia-sia, mendengarkan suara orang yang banyak mengeluh, mendengarkan orang yang menggerutu – menghasilkan cetakan jiwa yang negatif. Maka apapun yang dari Tuhan hasilnya negatif karena ada penolakan di jiwa kita. Akibatnya saat ada sesuatu yang dari Tuhan, karena cetakan jiwanya tidak cocok, maka malah menolak Tuhan !

Adonannya sempurna, namun akan menjadi apa – tergantung cetakannya.
Wanita ini sudah dengar berita-berita tentang Yesus (lebih dari 1 kali)
Apapun yang masuk ke hidup kita, yang kita lihat maupun dengar, terutama jika lebih dari 1 kali maka kita harus waspada ! Karena itu akan membentuk cetakan dalam jiwa kita. Jika cetakannya tidak selaras dengan yang Tuhan sediakan, maka akan menimbulkan penolakan.

Contoh:
  1. 10 orang kusta berseru kepada Tuhan Yesus: Komandan. Mereka dengar bahwa Yesus berkuasa dalam perkataanNya. Cetakan di jiwa 10 orang itu: Yesus komandan. Maka saat Tuhan perintahkan seperti seorang komandan kepada anak buahnya – dan mereka melakukan, 10 orang kusta tersebut sembuh.
  2. Naaman. Di jiwa dan pikirannya sudah punya konsep tentang penyembuhan sesuai yang diketahui dari dukun-dukun di Syria. Ketika Tuhan bekerja dengan cara yang berbeda, cetakan di jiwa Naaman tidak bisa terima/ menolak. Saat abdinya memberi saran, perkataan itu melembutkan jiwanya, sehingga bisa menerima ketentuan Tuhan dan disembuhkan.
  3. Orang-orang Nazaret awalnya kagum dengan pekerjaan Tuhan Yesus. Tapi saat mengerti asal-usul Tuhan, mereka jadi kecewa. Akibatnya Tuhan tidak bisa membuat mujizat, bukan tidak mau! Dan Yesus heran atas ketidak-percayaan mereka. Ketidak-percayaan mereka adalah blok/ pintu tertutup bagi kuasa Tuhan bekerja. Semua info yang masuk ke jiwa mereka menciptakan sebuah jiwa yang rusak dan tidak matching dengan yang Tuhan sediakan!Rupanya Nazaret adalah kota negatif, ini kita ketahui dari jawaban Natanael saat Filipus menceritakan tentang Tuhan Yesus: “adakah sesuatu yang baik keluar dari Nazaret ?”
  4. Jika kita ingin charge HP atau BB di luar negeri, maka colokan Indonesia tidak bisa digunakan karena bentuknya beda. Maka harus menggunakan converter sesuai dengan bentuk colokan setempat.

Jika jiwa kita pahit, berkat apapun dalam hidup kita akan jadi pahit. Seperti saat kita membersihkan ikan, isi perut kita harus dibersihkan dengan hati-hati, sehingga empedu tidak pecah, yang akan membuat seluruh daging ikan menjadi pahit. Saat Tuhan berkati kita, namun di dalam kita sudah pahit, akhirnya berkat yang baik itu rasanya pahit dan tidak bisa dinikmati.

Jiwa harus dididik dengan benar: masukkan kebenaran, bukan sesuatu yang idenya bukan dari Tuhan, karena bisa hasilkan cetakan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Karena akibatnya tidak akan menghasilkan apapun. Saat “cetakan” hati kita tepat – hasilnya akan luar biasa !

Apapun yang kita ijinkan masuk ke jiwa kita, itu yang akan kita dapatkan dalam hidup kita !

Kesaksian pak Petrus Agung.
Saat dipanggil Tuhan menjadi hambaNya, hamba Tuhan adalah pekerjaan yang dihindari, ekonominya berat, hidupnya susah. Tapi hati p Agung dibakar cinta yang besar kepada Tuhan, dan obsesinya memberikan hidup hanya kepada TuhanYesus. Dengan berjalannya waktu p Agung menyadari bahwa bagi manusia lain: tekat pengabdian kita dalam melayani Tuhan tidak cukup. Status sosial kita mempunyai dampak pada reaksi orang terhadap diri kita. Tuhan tidak memandang harta dan rupa, tapi realita kehidupan mengatakan bahwa manusia sering menilai seseorang dari kekayaannya/ hartanya. Tapi Tuhan berkehendak lain: p Agung harus menjadi orang yang diberkati dan bisa mengendalikan kekayaan dengan baik. Karena tanpa kemenangan dalam hal keuangan, Tuhan tidak akan percayakan sekian banyak tanggung jawab dan kepercayaan seperti hari ini.

Saat p Agung mengantarkan seorang hamba Tuhan ke bandara, beliau “sengaja” memamerkan uangnya. Sejak itu p Agung punya konsep yang baru: hamba Tuhan tidak harus melarat, bahkan bisa diberkati ! Jika diberkati, malah bisa memberkati orang lain! Hal ini mengubah mentalitas p Agung.

Pikirkan semua yang positif, pikirkan semua perkataan Tuhan dalam hidup kita, jangan biarkan yang negatif merusak dan meracuni pikiran kita.
Jiwa kita adalah cetakan segala sesuatu. Saat kita biarkan kebenaran Tuhan menguasai hidup kita, maka cetakan-nya akan luar biasa, bahkan akan mengubah karakter kita. Karena banyak orang yang karakternya tidak memungkinkan bagi Tuhan untuk memberikan terobosan dalam hidupnya. Karena seringkali berkat Tuhan membutuhkan dobrakan yang kuat !
Sering jiwa kita tidak siap saat ada berita Tuhan dan terima berkat. Kita harus siap, sehingga saat Kairos datang maka kita bisa menyambar dengan cepat.

