Saturday, November 23, 2013

Wadah yang Besar 2 – Petrus Agung – Jumat, 15 November 2013

Jumat, 15 November 2013
Wadah yang Besar 2
Petrus Agung

7 Hal yang harus dilakukan supaya kita jadi besar
1. Kita harus punya visi/ target yang jelas dan besar
Manusia di desain dengan sebuah tujuan, dan tujuan Allah itu melekat dengan kehidupan kita.

Berfirmanlah Allah: " Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan- ikan di laut dan burung- burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi. " (Kej 1: 26)

Cerita: Seorang menteri yang mengunjungi sebuah desa menggunakan helikopter, tapi tidak tahu alamatnya. Akhirnya dia turunkan heli di alun-alun kota, lalu tanya kepada orang yang ada di situ.

Biasanya Tuhan tidak berkenan dengan target kita, karena target kita terlalu kecil dibanding target Tuhan. Minimal kita harus mempunyai target, karena manusia di desain untuk hidup dengan tujuan.

Contoh: P Agung di bandara Changi Singapura. Saat ke toilet, di urinoir ada stiker lalat. Tujuan stiker itu supaya saat seseorang buang air, maka ada target, sehingga urinoir lebih bersih.

Manusia harus diberi target, jika tidak, maka akan melebar kemana-mana dan tidak fokus

"Ngglinding wae" adalah sikap hati menyerah kepada Tuhan. Tapi ada rambu-rambu yang Tuhan katakan kepada kita, diantaranya adalah visi yang Tuhan berikan. Tanpa visi umat binasa.

Where [ there is ] no vision, the people perish (Ams 29: 18a, KJV)

Ilustrasi: Yesus adalah gembala, kita domba-dombanya. Beda antara penggembala domba dan bebek: gembala domba berjalan di depan kawanan, gembala bebek berjalan di belakang. Artinya gembala domba punya visi/ target ke mana dia akan menuju.

Contoh memasang target: Sebuah warung dengan omset 200 ribu, naikkan targetnya jadi 400 ribu.

Target yang baru membuat kita temukan hal-hal baru, membuat kita bergerak dan muncul kreativitas.

Sebagian orang Kristen kurang peka. Jika hanya mengandalkan suara Tuhan seperti nabi, maka akan jadi masalah. Mulai buat target yang jelas! Saat kita berhasil meraih suatu target, maka ukuran iman (measure of faith) kita akan naik dan bertambah.

Orang-orang yang hidupnya berhasil, hidupnya punya tujuan dan target yang jelas.

Saat kita tetapkan target sesuai ukuran iman kita, ujungnya Tuhan akan beri kita jauh lebih dari yang kita pikirkan dan doakan. Tuhan memberikan “jauh lebih”, bukannya “berbeda”. Misal jika target kita 10, Tuhan bisa berikan 1000. Seringkali kesanggupan kita untuk menetapkan target kita melihat target sering kurang besar.

Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, (Ef 3: 20)

Hab 2: 2-3
Ay 2: that he may run that readeth it (Hab 2:2b,KJV). Visi yang tertulis dengan jelas membuat kita lari.

Jika menteri di kisah di atas punya GPS, maka tidak perlu menurunkan helikopternya untuk bertanya.
Ay 3: Semua janji Tuhan akan Tuhan berikan pada kita dengan cepat!

Alkitab mengisahkan bahwa Tuhan Yesus menanyakan target dari beberapa orang:
Bartimeus yang buta, mengemis di pintu kota Yerikho. Saat dia dengar Yesus lewat, teriakannya: "Yesus anak Daud", artinya menyebut Yesus sebagai Mesias. Dia tidak memanggil "Yesus orang Nazaret" seperti yang disebutkan orang lain, karena di Nazaret Yesus tidak lakukan mujizat apapun.
Saat bertamu, Yesus tahu bahwa Bartimeus buta, tapi bertanya: "apa yang kamu mau Aku perbuat"
Jawaban Bartimeus adalah tujuan/ targetnya.

Kita harus mampu mengelola secara roh apapun yang kita dengar. Jika kita tidak mampu melakukannya, maka hidup kita akan sangat terpengaruh orang lain.

Kisah orang yang 38 tahun sakit di tepi kolam Betesda. Yesus berbelas-kasihan, menghampiri, dan bertanya: "maukah engkau sembuh?"

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. (Mat 7: 7)

Langkah praktis:
  • Buat target yang jelas
  • Buat pembukuan yang baik, sehingga kita tahu pasti berapa berkat Tuhan yang kita terima.

2. Kita harus punya diversifikasi kerja : lebih dari satu pekerjaan
Untuk bisa memegang/ meng-handle uang dalam jumlah besar, kita harus belajar dari raja Salomo.
Kita harus punya diversifikasi kerja:

Kita harus punya sumber pemasukan, bisnis, pekerjaan lebih dari satu, dan jangan hanya satu.