Seseorang yang sangat mempengaruhi cara berfikir p Agung adalah Jon Avanzini. Saat bersama p Agung melihat tanah Holy Stadium. Keuangan bukan sumber kebahagiaan, tapi salah satu bagian dari kebahagiaan, karena kita juga bisa memberkati orang lain. Jon meninjau rumah p Agung dan menyerankan untuk membeli tanah di bagian belakang rumah. Di tanah itu akan dibangun kolam renang sesuai permintaan anak p Agung. Walau belum ada dana, p Agung meminta desain kolam renang beserta rincian biayanya. Maka p Agung punya gambar dan angka desain kolam renang. 6 bulan kemudian tiba-tiba Jon bertanya tentang tanah di belakang rumah p Agung, dan tanya tentang biaya membuat kolam renang di Indonesia. Karena p Agung sudah siap, maka bisa sebutkan biaya dan sudah punya rancangannya. Akhirnya Jon Avanzini yang beri dana untuk membuat kolam renang.
Jika p Agung jiwanya tidak limpah: belum dibeli, belum tahu rancangan biayanya, dll – artinya tidak ada iman, maka peluang tersebut lewat.

Jika kita hidup di lingkungan yang berfikir negatif, kita harus keluar dan kebaskan cara berfikir negatif tersebut, sehingga kita tidak akan kehilangan destiny kita.
Wanita ini mendengar berita-berita tentang Yesus, masuk ke jiwanya, memutuskan sefaham, akhirnya hidupnya berubah.
3 Yoh 1: 2 – Jika jiwa kita limpah dan sehat, maka di fisik kita juga akan sehat dan limpah, karena cetakan di jiwa sudah benar.

Tempatkan jiwa kita setiap saat siap terima mujizat ! Lakukan segala sesuatu dengan segenap hati ! Tahun ini Tuhan buka pintu dan beri kepercayaan yang begitu besar kepada JKI IK, baik di dalam negeri maupun di bangsa-bangsa. Maka jika kita tidak siap menyambar peluang, maka akan lewat. Seharusnya di dalam kita ada api yang setuju dengan apapun yang Tuhan katakan !

Dunia membutuhkan uluran tangan kita. Hanya orang-orang yang hatinya cinta Tuhan dan diberkati: yang punya kesempatan melakukan untuk Tuhan: mengulurkan tangan kepada yang membutuhkan pertolongan. Maka dari itu Tuhan berkepentingan untuk memberkati kita.
Jangan lelah menolong orang lain, jangan lelah memberi !


link MP3 khotbah (pagi):


link MP3 khotbah (sore):

Sunday, April 15, 2012

Mengerti Panggilan Kita – Yosea Christiono – Minggu 15 April 2012

Minggu 15 April 2012
Mengerti Panggilan Kita
Yosea Christiono

Hidup akan sangat menyenangkan dan menggairahkan bila kita mengerti tujuan, panggilan, posisi, tugas dan kewajiban, serta mendapat hak kita.
Hal ini berlaku pada semua bagian hidup kita.

Panggilan adalah sebuah predikat yang kita jalani seumur hidup kita.

Yoh 1:19
Ay 20 – Yohanes bisa langsung menjawab to the point karena orang-orang tersebut memang mencari Mesias. Yohanes orang yang tahu siapa dirinya dan tujuannya.

Ay 22 – Yohanes diminta mendeskripsikan dirinya sendiri.
Setiap kita seharusnya mengerti siapa kita, apa tujuan hidup kita.

Ay 23-27 – Yohanes Pembabtis tahu persis tujuan hidupnya. Dilahirkan, hidup di padang gurun, menjadi suara – menjadi pembuka jalan bagi Tuhannya.

Orang yang bisa mengerti 5 hal di atas akan bisa menjalani bagiannya dengan senang, tidak mudah iri, mengerti apa yang dilakukan, dan terus naik dan naik sampai selesai tugasnya.

Orang dunia berkata bahwa hidup adalah panggung sandiwara. Artinya ada sutradaranya yaitu Tuhan. Akibatnya jika sesuatu yang buruk terjadi, yang disalahkan adalah Tuhan.
Tapi itu tidak berlaku bagi orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Orang yang percaya Yesus akan mengenal pribadi Allah, tahu Tuhan adalah Bapa yang baik, tahu ada pilihan dalam hidup kita, dan Tuhan sediakan masa depan yang TOTAL baru bagi kita. Saat menjalani masa depan yang baru itu – kita tetap punya pilihan.

2 Ptr 1: 8-10
Ay 10 – Alkitab berkata bahwa kita tidak akan pernah tersandung !
Ay 5-7 Seharusnya adalah gaya hidup kita ! Baru setelah semua ini jadi gaya hidup kita, maka kita akan tahu panggilan kita, berikutnya kita memilih/ memutuskan – dan itulah hidup kita.

Bagaimana jika keputusan dan pilihan kita salah?
Di dalam keKristenan Tuhan bersama kita dan di dalam kita, mengajari kita, mendampingi kita, bahkan jika kita membuat kesalahan dalam keputusan kita yang akibatnya merusak rencana Tuhan atas hidup kita, maka Tuhan akan membuat rencana yang baru bagi kita. Karena Dia Tuhan yang mendampingi dan memperlakukan kita seperti Bapa terhadap anak-anaknya.

Hidup kita seperti tim sepakbola. Ada coach yang merancang teknik, ada kru, ada pemain yang bermain di lapangan. Semua pemain di lapangan memiliki bagian dan tugas masing-masing: ada penyerang, gelandang, bek dan kiper.
Tujuan tim: menang, memasukkan bola ke gawang lawan
Posisi: penyerang, gelandang, bek, kiper.
Tugas: sesuai posisi masing-masing, dan mau bekerja sama.

Tuhan gambarkan gereja sebagai TubuhNya yang terdiri dari berbagai anggota yang unik !
Jika kita tahu posisi dan tugas kita, tahu bagian kita, maka kita bisa jalani hidup kita dengan nyaman, tidak ada iri. Tuhan memberikan tatanan-hukum-peraturan atas seluruh ciptaannya, sehingga saat kita turuti akan mendatangkan berkat. Saat tatanan itu kita lawan, kita menyusahkan diri sendiri.

Di dalam keluarga, apakah posisi kita? Seringkali kali kita menuntut hak kita, tanpa mengerti bagian kita – apakah sudah melakukan atau tidak.