Cukup 2 yang kita handle/ tangani sendiri hari demi hari. Untuk sumber penghasilan yang lain, biarkan uang yang bekerja buat kita, artinya usaha tersebut stabil dan bisa berkembang tanpa kita urusi hari- demi hari. Misalnya: investasi, tabungan jangka panjang, properti, saham yang stabil, emas, dll.

Taburkanlah benihmu pagi- pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua- duanya sama baik. (Pkh 11: 6)

Ayat di atas berbicara tentang 2 pekerjaan. Jika kita hanya punya 1 pekerjaan, maka pertahanan kita hanya 1 lapis. Begitu rusak, dampaknya akan parah.

Kisah bendahara yang tidak jujur. Saat bendahara ini akan dipecat, dia memanggil orang-orang yang berhutang pada tuannya, lalu memotong hutang mereka. Dari jenis hutangnya, kita tahu bahwa tuan itu punya bisnis minyak dan gandum.

Berikanlah bahagian kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang, karena engkau tidak tahu malapetaka apa yang akan terjadi di atas bumi. (Pkh 11: 2)

Jangan menyimpan dana milik kita di satu tempat/ bank yang sama.

Don't put all your eggs into one basket (@Warren Buffet)

Bagaimana mungkin satu orang dapat mengejar seribu orang, dan dua orang dapat membuat lari sepuluh ribu orang (Ul 32: 30a)

Ini adalah multiplikasi. Minta Tuhan berikan roh kreativitas, sehingga kita bisa mendapatkan 2 pekerjaan atau lebih. Saat mulai sukses, simpan/ investasikan hasilnya di beberapa tempat.

Contoh: Menyimpan uang di mata uang lokal dan luar negeri, sehingga dalam kondisi ekonomi apapun, kita bisa tetap tenang dan stabil.

Kej 41: 34-36 – Berdasar mimpi Firaun, Yusuf menyusun rencana untuk mengelola hasil pertanian di masa subur. Rakyat Mesir tidak tahu cara menghadapi bencana kelaparan.

Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya, tetapi kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar. (Ams 13: 22)

Rencana Yusuf untuk masa depan: menyimpan 20% dari apa yang di dapat.
Tindakan menyimpan 20% dari pendapatan kita dengan disiplin, akan memungkinkan kita menyambar peluang/ kesempatan yang tiba-tiba muncul.

Kej 47: 24 – Cara Yusuf mengelola penyimpanan gandum.
Saat kondisi sudah habis-habisan, dan mau menanam pada musim yang baru, Yusuf tetap meminta 1/5 bagian untuk Firaun. Sedangkan 4/5 bagian untuk benih dan dikonsumsi.

Saat semua hal di atas kita lakukan, maka hidup kita akan stabil walau ada goncangan

3. Waspadai jumlah investasi
Hindari investasi dalam jumlah yang jika mengalami kegagalan/ kerugian kita tidak akan sanggup menanggungnya.

Contoh: Seseorang yang menabung dan hidup berhemat selama puluhan tahun hingga tabungannya banyak. Suatu kali dia ditawari dan tergoda untuk ber-investasi di forex, dan semua tabungannya di-investasikan. Dalam waktu 2 minggu semuanya habis. Dia shock, lalu stroke. Suatu pagi dia terjatuh dan meninggal.
Jangan terlalu/ over optimis, karena semua hal ada resikonya

Pkh 5: 9-15
Tuhan mau memperbesar kapasitas kita, tapi tujuannya bukan supaya kita cinta akan uang atau kekayaan, karena ujungnya kita tidak pernah akan puas.

Here's a piece of bad luck I've seen happen: A man hoards far more wealth than is good for him. And then loses it all in a bad business deal. He fathered a child but hasn't a cent left to give him. (Pkh 5: 13-14, MSG)

Seseorang menimbun kekayaan begitu banyak, tetapi kehilangan semuanya dalam sebuah kesepakatan bisnis yang buruk. Akibatnya tidak ada simpanan untuk anak cucunya.

4. Bedakan antara roti dan benih
Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu. (Pkh 11: 1)

Berkat yang Tuhan berikan kepada kita sebagian benih, dan sebagian roti. Kita harus bisa bedakan antara benih dan roti, mana yang untuk menghidupi keluarga dan mana yang untuk ditabur. Orang yang melemparkan roti adalah orang yang tidak bertanggung-jawab kepada keluarganya.

Melempar roti ke air artinya: dana yang seharusnya dipergunakan untuk makan/ menghidupi keluarga, tapi digunakan untuk menabur

Tuhan tidak suka memeras uang kita, dan Tuhan tidak mau anak-anakNya miskin karena memberi persembahan.

Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah- buah kebenaranmu; (2Kor 9: 10)

Setiap kali kita menerima berkat dari Tuhan, sebagian untuk benih dan sebagian untuk roti.

Kesalahan orang Mesir: membeli gandum untuk konsumsi, tapi tidak untuk dijadikan benih.