Mat 25: 1-13 – Kisah 10 gadis. Bicara tentang kedatangan Tuhan. Kisah ini bicara tentang persiapan penyambutan mempelai dan kesetiaan

Mat 25: 14-46 – Bicara tentang penugasan Tuhan kepada masing-masing kita.
Setiap orang punya kapasitas, dan Tuhan sudah beri kepercayaan sesuai kapasitas kita masing-masing.
Setiap kita ada panggilan umum dan khusus. Yang umum tidak bisa dilepaskan. Sedangkan yang khusus harus kita jalani dengan detil dan tahu bahwa itu adalah bagian kita.
Di dalam kisah tersebut yang Tuhan tanyakan adalah tugas yang sudah Dia beri kepada masing-masing kita. Yang Tuhan lihat adalah saat kita lakukan tugas kita masing-masing dengan baik dan sesuai kapasitas kita. Kepada orang yang melakukan lebih, Tuhan beri bonus.

Panggilan umum/dasar untuk setiap anak Tuhan ada di 2 Tes 2: 13-14
Kita dipilih untuk diselamatkan, dipanggil untuk mendapatkan kemuliaan melalui Tuhan Yesus.

Mat 5: 13-14 Kita adalah garam dunia dan terang dunia. Ini adalah predikat dan ketetapan !
Garam kecil tapi pengaruhnya besar ! Kita adalah garam dunia bagi orang disekitar kita.
Predikat sebagai garam dan terang dunia bukan pilihan !

Panggilan melekat pada seseorang seumur hidupnya.
Panggilan mempunyai beberapa bagian.
Saat orang mengerti panggilannya, maka akan memiliki pengaruh yang sangat besar.
Baik itu di keluarga, gereja, dan tubuh Tuhan.
Contoh: p Yos panggilannya adalah hamba Tuhan, suami dan ayah yang baik, pendidik.

Bagi gereja harus ada penggembalaan, pemuridan dan penginjilan. Ketiga hal ini harus seimbang !
Dari survey didapat bahwa perubahan jemaat melalui KKR dan kebaktian 1-2%, melalui kelompok sel 5%, sisanya karena pemuridan. Dengan pemuridan orang bisa mengerti bagiannya, tugasnya, bagaimana bekerja sama dengan yang lain, bagaimana menghargai dan mengasihi orang lain, sesuai talenta masing-masing.

Saat orang punya predikat Kristen, otomatis dia HARUS menjadi terang dan garam.
Standartnya: kasih yang melampaui kekuatan, sabar, takut akan Tuhan, dst.
Kekristenan dan takut akan Tuhan adalah gaya hidup, jadi kemanapun kita, orang akan tahu bahwa kita pengikut Kristus, kita lakukan bagian kita. Orang ketemu kita akan ketemu Tuhan, akan termotivasi dan lebih bersemangat hidupnya.

Orang yang hidup dalam panggilan selalu ada semangat, pengharapan, passion, gairah dalam hidupnya. Walau seringkali tidak dihargai, tapi tahu bahwa hal itu adalah untuk membangun dan mempertajam panggilan kita.

Setiap orang yang punya panggilan khusus biasanya setelah mengalami titik balik yang menyakitkan. Orang yang memiliki panggilan khusus akan semakin dalam dan tajam, dan semakin diperlengkapi Tuhan.

Panggilan adalah dedikasi dan pengabdian, jadi bukan untuk diri sendiri.
Hidup yang menyenangkan adalah ketika kita memberi arti dan pertolongan kepada orang lain.
Saat kita hidup untuk diri sendiri seperti minum air laut, tidak ada puasnya.

Kenali panggilan kita ! Setia di dalamnya ! Beri nilai hidup kepada orang yang kita temui !

link MP3 khotbah kebaktian pagi (salah satu):

Tuesday, April 10, 2012

Menjadi Murid–Bukan Sekedar Pengikut - Viktor Purnomo - Paskah 8 April 2012


Minggu 8 April 2012, Paskah
Menjadi Murid – Bukan Sekedar Pengikut
Viktor Purnomo

Filipi 2 : 1-11
Target Tuhan bagi kita bukan hanya jadi pengikut (follower), tapi menjadi murid Tuhan.
Pengikut : mengikuti hanya jika kita merasa suka atau cocok, jika tidak suka/ cocok maka tidak ikut.
Murid : Cocok atau tidak cocok tetap HARUS ikut
Anak sekolah suka-tidak suka, enak-tidak enak, gampang atau sulit – harus tetap masuk kelas.
Hari-hari ini yang Tuhan cari adalah MURID.
Walau seorang murid tidak suka dengan pelajarannya, dia HARUS TETAP di kelas itu sampai lulus !
Menjadi murid artinya ada kenaikan kelas. Jika kita lulus, Dia akan bawa kita naik ke level berikutnya.
Dalam bacaan di atas kita baca Yesus sebagai guru kita sedang memberi contoh kepada kita murid-muridNya. Yesus sudah melewati semuanya, maka Dia mau ajarkan pada kita.

Paskah berbicara tentang ketaatan Tuhan Yesus kepada Bapa hingga mati di kayu salib.
Jika kita ini murid-muridNya, kita akan belajar mengerjakan hal yang sama sekalipun sukar.

Pelajaran untuk menjadi seorang murid:
1. Tidak mencari kepentingan sendiri
Filipi 2 : 3a “dengan tidak mencari kepentingan sendiri …. “

Semua yang kita buat fokusnya untuk diri sendiri, tapi Tuhan ajarkan sebaliknya: tidak mencari kepentingan diri sendiri.
Di level murid fokusnya bukan ke dalam, tapi coba membuat sesuatu untuk Tuhan dan untuk kepentingan orang lain.
Yesus tidak cari keuntungan diri sendiri, tapi Dia buat untuk orang lain supaya diselamatkan.
Tuhan Yesus sudah tahu apa yang harus dihadapi dalam melaksanakan karya keselamatan. Tapi Dia jalani dengan rela, padahal tahu bahwa tidak ada yang baik yang akan Dia lewati dari lahir hingga matiNya.

Mulai perduli dan care kepada orang lain !
Saat kita mulai perduli kepada orang lain, di situlah letak kepuasan yang paling dalam. Sebaliknya saat hidup kita egois dan untuk diri sendiri kita tidak akan pernah puas.