Semua persembahan dan perpuluhan di Jki Injil Kerajaan masuk kas gereja. Penghasilan pendeta JKI dari gaji. Tapi karena belajar dan terbiasa menabur, hampir semua pendeta JKI punya rumah dan mobil sendiri.

Kita tetap harus terus menabur, karena tanpa menabur maka tanah hidup kita akan tandus. Menabur adalah rahasia hidup diberkati. Tapi kita harus mengamankan hidup (roti) bagi keluarga kita.

Kej 47: 19 – Di saat semua milik mereka sudah habis, barulah orang Mesir sadar dan meminta benih.

Roti tidak untuk dilemparkan ke ladang, apalagi ke air!

Banyak anak pendeta kepahitan kepada orang tuanya, karena orang tuanya kurang memenuhi kebutuhan keluarganya.

P Agung berharap tidak ada jemaat yang gunakan dana kebutuhan makan keluarga untuk red carpet. Red Carpet adalah perintah Tuhan, dan mengajari untuk melatih dan memperbesar iman kita. Tapi kita tetap harus memberi makan keluarga kita dengan baik.

5. Waspada terhadap hawa nafsu kita (1 Yoh 2: 16-17)
For all that is in the world—the lust of the flesh, the lust of the eyes, and the pride of life—is not of the Father but is of the world. (1 Yoh 2: 16, KJV)

Kita harus mewaspadai hal-hal berikut, karena bukan berasal dari Allah:
  • Hawa nafsu daging = the lust of the flesh : hidup enak dan bermewah-mewah, kedagingan.
  • Hawa nafsu mata = the lust of the eyes : tidak bisa menahan diri terhadap barang-barang dunia.
  • Keangkuhan hidup : sombong.

Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang (1Tim 6: 10a)
Hidup kita harus seimbang. Saat berkat Tuhan turun kita harus waspadai apa yang kita lihat, yang kita ingini, dan kesombongan, karena semua itu bisa membuat kita jatuh dengan cepat.

Yak 4: 1-4 – Manusia butuh keseimbangan:
  • Kita harus kuat saat ada kesulitan hidup.
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? (Rm 8:35)

  • Tapi saat kita mengalami kemakmuran dan kelimpahan, kita juga harus tidak goyah.
And in my prosperity I said, I shall never be moved (Mzm 30: 6)

P Agung bertemu pemimpin gereja bawah tanah di China. Mereka tidak takut apapun: aniaya, disiksa, dipenjara, bahkan banyak yang jadi martir. Yang mereka takuti adalah: kemakmuran. Karena saat orang Kristen China makmur, dia meragukan apakah mereka tetap militan terhadap Tuhan.

Tuhan tidak mau berkatNya menghancurkan kita, maka kita tidak boleh cinta akan uang.

Jika keseimbangan di dalam kita rusak, dan kita merasa tertuduh, itu bisa menghancurkan kita.

Seorang fotografer olah-raga dari Afrika Selatan: Kevin Carter. Suatu hari dia pergi ke Sudan, lalu menyaksikan kelaparan di Sudan, lalu dia ambil fotonya. Foto-fotonya menunjukkan kelaparan yang parah di Sudan. Foto-fotonya mengusik nurani dunia, di-apresiasi baik oleh dunia.
Tahun 1993 dia mengambil foto seorang anak yang sekarat, dan ditunggui seekor burung pemakan bangkai. April 1994 dia dapatkan penghargaan pulitzer untuk foto itu. Saat dunia bertanya tentang nasib anak itu, Caarter tidak menyelamatkannya, hanya mengusir burung pemakan bangkai. Sampai hari ini tidak ada seorangpun tahu nasib anak itu. Orang berkata bahwa Carter menerima penghargaan atas kematian seorang anak itu, dan tidak berbuat apapun. Juli 1994 Kevin Carter bunuh diri karena depresi. Jika saat itu Carter selamatkan anak itu, bawa ke tempat pengungsian atau rumah sakit, maka dia akan jadi pahlawan, bukan sekedar fotografer.

Banyak anak-anak seperti di foto Carter yang membutuhkan berkat yang Tuhan beri kepada kita. Pencapaian terbaik kita di dunia, tidak menghilangkan tanggung-kawab kita sebagai anak Tuhan.

Saat Tuhan memberkati kita, kita harus selalu ingat tanggung-jawab, mandat dan visi kita untuk memberkati mereka yang membutuhkan.

6. Kita harus punya prioritas
Siapa suka bertengkar, suka juga kepada pelanggaran, siapa memewahkan pintunya mencari kehancuran. (Ams 17: 19)

Memewahkan pintu: gaya hidup borju dan pamer, akibatnya mengundang orang berbuat jahat terhadap kita. Lebih baik kita tampil wajar, karena kemewahan bukan untuk dipamerkan.

Selesaikanlah pekerjaanmu di luar, siapkanlah itu di ladang; baru kemudian dirikanlah rumahmu. (Ams 24: 27)

Kita harus tahu prioritas pertama. Lalu prioritas kedua. Manusia punya kebutuhan dasar: makan. Baru setelah itu rumah, dll.

7. Tuhan menjanjikan wadah berupa “lumbung” bagi kita
Kategori wadah dari terkecil hingga besar:
  1. Pundi-pundi / dompet.
  2. Tempayan
  3. Keranjang
  4. Lumbung

7.1. Level pundi-pundi
Mengacu pada kisah wanita yang membawa narwastu mahal, lalu dipecahkan untuk dan mengurapi Yesus (Mrk 14: 3-9).
Jika kapasitas kita adalah “pundi-pundi”, maka sikap kita hanya seperti Yudas yang mengkritik wanita tersebut. Kas rombongan Yesus dipegang Yudas, dan Yudas mencurinya. Yudas sebenarnya tidak berfikir tentang orang miskin.

Orang di level “pundi-pundi” punya banyak pendapat dan ide, tapi semua hanya untuk dirinya sendiri.
Karena semua untuk diri sendiri, maka di level “pundi-pundi” seseorang merasa kurang, sehingga harus mengambil bagian orang lain untuk dirinya.

Contoh orang di level “pundi-pundi”:
Ada pengusaha yang mengkritik red carpet. Menurutnya seharusnya tidak ke luar negri, tapi cukup ke Papua. P Agung jawab dengan memperkecil area: Jawa Tengah, lalu diperkecil lagi jadi kota Semarang, lalu diperkecil lagi jadi di dalam pabrik pengusaha itu sendiri. Saat ditanya apakah si pengusaha pernah memberitakan Yesus kepada pegawainya sendiri, ternyata dia belum lakukan. Bahkan pengusaha tersebut belum pernah ikut mendanai penginjilan. Saat benar-benar diajak penginjilan ke Papua, dia menghindar.
Jika pengusaha ini sudah melakukan penginjilan ke salah satu area, barulah dia berhak mengajukan keberatan/ protes.

Di level “pundi-pundi” seseorang mempunyai banyak teori dan pendapat, tapi sebetulnya tidak tulus.

Yesus memerintahkan kita memberitakan injil bukan bertahap dari area terdekat hingga terjauh, tapi semua dilakukan di saat yang bersamaan:

But ye shall receive power, after that the Holy Ghost is come upon you: and ye shall be witnesses unto me BOTH in Jerusalem, and in all Judea, and in Samaria, and unto the uttermost part of the earth (Kis 1:8, KJV)

7.2 Level tempayan
Mengacu pada kisah janda nabi yang minyaknya di lipat gandakan Tuhan (2Raj 4: 1-7). Pelipat-gandaan terhenti saat tempayannya habis.

Di level ini hidup kita cukup (just enough), hutang-hutang kita terbayar dan kita bisa hidup.

7.3 Level keranjang
Mengacu pada kisah “5 roti - 2 ikan”, Ada anak memberikan bekalnya, lalu Tuhan membuat pelipat-gandaan, semua orang makan sampai puas, dan ada sisa 12 bakul.

Di level ini kita belajar memberi, lalu Tuhan lipat-gandakan, sehingga kita mendapat lebih dari cukup (more than enough)

7.4. Level lumbung
Level ini menyebabkan terjadinya ledakan.

Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya. (Ams 3: 9-10, Msg)
Honor GOD with everything you own; give him the first and the best. Your barns will burst, your wine vats will brim over (Ams 3: 9-10, Msg)

Hormati Tuhan dengan semua yang kita miliki. Berikan padaNya yang terutama dan terbaik. Lumbung-lumbung kita akan penuh dengan cepat, dan pemerahan anggur kita akan melimpah.


Korespondensi:
antonius_fw@yahoo.com (email, YM dan FB);
@Antonius_FW (tweeter);
pin BB 24D0C381
WhatsApp – 085 727 868 064

Wednesday, November 20, 2013

Wadah yang Besar 1 - Petrus Agung - Kamis, 14 November 2013

Kamis, 14 November 2013
Wadah yang Besar 1
Petrus Agung

Dan seluruh orang banyak yang hadir di pintu gerbang, dan para tua- tua berkata: " Kamilah menjadi saksi. TUHAN kiranya membuat perempuan yang akan masuk ke rumahmu itu sama seperti Rahel dan Lea, yang keduanya telah membangunkan umat Israel. Biarlah engkau menjadi makmur di Efrata dan biarlah namamu termasyhur di Betlehem, (Rut 4: 11)

Tuhan tunjukkan bahwa mulai tahun ini, akan ada penggenapan nubuatan-nubuatan Tuhan dalam waktu singkat. KKR Bahtera Juli 2013 temanya "Kingdom Explosion". Dalam beberapa bulan Bahtera sudah menjangkau hampir seluruh dunia.
Saat ini Tuhan akan memberikan sebuah anugerah yang ajaib, dan p Agung merasa bahkan sebelum tahun ini berakhir sudah mulai terlihat hasilnya.