2. Tidak mencari pujian yang sia-sia
Filipi 2 : 3b “.... atau puji-pujian yang sia-sia .…. “

Kita semua suka dipuji, dan kita memang membutuhkan pujian, tapi ada pujian yang tidak berguna.
Banyak orang yang hidupnya bergerak hanya karena pujian, padahal begitu kita merasa bangga karena pujian – upah kita habis!
Jika kita sudah mengerjakan sesuatu yang luar biasa untuk Tuhan dan tidak dipuji, ucapkan syukur ! Karena artinya kita mengumpulkan upah di Surga.

3. Mengutamakan orang lain
Filipi 2 : 3c “.... Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; “

Tuhan berkali-kali ajarkan hal ini: bagaimana mengambil tempat duduk di pesta, dll.
Kita selalu ingin jadi orang penting, tapi Tuhan ajarkan untuk tempatkan orang lain jadi lebih penting.
Orang yang mampu menempatkan orang lain lebih penting, maka hidupnya tenang karena tidak akan bersaing. Maka dari itu kita harus belajar melayani dan mengerjakan dengan kerendahan hati.

Untuk rendah hati, tidak diakui dan tidak kenal – itu tidak gampang, tapi itu yang Tuhan ajarkan supaya kita jadi seorang murid.

Kadang-kadang Tuhan ijinkan kita mengalami hal-hal yang tidak enak dan gagal. Hal ini mengajar kita supaya rendah hati, tidak sombong dan tergantung hanya kepada Tuhan.
Saat kita merasa hebat dan gagal, itu pelajaran paling bagus bagi kita: masuk kelas kerendahan hati.
Saat kita mau diajari, Tuhan akan tolong – karena Dia tidak mau permalukan kita. Dia rendahkan lebih dulu, baru ditinggikan/ diangkat.

4. Mempunyai pikiran dan perasaan Kristus
Filipi 2:5 “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, “

Pikiran kita seringkali menyimpang dari pikiran Tuhan – tidak nyambung. Demikian juga Perasaan kita seringkali menyimpang dari perasaan Tuhan.
Memikirkan masalah terus-menerus dan stress tidak akan menyelesaikan masalah, sebaliknya Tuhan ajarkan kita untuk selalu bersukacita.

Saat kita menggunakan pikiran Kristus, maka Tuhan akan membuat yang tidak mungkin jadi mungkin. Yang penting: mau duduk belajar jadi murid, sampai mendapat nilai yang baik dan naik kelas.

5. Mampu Melepaskan hak
Filipi 2:6 “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,”

Melepaskan hak tidak mudah, apalagi jika kita punya otoritas/ kekuasaan.
Tuhan Yesus punya otoritas dan hak untuk melakukan apapun ! Tapi Dia lepaskan otoritas dan hakNya sebagai anak Allah demi penebusan dan menyelamatkan manusia.
Kalaupun kita punya hak/ kekuatan/ otoritas , tidak perlu ditunjukkan, tapi tetap tenang

Kesimpulan:
Tuhan ajarkan kita banyak pelajaran yang tidak mudah ! Sebab Dia pernah melewati, Dia ingin ajari kita hal yang sama. Karena jika Dia tidak ajari kita, kita tidak akan bisa lulus! Dia ingin kita lulus.
Jika saat ini kita mau dididik dan jadi murid Tuhan, maka pada saatnya kehidupan kita akan ditinggikan, diangkat dan mendapatkan promosi.
Duduk di kelas, belajar pelajaran yang tidak kita sukai, sampai nilai kita bagus dan kita lulus!
Jadi murid, jangan sekedar pengikut !

link MP3 khotbah kebaktian pagi (salah satu):
link MP3 khotbah kebaktian sore (salah satu):

Saturday, April 7, 2012

Jumat Agung - Gelora Bung Karno Jakarta - Petrus Agung dan Iin Cipto

Jumat Agung 6 April 2012
Petrus Agung dan Iin Cipto
Gelora Bung Karno - Jakarta


Tawanan Pengharapan – Petrus Agung

Zak 9: 11-17
Ay 11 – Jumat Agung adalah memperingati kematian Tuhan, dan darah yang ditumpahkan Tuhan Yesus adalah darah perjanjian baru !
Ay 12 – “the prisoner of hope” (NKJV) = tawanan dari pengharapan
Kita jangan menjadi tawanan siapapun, selain menjadi tawanan dari pengharapan
Selama kita biarkan harapan yang menawan kita, maka Firman di ay 11 akan berlaku: karena darah perjanjianNya kita dimerdekakan dan bahkan diganti 2x lipat.

Ada banyak hal yang menghambat dan menawan hidup kita:
  • Hal-hal yang menakutkan.
  • Frustasi dan tidak berdaya.
  • Kesulitan keuangan dan ekonomi.
  • Kebodohan.
  • Merasa berdosa.
  • Masalah bangsa.

Tapi karena kita ditawan pengharapan, dan Alkitab berkata bahwa pengharapan tidak mengecewakan – seperti sauh yang kuat yang dipatok pada hati dan kehendak Tuhan sendiri, maka kita bisa keluar dari lubang penjara kita, tidak bisa frustasi, keluar dari kemiskinan kita, keluar dari lubang kebodohan dan terima hikmat yang dari Tuhan, ada pengampunan untuk dosa kita – karena ada darah perjanjian, ada pengharapan bagi Indonesia karena Tuhan cinta bangsa ini !

Dalam keadaan apapun, katakan bahwa kita dibelenggu hanya oleh pengharapan. Saat bangun tidur, saat gelap, kita tetap punya pengharapan, karena Tuhan Yesus-lah pengharapan kita, dan pengharapan itu tidak mengecewakan !

Mari katakan: Ada harapan bagi bangsa ini, ada masa depan yang ajaib dan lembaran baru akan Tuhan beri. Jangan berharap pada manusia, tetapi berharap kepada Tuhan yang mencintai bangsa kita dan memelihara bangsa kita sampai hari ini.