Penggenapan segala sesuatu akan terjadi dalam waktu lebih cepat dari yang kita duga.

Tuhan siap memberkati, tapi anak-anakNya perlu mempersiapkan bejana/ wadahnya. Karena Tuhan tidak pernah membuat mujizat pelipatgandaan sebelum “wadah”nya disiapkan.


Rut 1: 1-5
Rut = רוּת = rûth (H7327) = pertemanan
Boas = בּעז = bô‛az (H1162) = kecepatan yang ada dalam sebuah pergerakan
Betlehem = בּית לחם = bêyth lechem (H1035) = rumah roti
Elimelekh = אלימלך = 'ĕlîymelek (H458) = my God is King = Tuhanku itu Raja
Efrata = אפרתה = 'ephrâthâh (H672) = a place of fruitfullness = tempat yang sangat berbuah.
Menetap sebagai orang asing = גּוּר = gûr (H1481) = sojourn : juga berarti tenggelam (to shrink), ketakutan (fear), membangkitkan persoalan (to stir up trouble)

Kitab Rut sangat profetis karena ditulis oleh seorang nabi: Samuel.
Saat kelaparan, "my God is King" justru lari dari rumah roti dan tempat yang berbuah, untuk tinggal sebagai orang asing yang ketakutan, tenggelam dan dalam persoalan.

Jika kita sedang mengalami kesulitan, maka jangan keluar dari Betlehem

Banyak orang Kristen yang lari dari masalah. Dibutuhkan kesetiaan untuk membalikkan keadaan. Contoh: sepatu kita posisinya terbalik. Lalu kita tinggalkan begitu saja, maka sepatu tidak pernah alami pembalikan keadaan.

Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. (Rut 1: 21a)

Dari ucapan Naomi saat pulang dapat diketahui bahwa keluarga Elimelekh meninggalkan Betlehem tidak dalam kondisi miskin. Jika mereka setia dan tinggal, mereka punya potensi untuk membalikkan keadaan. 10 tahun kemudian Boaz jadi kaya raya. Itu artinya masa kelaparan tidak terlalu lama dan berlarut-larut.

Jangan tinggalkan Betlehem, jangan lari saat kita mulai merasa kekurangan dan kelaparan. Karena di tempat di mana kita tinggal, suatu kali akan turun berkat yang berkata:
menjadi makmur dan termasyur. Berkat itu diucapkan di Betlehem-Efrata, maka jika kita tinggalkan, kita tidak akan mendapatkan apa-apa.

Kesaksian
Setelah revival th 1980 an, ada masa surut, karena orang-orang kunci kegerakan meninggalkan Semarang untuk sekolah Alkitab ke berbagai kota dan negara lain. Kondisi ibadah dan keuangan PD Sangkakala semakin lama semakin berat. Ada hamba Tuhan dari Australia menawarkan beasiswa kepada p Agung untuk sekolah Alkitab di Perth, Australia. Tapi saat doa di bukit doa Getsemani, Tuhan melarang p Agung meninggalkan Semarang.

Banyak orang Kristen tidak mau bertahan dalam iman, karena yang dikejar bukan Tuhan, tetapi uang. Saat kita mengejar uang, kita akan mudah menyerah. Kita harus mengejar Tuhan dan kehendakNya. Saat kita kejar uang, kita akan alami kelaparan rohani.

Apapun yang terjadi, jangan pernah lari dan tinggalkan Tuhan, jangan mudah kecewa
Saat kita dengarkan apa kata Tuhan, hidup kita akan makmur dan termasyur

Kesaksian:
Di awal pernikahan p Agung hanya punya motor butut. Suatu hari p Agung mendoakan pengusaha Jakarta. Pengusaha ini mengirim barang dalam jumlah besar ke Amerika, tetapi perusahaan rekanannya tidak mau membayar. Selama 1 tahun urusan di pengadilan tidak ada hasilnya. Ternyata dia belum mengembalikan perpuluhan selama 3 bulan. Kemudian dia didoakan. Dalam waktu beberapa hari, si penghutang meminta maaf dan mau mengangsur hutangnya dalam 6 bulan.
Pengusaha ini kemudian akan mendirikan gereja, gedung sudah siap, dan dia meminta p Agung untuk menjadi gembalanya dengan berbagai fasilitas: rumah, mobil, gaji.
Tapi Tuhan ingatkan p Agung untuk tetap menggembalakan di Semarang, walau keluarga p Agung saat itu kesulitan keuangan, bahkan untuk makan harus bertamu ke orang tua dan saudara.
P Agung tidak pernah sesali semua itu, karena hari ini semua sudah luar biasa.

Butuh kesetiaan seperti Rut untuk membalikkan keadaan.