Jangan pernah lepaskan harapan, karena harapan yang akan bawa kita kepada penggenapan janji.
Apapun yang sudah dirusak oleh korupsi, terorisme, penipuan bangsa lain, penjajahan, Tuhan akan ganti bangsa ini 2x lipat karena darah perjanjian Tuhan !


link MP3 Firman (Petrus Agung)
Mutiara Tuhan Bagi Indonesia – Iin Cipto

Zak 9: 16-17
Kita bukanlah hanya orang yang biasa saja yag tidak berarti/ berharga, tapi takdir kita adalah menjadi permata pada mahkota Indonesia. Saat kita jadi kawanan domba yang mau dididik dan mendengarkan suara Tuhan, karena darah perjanjian, maka Tuhan mau bawa setiap kita jadi permata untuk mahkota.

Mahkota bicara tentang kepeminpinan. Banyak orang ada di dalam kepemimpinan tapi tidak menjadi permata, malah justru rusak dan mengacau di atas. Ada saatnya akan ada permata-permata yang duduk di kepemimpinan, yang begitu berkilau dan membawa jalan keluar bagi Indonesia.

Hari ini di seluruh dunia: anak-anak Tuhan sedang Tuhan angkat naik. Pemain basket, sepakbola, football, dan mereka orang yang skillnya di atas rata-rata tapi memilih jalan dan keputusan yang berbeda. Saat yang lain beli banyak mobil, permata Tuhan gunakan uangnya untuk menolong anak-anak miskin, panti asuhan, gerejaNya, untuk sekolah. Saat ada acara prestise, permata-permataNya membawa orang cacat, digandeng dan disuapi di meja kehormatan. Ini mulai menjadi trend dunia: orang mulai malu jika hidupnya hanya berfoya-foya tanpa masa depan, dan tidak melakukan apapun buat dunia. Mengapa? Karena ada permata-permataNya yang melakukan hal berbeda.
Permata-permataNya berani berkata bahwa mereka tetap perjaka atau gadis pada waktu memasuki pernikahan. Walau dunia berkata aneh, tapi permata-permataNya mulai bersinar !

Setiap kita seharusnya menjadi permata-permataNya: berdiri di politik, sekolah, musik, tarian, entertain, media, bisnis, dll. Berada di puncak, menjadi mahkota, dan jadi permata yang begitu berkilau. Mungkin kita tidak tahu bagaimana caranya, tapi pengharapan itu ada di tangan kita, dan ditanam Tuhan di dalam hidup kita.

Bu Iin dulunya ditolak masuk tim rebana, saat ini bisa mengatur koreografi tarian Mahanaim. Tapi karena di usia 9 tahun Tuhan janjikan untuk memimpun tarian, itu menjadi pengharapan, dan pengharapan itu menjadi sauh yang kuat. Apa yang Tuhan janjikan PASTI terjadi !
Tuaian, lawatan, kegerakan pasti terjadi di Indonesia, dan kita pasti jadi permataNya !


link MP3 Firman (Iin Cipto)



link MP3 acara (bagian awal terpotong):

Friday, April 6, 2012

Membasuh Tumit yang Remuk - Petrus Agung - Jumat Agung 6 April 2012

Jumat Agung 6 April 2012
Membasuh Tumit yang Remuk
Petrus Agung

Yoh 13: 1-20
ay 18b “...Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku. “

Rahasia anugrah Tuhan: seharusnya orang percaya adalah orang yang paling kuat dalam melakukan segala sesuatu.
Tindakan Tuhan Yesus sebelum kematianNya: Yesus membasuh kaki murid-muridNya, dan salah satu yang dibasuh adalah tumit yang beberapa saat sesudahnya akan diangkat dan mengkhianati Yesus. Yang luar biasa, sekalipun Yesus tahu siapa yang akan mengkhianati Dia, Yesus tetap basuh kaki dan tumit Yudas Iskariot.

Mengangkat tumit” artinya:
  • Mengangkat dirinya lebih tinggi - Orang yang punya kesombongan dan mengangkat dirinya sebegitu rupa
  • Orang yang melukai orang lain dengan tipu muslihat yang licik

Yudas melukai Tuhan dengan muslihat yang licik, tapi orang yang seperti inipun dibasuh kakinya oleh Tuhan ! Setiap hari sikap hati kita bisa membasuh saudara kita dengan sikap, kasih dan anugrah kita.

Orang mengangkat tumit jika tumitnya luka atau hancur.
Dalam kitab Kejadian Allah berfirman kepada Hawa bahwa keturunan Hawa akan meremukkan kepala ular, dan kepada ular bahwa ular menghancurkan tumit keturunan Hawa.
Maka artinya “orang yang mengangkat tumit” adalah orang yang tumitnya luka karena dipagut setan.
Pagutan setan menyebabkan remuknya “tumit rohani” kita. Jika tumit rohani kita remuk, sikap kita akan berubah jadi orang yang arogan dan merendahkan orang lain, bahkan timbul tipu muslihat sehingga kita bisa melukai orang dengan cara-cara yang kejam.

Bagi orang Ibrani kata “kaki” konotasinya sesuatu yang jelek, terjemahan hurufiahnya “gosip”, digambarkan juga sebagai “kelamin”, “menutupi kaki” artinya buang air besar, “bicara dengan kaki” artinya bicara jorok/ kotor.

Jika tumit kaki seseorang remuk karena disakiti, kehancuran, terhina, tertolak, maka orang tersebut cenderung mengangkat tumitnya. Artinya menjadi sombong, bahkan bisa menjadi orang yang kejam dan menjatuhkan orang lain dengan cara yang licik.
Cara mengobati : basuh kaki, yaitu turunkan pengampunan, beri anugerah, beri kemurahan.
Karena “membasuh kaki” adalah rahasia berkat !

Sulung yang tidak diundang
Contoh kisah di Alkitab: kisah anak sulung dan bungsu
Ketika adik pulang dan bertobat, bapaknya memulihkan keadaannya dan mempersiapkan pesta. Tapi di Alkitab disebutkan bahwa sulung tidak diundang.