Kesaksian dari bu Ruth – Mahanaim:
Ayah kandung dari bu Ruth pemabuk, suka pulang malam dan memukul anak-istrinya. Bu Ruth pernah hampir diperkosa ayah kandungnya. Di suatu titik bu Ruth minta mamanya menceraikan papanya. Tapi mamanya menolak, karena sejak memutuskan kawin, dia memutuskan untuk setia dan menerima apa adanya, dan percaya bahwa Tuhan mampu merubah papanya.
Perkataan mama ini menanamkan benih kesetiaan pada bu Ruth.

Biarlah engkau menjadi makmur di Efrata dan biarlah namamu termasyhur di Betlehem (Rut 4: 11b)

Berkat dari tua-tua kota Betlehem itu ditujukan untuk Boas dan Rut. Ada sifat-sifat pada Boas dan Rut yang merupakan “wadah yang siap dan besar”, sehingga jika dikombinasikan akan menjadi alasan kuat bagi Tuhan untuk memberkati mereka. Semua ada di Rut pasal 2.






Hal-hal dari Rut yang harus kita miliki jika kita mau jadi wadah yang siap dan besar:
1. Rut memulai dari yang kecil, memungut dari yang tercecer
Di ujung cerita Rut jadi istri orang terkaya di Betlehem. Tapi dari awal Rut mau bekerja, bahkan dimulai memungut jelai yang tercecer.

Anugerah tidak bertujuan membuat kita jadi pemalas dan tidak melakukan apapun, tapi memberi kita kekuatan untuk melakukan apa yang Tuhan perintahkan.

Banyak orang ingin langsung jadi besar, tidak mau dari kecil, merasa terlalu hina untuk ambil sesuatu yang kecil. Ini menyebabkan banyak anak Tuhan kehilangan kesempatan yang Tuhan berikan.

Jika kita mulai bekerja dengan kesombongan, kita tidak akan pernah jadi besar
Jika kita mulai dengan kerendahan hati, ketekunan dan kerja keras, itu akan menjadi landasan yang kuat untuk menerima berkat Tuhan

Taurat mengatur supaya para penyabit menyisakan berkas-berkas yang tercecer untuk dipungut oleh orang-orang miskin. Ini berarti Rut rendah hati, mau mengakui bahwa dirinya miskin.

Tuhan sudah sodorkan berkat pada banyak anak-anakNya, tapi mereka merasa terhina dengan itu.

Berkat dari hal-hal kecil:
  • Wanita terkaya di China saat ini adalah pemimpin pemulung.
  • Menurut Ir Ciputra, enterpreneurship adalah mengubah sampah menjadi emas.

Rut tidak segan melakukan hal yang hina, paling rendah, paling kecil, dan itu dilakukan dengan tekun dan rajin. Hal ini diamati para pekerja Boas. Karakter seperti ini jarang dimiliki banyak anak Tuhan.

Orang yang gampang merasa terhina tidak siap jadi besar, karena kesombongan akan menjatuhkan kita dalam sekejap.
Mentalitas kerajaan adalah berani memulai dari bawah, dengan rendah hati, rajin dan tekun

Tokoh yang mengawali dari bawah:
  • Saat Israel menghadapi Goliat, yang muncul bukan ksatria besar dan hebat, tapi yang muncul hanya Daud yang berusia belia dan kecil.
  • Di saat Israel dalam kondisi genting, Tuhan datang kepada Gideon yang penakut
  • Karya penebusan Tuhan yang dahsyat dimulai dari kandang dan palungan yang hina dan kecil

Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya. (Ams 10:4)

Tangan orang rajin memegang kekuasaan, tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa (Ams 12:24)

Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh harta yang berharga. (Ams 12: 27)

Alkitab memuat banyak kisah sebagai rambu-rambu dan hukum, karena kepekaan setiap orang berbeda-beda dan terbatas, dan karunia kita tidak sempurna. Jika hukum-hukum itu kita langgar, maka akan menjadi masalah.

Jika kita tidak mau pungut apa yang tercecer, maka orang lain yang akan memungutnya.

Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia- sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan. (Ams 13: 4)

Rancangan orang rajin semata- mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa- gesa hanya akan mengalami kekurangan. (Ams 21: 5)

Seorang wartawan menulis tentang Madona secara detil, jadi
best seller dan jadi kaya raya. Padahal Madona tidak mau di wawancarai oleh wartawan ini. Wartawan ini menunggu dekat rumah Madona, sewa mobil box, dan memungut sampah Madona, sebelum mobil sampah datang. Dari sampah itu dia menganalisa dan bercerita tentang keseharian Madona.

2. Rut memiliki reputasi/ nama baik
Bujang yang mengawasi penyabit- penyabit itu menjawab: " Dia adalah seorang perempuan Moab, dia pulang bersama-sama dengan Naomi dari daerah Moab. Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas- berkas jelai ini di belakang penyabit- penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketikapun ia tidak berhenti. " (Rut 2: 6-7)

Kemurahan hati diberikan kepada Rut karena reputasi kerja, bukan karena pen-citraan. Pencitraan kita bisa rusak, tapi reputasi kerja kita akan kokoh.