Beberapa tahun terakhir Tuhan bangkitkan pujian-musik-penyembahan-tarian, ini adalah tanda bahwa masa anak bungsu pulang ke rumah. Di seluruh dunia ada kebangkitan rohani, dan orang-orang yang hidupnya di luar Yesus kembali dalam jumlah besar-besaran.

Mengapa sulung tidak diundang? Karena sulung tidak bisa basuh kaki adiknya.
Sulung lihat tumit bungsu yang remuk, yang pernah dengan licik mengambil harta Bapanya, dan kemudian menghambur-hamburkannya; dan sulung tidak bisa mengampuni adiknya !

Tradisi di Israel/ timur tengah jika ayah mengadakan pesta, maka untuk menghormati tamu dia harus tempatkan anak sulungnya sebagai pemimpin pesta: menyambut tamu, menyiapkan segalanya. (Event Organizer)

Dalam cerita sulung tidak bisa terima jika bapak adakan pesta bagi bungsu. Maka timbul dilema bagi Bapa: apakah harus jadikan Sulung sebagai pemimpin pesta, atau biarkan dia berada di luar. Karena jika Sulung marah, maka dia siapkan pesta dengan asal-asalan dan tidak segenap hati, maka dia bisa mengacaukan pesta.

Kesanggupan kita menerima orang lain yang kita anggap tidak layak diterima, akan membuat kita jadi sulung yang terhormat dalam kerajaan Bapa. Tapi jika kita tidak setuju dan tidak rela, itu seperti memaksa Bapa berkata: “kerjalah di luar dan biarkan kami pesta !”
Banyak anak-anak Tuhan tanpa disadari memaksa Tuhan supaya tidak mengundang kita dalam pestaNya karena kita berkata: tidak mau, tidak bisa, tidak layak, tidak boleh.
Dan semua kemarahan kita akan membuat kita tertinggal di luar dalam kemarahan.

Kerinduan hati Bapa yang terbesar adalah ingin membawa semua kita pada posisi yang paling terhormat. Tapi posisi itu hanya terjadi jika sikap hati kita berkata: “Sekalipun mereka tidak layak, jika Engkau perintahkan tolong – kita tolong, jika Bapa suruh berkati – kita berkati.” Tanpa kita menilai apapun, kita hanya merefleksikan keinginan Bapa dalam kehidupan kita.

Saat orang mengangkat tumitnya, orang itu bisa begitu jahat, sombong, begitu melukai kita, itu karena iblis sedang meremikkan tumitnya ! Jika kita injak, maka akan tambah hancur.
Sebaliknya jika kita mau membasuh dan rawat tumit itu dengan handuk kita, maka kita jadi sulung yang luar biasa !

Yesus bahkan membasuh kaki Yudas yang akan mengkhianati Dia beberapa saat kemudian dengan cara yang licik dan beracun! Artinya Yesus masih coba memberi kesempatan terakhir kepada Yudas.

Bukan masalah apakah tindakan membasuh tumit kaki saudara kita yang remuk berhasil atau tidak. Biarkan Tuhan yang atur ! Bagian kita: biarkan handuk kita tetap available dan terbuka bagi semua saudara ! Jangan simpan kemarahan kepada siapapun: lepaskan, gantung semua di kayu salib ! Gunakan energi kita untuk hal lain yang lebih berguna.

Ada hal-hal yang tidak bisa kita atasi: jangan dipikiri, singkirkan, balikkan hati ke Tuhan, ucapkan syukur ! Terlalu banyak hal yang bisa kotori hati kita – gunakan handuk kita untuk basuh hati kita sendiri, dan kemudian gunakan untuk membasuh kaki saudara lain yang remuk.
Jangan bersifat pendendam ! Jangan suka balas menyakiti ! Bukan begitu sifat anak-anak Tuhan dan cara-cara kerajaan Tuhan.
Kekuatan kita: saat ada orang salah. Luka, remuk – mari kita TUTUP, jangan dibuat meletup !

Ucapkan syukur untuk apapun, nikmati, daripada menimbulkan masalah dan tumit kita remuk.
Mari gunakan handuk dalam hidup kita, artinya setiap kali ada yang membutuhkan dan luka: balut ! Bahkan hati kita sendiri. Jika kita mengerti ini kita akan jadi sulung yang ajaib!
Yang orang lain tidak mau – kerjakan! Seberapa yang Tuhan minta kita kerjakan – kerjakan dengan segenap hati – ini adalah kekuatan berita Paskah !

Kuasa pengampunan
Contoh kedua: Mat 18: 21-35
Kenyataan yang harus kita waspadai: Orang yang hutang 10 ribu dan diampuni raja – ketika menindas temannya yang hanya hutang 100 dinar – maka pengampunan yang pernah diberikan itu itu DICABUT kembali !

Jika kita tidak ada pengampunan, memaafkan dan memberkati siapapun yang menganiaya kita, maka itu akan ditimpakan juga kepada kita. Karena itulah keadilan Tuhan !

Karena Tuhan beri pengampunan yang besar – jika kita tidak pakai handuk untuk mengampuni orang lain dan malah menggunakan pedang kita, maka Tuhan akan menggunakan pedangNya juga.

Pesan Tuhan hari ini :
  1. Gunakan lenan dalam hidup kita, jangan kejar siapapun untuk melukai atau menjatuhkan. Ingat teladan Tuhan: Dia yang tidak berdosa dibuat jadi berdosa karena kita. Jika kita mengerti, maka anugrah pengampunan Tuhan akan tetap luar biasa buat hidup kita !
  2. Jadilah sulung yang mendapat perkenan Tuhan, dan ditempatkan di tempat terhormat oleh Tuhan

Lenan / handuk adalah jiwa besar yang harus kita punya. Kasih yang murni bukanlah kasih yang posesif. Sering kita posesif bukan karena kasih, tapi karena hawa nafsu.
Yohanes Pembabtis punya 2 murid terbaik. Saat Yesus lewat, dia suruh mereka ikut Tuhan. Dia sadar waktunya sudah habis, dia harus makin berkurang dan Tuhan makin bertambah, dan murid-murid terbaik itu lebih baik berada dalam tangan Tuhan Yesus.
Mengasihi artinya mencarikan yang terbaik bagi yang dikasihi, bukan hanya kontrol !