Orang bisa fitnah kita dengan apapun, tapi tidak bisa menyangkal reputasi kerja kita

Seluruh orang Betlehem kenal reputasi kesetiaan Rut kepada Naomi (Rut 2: 11-12).
Artinya Rut punya 2 reputasi, dan reputasi itu melekat pada namanya:
  1. Pekerja keras – diakui oleh para pekerja Boas
  2. Setia – diakui oleh Boas dan seluruh penduduk Betlehem

Jika kita terkenal karena kerja dengan solid, jujur, benar (
correct); maka kemanapun kita pergi, etos kerja kita akan menggema. Jika kerja kita tidak beres, yang melekat adalah reputasi jelek, dan itu akan sangat menghambat kita. Bahkan saat berkat hampir kita peroleh, bisa lenyap karena reputasi kita jelek. Sangat sulit untuk mencari orang yang komitmen, setia, dan dapat dipercaya.

Ada orang yang kerjanya sangat baik. Saat akan memulai usaha sendiri, majikannya berusaha mempertahankannya sekuat tenaga. Tapi ada juga orang lain yang jika keluar dari pekerjaan justru menyebabkan banyak pihak bersukacita karena reputasi kerjanya buruk.

Jika saat ini reputasi kita buruk, mari mulai dari awal. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali!

Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas. (Ams 22: 1)

Orang-orang yang kerja tidak benar/
correct biasanya menyalahkan orang lain. Tapi jika kita berkali-kali pindah perusahaan dan kota, namun terulang hal yang sama, kemungkinannya kita super sial, atau kita tidak tahu diri. Jika kita berkali-kali mengalami kesialan sehingga orang lain tidak lagi percaya, maka kita harus bertobat dan minta Tuhan pulihkan hidup kita.

Nama yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal (Pkh 7: 1a)

Hal-hal dari Boas yang harus kita miliki jika kita mau jadi wadah yang siap dan besar:
1. Boas memiliki kemampuan human relationship yang luar biasa
Boas menyapa sambil memberkati pegawai-pegawainya yang sedang bekerja. Dan semua pegawai membalas salamnya dengan berkat. Boas bahkan makan bersama pegawainya, artinya hubungannya dengan bawahan baik.

Urusan bisa jadi baik atau jelek, hanya dari cara kita menyapa orang lain.
Kemampuan human relationship sangat menentukan kesuksesan kita.

Jika kita hanya dikenal sebagai orang yang mengerikan,
bossy, suka memerintah, suka menekan bawahan, maka kita akan habis.

Ada orang yang karakter dasarnya ceria dan gampang bergaul. Bagi mereka yang tidak memiliki karakter seperti itu, harus belajar dan memaksa diri bersikap akrab.

Ada orang-orang yang otaknya pintar, tapi human relationship jelek, maka semua jadi rusak.

Kesaksian saat kerusuhan Jakarta di Mei 1998
Seorang teman p Agung di Jakarta memiliki pabrik. Ayah teman ini karakternya buruk dan suka memaki karyawan, sehingga banyak karyawan yang membencinya. Tuhan berkata kepada orang ini untuk membuat rekonsiliasi dengan pegawainya. Semua pegawai dikumpulkan, diajak makan, dan kemudian dia meminta maaf atas semua kelakuan ayahnya.
Malam harinya 5 orang karyawan datang dan meminta maaf, karena mereka berencana membakar pabrik, motifasinya karena sakit hati. Rekonsiliasi itu meluluhkan hati mereka, bahkan mereka menjaga pabrik itu dengan nyawa mereka.

Jika kita ingin jadi besar, perbaiki human relationship kita.

Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah. (Ams 15: 1)

Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan. (Ams 15 : 2)

Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya! (Ams 15: 23)

Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang- tulang. (Ams 16: 24)

Jika kita ingin jadi besar, mari belajar berbicara dengan baik, santun, dan mengobati hati orang lain.

2. Boas mampu memonitor/ meng-inspeksi bisnisnya dengan baik
Inspect what you expect (@Edwin Lois Cole)

Kita harus mengerti yang terjadi hingga sampai level bawah, hingga sesuatu jadi seperti yang kita harapkan. Walau perusahaan begitu besar, tapi tetap harus temukan cara untuk meng-inspeksi hingga ke bawah.

Boas memiliki banyak pegawainya, tapi saat ada orang baru: Rut, Boas langsung mengetahuinya.

Lakukan pembukuan usaha dengan baik dan detil, sehingga semua kondisi termonitor

Jika kita bekerja pada orang lain, dan kita mengerti sebuah penyimpangan, kita harus memberikan informasi kepada atasan. Hal ini membantu untuk mengetahui kondisi sebenarnya.

Banyak orang yang perusahaannya besar, tapi anak-anaknya tidak tahu apa-apa, bahkan menggaji orang lain untuk jadi direktur. Maka keruntuhan perusahaan tinggal menunggu waktu.

Alkitab tidak mengatakan bahwa Rut cantik, mungkin penampilannya biasa saja, tapi punya karakter, dan itu yang menarik perhatian Boas.

Ams 27: 23-27
Kenallah baik-baik keadaan kambing dombamu, perhatikanlah kawanan hewanmu (Ams 27: 23)

Kita harus mengenali baik-baik: usaha, bisnis, pekerjaan, kantor kita.

Kalau rumput menghilang dan tunas muda nampak, dan rumput gunung dikumpulkan, maka engkau mempunyai domba-domba muda untuk pakaianmu dan kambing-kambing jantan untuk pembeli ladang, pula cukup susu kambing untuk makananmu dan makanan keluargamu, dan untuk penghidupan pelayan-pelayanmu perempuan. (Ams 27: 23-27)

Kenali semua usaha kita dengan baik, maka hasilnya akan luar biasa.

3. Boas mempunyai sikap yang benar / correct (Rut 3: 10-15)
Saat Rut meminta untuk ditebus oleh Boas, sikap Boas benar/ correct. Sebelum Boas ada 1 orang yang lebih berhak menebus Naomi dan Rut. Boas mendapati bahwa Rut spesial, memiliki reputasi luar biasa, dan siapapun yang menikahi Rut akan sangat diuntungkan. Tetapi Boas tidak langsung menebus Rut, tapi menawarkan lebih dulu pada orang yang lebih berhak.

Kebanyakan orang bekerja secara main sikat, walau itu jatah orang lain. Sikap ini tidak correct

Watak yang suka main sikat dan mengambil hak orang lain, akan menciptakan reputasi negatif. Reputasi negatif inilah yang akan menghalangi kita menerima berkat besar.
Manusia umumnya hanya bisa ditipu 1 atau 2 kali. Dengan teknologi komunikasi yang ada saat ini, reputasi jelek kita akan menutup banyak pintu berkat.

Contoh:
Lence Armstrong juarai tour de France beberapa kali. Saat diketahui dopping, seluruh medali dibatalkan. Selain itu semua kontrak iklan juga dibatalkan, karena perusahaan-perusahaan itu tidak mau dikaitkan dengan reputasi buruknya.

Kadang penjualan sebuah produk gagal bukan karena kualitas produknya, tapi karena reputasi buruk penjual/ salesnya. Contoh reputasi buruk: karakter buruk, pemarah, suka berhutang dimana-mana, suka membentur dan melukai banyak orang.

Sikap benar/ correct dan perduli terhadap orang lain perlu dilatih. Jangan ambil hak orang lain.

4. Boas bekerja cepat dan tidak suka menunda
Lalu kata mertuanya itu: " Duduk sajalah menanti, anakku, sampai engkau mengetahui, bagaimana kesudahan perkara itu; sebab orang itu tidak akan berhenti, sebelum diselesaikannya perkara itu pada hari ini juga. " (Rut 3: 18)

Orang yang bekerja dengan cepat karena ritmenya cepat.
Orang yang tergesa-gesa biasanya karena waktunya mepet/ sempit.
Orang yang suka menunda menumpuk pekerjaan yang akhirnya tetap harus diselesaikan. Akibatnya semua justru jadi berantakan.

5. Boas murah hati
Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: "Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya: "Pergilah, anakku." (Rut 2:2)

Rut awalnya mencari pekerja yang murah hati, lalu memungut gandum di belakangnya. Pekerja-pekerja Boas murah hati karena tuannya murah hati.

Orang-orang terkaya dunia punya beberapa kesamaan sifat, dan yang terutama adalah:
Mereka orang-orang yang murah hati, mereka memberi uang dan perhatian yang besar untuk menolong orang yang sedang berkesusahan dan tidak beruntung nasibnya.

Kita harus membiasakan diri untuk memiliki hati yang pemurah (a generous heart)

Mari belajar memberkati orang lain, walaupun kita belum punya lebih.

Kesimpulan:
  • Semua sifat terbaik di atas harus masuk ke hidup kita, hingga akhirnya mengembang luar biasa dan jadi besar.
  • Semua sifat di atas merupakan penyangga, seperti anggur yang memerlukan tiang untuk merambat dan bertumbuh. Jika anggur tanpa penyangga, akan terus di bawah dan bersentuhan dengan tanah, jadi kotor, busuk, tidak bisa dipetik buahnya.
  • Semua yang dibagikan hari ini merupakan pagar bagi kita.

Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. (Ams 11: 25)

Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang kejam menyiksa badannya sendiri. (Ams 11: 17)

Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka (Luk 6: 31)

Orang yang baik hati akan diberkati, karena ia membagi rezekinya dengan si miskin. (Ams 22: 9)

Biarkan semua sifat di atas menjadi watak kehidupan kita!

Besok: pembagian biji sesawi, pengurapan 1 demi 1.

Korespondensi:
antonius_fw@yahoo.com (email, YM dan FB);
@Antonius_FW (tweeter);
pin BB 24D0C381
WhatsApp – 085 727 868 064