link MP3 khotbah (pilih salah satu) :

Sunday, April 1, 2012

Menjadi Pelaku - Bukan Pendengar - Petrus Agung - 1 April 2012

Minggu 1 April 2012
Menjadi Pelaku – Bukan Pendengar
Petrus Agung

Cinta yang Tuhan berikan buat kita: Seperti Tuhan melihat anak burung yang jatuh, Tuhan suka dan ambil dengan seijin Bapa. Kita bukan dijadikan mainan hanya untuk memuaskan kesenanganNya. Tapi dia akan rawat kita dengan yang terbaik, obati, beri kita makan hingga kita sembuh.
Dan saat sembuh Dia akan lepaskan kita terbang menuju destiny kita.
Cinta Tuhan yang murni: Yoh 3:16
Cinta selalu adalah pengorbanan tanpa pamrih, memperpanjang umur, memberikan kita hidup yang kekal bersama dengan Tuhan.
Kita harus bersyukur setiap hari, karena hanya ada 2 pilihan: anak Tuhan atau anak setan.

Yak 1:19-27
Ay 27 – Apapun yang kita kerjakan untuk menolong yang menderita bukanlah kegiatan sosial, tapi itu adalah ibadah yang murni dan yang tidak bercacat, dan menyukakan hati Tuhan.
Jangan pernah capek menolong orang yang berkesusahan. Karena saat kita capek untuk menolong dan ingin berhenti menyalurkan berkat, maka akan segera kering, dan ganti jadi orang yang butuh pertolongan.
Kalau boleh minta ditambah anugrah, kepercayaan dan kapasitas kita, sehingga bisa menolong orang yang kesusahan lebih banyak lagi.

Ay 22 – Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.

Dalam ayat ini ada 3 kata yang harus kita perhatikan:

1. Pendengar. Dari kata akroatēs (G202 ἀκροατής = hearer) Artinya seperti seorang mahasiswa yang duduk di ruang kuliah untuk sekedar absen, tetapi tidak tahu apa materi kuliahnya. (not for credit, but just for audit)

Hanya menjadi pendengar adalah sangat merugikan, karena Alkitab adalah hukum yang sempurna – yang mampu mengubah kehidupan, nasib, destiny, dan banyak hal lain dalam hidup kita.
Jika kita sekedar mendengar, sekedar hadir, dan sekedar membaca Alkitab – tanpa minta diajari Roh Tuhan untuk singkapkan apa yang Tuhan mau sampaikan – seperti membuang berkat yang bisa merubah kehidupan kita.

Tuhan mau saat kita dengar sesuatu – kita juga belajar mencerna, minta Roh Kudus ajari bagaimana aplikasinya dalam hidup kita – menjadi rhema dan tuntunan dalam hidup kita, sehingga kita bisa tahu apa yang harus kita kerjakan.
Tuhan mau semua kita mengalami apa yang Tuhan ajarkan, dan bisa menangkap isi hatiNya.
Setiap kali Firman disampaikan atau membaca Firman Tuhan: berdoa dan minta Roh Tuhan bicara, ajari, supaya Firman itu menjadi rhema dan tuntunan bagi kita, sehingga kita tahu apa yang harus kita kerjakan. Saat kita tidak minta tuntunan Roh Tuhan, sehingga walau bertahun-tahun baca Alkitab, kita tidak pernah cukup dewasa, apalagi mengerti dan memahami yang Tuhan mau.

John Avanzini suka membeli buku best seller, kemudian membacanya dengan mempersiapkan Alkitab. Dia berhasil menemukan bahwa hampir di setiap halaman terdapat statemen yang berasal dari Firman Tuhan. Artinya semua yang seolah-olah orang tertentu temukan – sudah ada di Alkitab.
Jangan hanya jadi pendengar, hanya sekedar hadir, tapi usahakan ambil dan serap ilmunya.
Bahkan dari orang-orang yang hebat dan lebih tua, jangan minder, coba bergaul. Jangan hanya dengar, tapi serap apa yang dia punya.

Cara kita menyerap Firman: lambatlah untuk marah, artinya harus rendah hati.
Orang yang mudah marah tidak pernah bisa belajar.
Saat kita bisa kendalikan kemarahan – kita akan cepat belajar.

Banyak tokoh Alkitab yang menjelang kehancurannya tidak bisa mengendalikan amarahnya: Kain, Saul, Uzia
Amarah adalah reaksi paling buruk dalam menghadapi apapun. Karena amarah adalah bentuk kesombongan yang meledak, dimana kita tidak bisa lagi kendalikan rasio dan emosi kita sendiri.
Amarah adalah bukti bahwa:
  • Kerohanian kita tidak memadai untuk menaklukkan daging/ jiwa kita.
  • Kerendahan hati kita tidak memadai
  • Kita kurang rendah hati dan kurang bisa menguasai diri

Ada kemarahan yang ilahi, tapi sebagian besar amarah yang ada pada kita adalah amarah yang manusiawi sekali. Dan jika kita umbar dan biarkan berlarut-larut maka akan merugikan hidup kita.
Mari belajar memadamkan dengan cepat setiap percikan amarah dalam hidup kita karena Alkitab bahwa itu tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Tuhan !

Semua orang yang membiarkan amarahnya menguasai dirinya – pada ujungnya tidak akan menghasilkan apapun yang baik. Orang yang pemarah gampang dijatuhkan dan ditandai setan. Begitu marah, bicaranya kacau, dan setan tunggu hingga perkataan kita – dan dituntutkan kepada kita berdasar perkataan kita sendiri.

Orang yang pemarah memerlukan biaya sosial yang tinggi, tidak ada orang yang ingin mendekati kita, bukan karena takut – tapi karena malas berurusan dengan kita.
Pemarah umumnya tidak sadar bahwa dia pemarah.
Sebaik-baiknya kita, bahkan kalau kita bela kebenaran dengan cara kemarahan, maka itu tidak mengerjakan kebenarannya dihadapan Allah.

Ay 21 – Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.

Kalau kita dapat firman – firman itu akan masuk ke hati kita. Periksa reaksi kita, karena belum tentu Firman itu cocok dengan daging kita.
Jika kita bereaksi dengan marah, itu seperti menolak dan mencungkil firman itu keluar.
Jika kita bereaksi dengan lemah lembut, maka Firman itu sanggup menyelamatkan jiwa kita.
Secara roh kita dibenarkan Tuhan, tapi di daging kita pergulatannya masih panjang: pikul salib setiap hari, sangkal diri
Yang Tuhan mau: Firman dimasukkan ke hati kita, bagian kita menerima dengan lembut, menjadi tanah yang paling subur bagi setiap perkataan dan benih Tuhan.

Tuhan ingin kita semua menjadi orang yang mengalami apa yang Dia ajarkan, dan dapat menangkap isi hati Tuhan.

2. Pelaku. Dari kata poiētēs (G4163 ποιητής = performance) – dari kata ini keluar kata poet (puisi) dalam bahasa Inggris.
Menjadi pelaku Firman seperti orang membaca atau menulis sebuah puisi
Jika kedua kata di atas digabungkan: Untuk kita mengerjakan apa yang Tuhan perintahkan selalu ada seninya, karena sama dengan orang menulis puisi.

Tuhan itu mempunyai cara yang ajaib, beda dan tidak pernah monoton, mengayun dari jaman ke jaman. Setiap kali puisi Tuhan keluar - tangkap keindahannya, karena setiap kali munculnya beda. Karena jika selalu sama, maka akan terbaca oleh setan.
Saat kita menjadi pelaku Firman, kita akan “berpuisi” dan bersahut-sahutan dengan Tuhan dan menghasilkan lawatan yang dahsyat !
Contohnya Musa lihat Kemah Pertemuan diatur Tuhan dengan sempurna dengan seni tingkat tinggi, bezaleel diberi roh keahlian. Pekerjaan kita, cara kita komunikasi dengan orang lain – semua ada seninya.

3. Menipu diri sendiri. Dari kata paralogizomai (G3884 παραλογίζομαι = misreckon) Artinya miskalkulasi, salah perhitungan
Cara Tuhan adalah gabungan ketiga kata di atas :
Jika kita mendengar apa yang Tuhan katakan, maka kita harus belajar mencerna, tanya Roh Kudus bagaimana penjelasan firmannya. Ketika dijelaskan kita akan tahu cara mengerjakannya. maka kita akan dpt rhema secara pribadi maka seni / cara Tuhan bisa aneh2 & ajaib

Contoh jika kita butuh rumah, kemudian ada Hamba Tuhan yang akan doakan orang yang butuh rumah, kemudian tanya Tuhan apa yang harus kita lakukan (bukan pendengar – tapi pelaku). Nanti Tuhan akan buat solusi yang ajaib.
Bagi orang yang logis / matematis caranya adalah mengumpulkan uang lebih dulu.
Bagi pelaku Firman, tanya dulu caranya, ukur ukuran iman kita. Misalnya ambil brosur kemudian injak. Saat meninjau ke perumahan ternyata pemilik perumahan adalah teman lama yang pernah hutang ke kita, dan tiba-tiba rumah yang diingini menjadi miliknya.
Cara satu orang dengan orang yang lain beda! Itu seninya!

Semakin banyak kita mengalami Tuhan, kita akan tahu ukuran iman kita, kekuatan manusia roh kita, pengalaman dengan Tuhan seperti apa, sehingga kita bisa hitung persis dan tahu siapa kita sebenarnya.

Kata meng “imani” - seperti memaksa iman kita keluar.
Padahal iman timbul dari pendengaran akan rhema Kristus.
Kita dengar Firman sampai keluar Rhema, itu menciptakan Iman. Iman ini akan menciptakan kreativitas dimana kita bertindak. Tindakan itulah yang akan menghasilkan sesuatu yang ajaib.

Tuhan ingin kita berkembang dan tumbuh dengan sehat, bertumbuh step by step atau cepat, jangan sampai kita miskalkulasi / salah hitung dengan kekuatan iman kita. Cara agar kita tidak miss-kalkulasi, kita harus berpuisi dengan Tuhan, kerjakan dan mengalami Tuhan

Setiap kali terima Firman, minta Rhema untuk menangkap yang Tuhan mau. Tuhan akan bicara sampai kita mengerti. Asal kita jujur dan terbuka dan mau terima apapun pernyataan Tuhan. Ini adalah bagian proses kita jalan dengan Tuhan hari demi hari.

Jika kita tidak dapat rhema dan hanya kotak-katik firman Tuhan – sangat berbahaya. Karena selalu ada faktor X yang harus diperhitungkan, yaitu Tuhan sendiri.
Sikap hati kita harus selalu memperhitungkan apa yang Tuhan kehendaki (Yak 4: 15)
Jika kita beriman dan tahu bahwa itu dari Tuhan – ada ketenangan di dalam yang dari Tuhan sendiri.

Ay 25-27 Jika kita kerjakan step-step tadi, maka apapun yang kita kerjakan akan diberkati sampai berkelimpahan. Maka ayat 27 akan terjadi: bisa mengunjungi dan memberkati orang yang membutuhkan, dan itu adalah ibadah yang murni dan tak bercacat.


Ada 2 macam orang tua extrim:
  1. Dulu susah – tidak rela anaknya bahagia
  2. Dulu susah – tidak boleh anaknya susah, anaknya diberkati berkelimpahan.
Tuhan adalah tipe yang kedua. Maka jangan curiga terhadap Tuhan !

Persepuluhan adalah untuk membuka tingkat langit, menghasilkan iklim terbaik, hujan terbaik, juga untuk menghalau segala belalang pelahap.
Tapi ini saja tidak cukup, karena tanpa menabur yang tumbuh hanya rumput
Jika kita hanya menabur, tidak ada jaminan kondisi yang baik
Maka kita perlu jaminan untuk “iklim yang baik” dengan mengembalikan persepuluhan, dan juga menabur sehingga bisa menuai buahnya


link MP3 khotbah (pagi):

link MP3 khotbah (sore):

link MP3 Gabungan pagi dan sore (rhema FM):