Minggu,
03 Juli 2016
Menang
dari Mental Hidup Sebagai Korban
Rony
Tirtobisono
Ada perbedaan antara "menjadi korban" dan "hidup sebagai korban". Setiap orang pasti pernah menjadi korban: keadaan, keluarga, sahabat, rekan bisnis, dll.
P
Rony adalah anak ke-4 dari 7 bersaudara, lahir dari keluarga yang
berantakan. Semula keluarganya kaya, tapi kemudian jatuh miskin.
Karena tidak sanggup menanggung rasa malu pada banyak orang, papa
dari p Rony lari ke Kalimantan meninggalkan keluarganya. Sejak saat
itu ibu p Rony harus menanggung hidup 7 orang anak. Dulunya tidak
bekerja, sekarang harus bekerja. Kondisi ekonomi sangat berat.
Setelah
lulus SD, di usia 11 tahun p Rony memutuskan untuk berhenti sekolah
dan bekerja mencari uang untuk membantu ibunya. Kakak-kakak dan adik
p Rony tetap bersekolah. P Rony mulai dari pekerjaan sederhana, dan
penghasilannya diberikan kepada ibunya. P Rony adalah korban, tapi
tidak mau tinggal dan hidup sebagai korban, memilih untuk bangkit dan
melangkah, menerima kenyataan. Suatu hari p Rony bertemu kembali
dengan papa-nya, lalu beliau diajak pulang, dan ada rekonsilisasi.
Jangan
menghidupi dan tinggal sebagai korban
Kita
ditetapkan menerima kehidupan lebih dari pemenang
Jawab
orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang
menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan
sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului
aku." (Yoh
5: 7)
Orang
yang lumpuh 38 tahun di tepi kolam Betesda adalah korban. Suatu kali
Yesus datang dan bertanya maukah dia sembuh. Jawaban si sakit
menyalahkan orang lain dan keadaan. Sebenarnya selama puluhan tahun
lumpuh, dia terpelihara oleh Tuhan melalui orang lain yang memberinya
makan, tapi kebaikan itu tidak dilihatnya.
Orang
yang hidup sebagai korban selalu berharap kehidupannya menjadi
tanggung jawab orang lain
Sekalipun
pernah jadi korban, kita harus sadar bahwa kita harus mengerjakan
hidup kita
Sebab
seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri
demikianlah ia (Ams
23: 7a)
Ayat
di atas membuat p Rony berani melamar pekerjaan ke sebuah perusahaan
multinasional di Kudus, walau hanya lulusan SD. Ternyata p Rony
diterima.
Aku
datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan
(Yoh 10: 10b)
P
Rony Bekerja dengan totalitas, tidak memperhitungkan jam kerja. Dalam
waktu singkat p Rony mendapat promosi demi promosi. Tahun 2000 p Rony
diangkat menjadi General Manager salah satu anak perusahaan dengan
600 anak buah. Untuk menangani perusahaan ini, p Rony meminta hikmat
Tuhan, karena tidak mengerti apapun. Karena mengandalkan Tuhan, p
Rony memimpin devisinya selama 3 tahun, meraih sebagai devisi terbaik
dari sisi profit, cash
flow,
inventory,
dll.
Akhirnya
p Rony diangkat menjadi salah satu direktur, mendapat fasilitas luar
biasa, memimpin kurang lebih 26 perusahaan dengan 8600 karyawan dari
berbagai level pendidikan.
Cara
p Rony mengatasi masalah: mengajak staf yang beragama Kristen dan
Katolik untuk berdoa di ruang kerja. Ternyata hal ini membuat
berbagai masalah terselesaikan secara ajaib.
Selama
bekerja, p Rony juga melayani di gereja, mulai dari usher, terima
tamu, singer, WL, majelis, pendeta muda. Akhirnya Tuhan panggil p
Rony pada tahun 2007 untuk melayani Tuhan sepenuh waktu.
Suatu
hari p Rony mendapat ayat Fil 1: 29, dan ini terus berbicara selama
beberapa tahun.
Sebab
kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus,
melainkan juga untuk menderita untuk Dia
(Fil 1: 29)
Tahun
2013 tiba-tiba kondisi fisik p Rony menurun drastis. Awalnya
di-diagnosa kurang gizi. Beberapa waktu kemudian saraf motorik tubuh
bagian kiri ber-reaksi lambat. Setelah diperiksa, diagnosanya stroke
ringan. Beberapa saat kemudian bahkan pengelihatannya menurun.
P
Rony mencari info beberapa terapi, tapi selalu ada halangan.
Kadang
Tuhan tidak menyetujui tindakan kita, Tuhan bisa halangi, tapi
memberi jalan yang lain.
Setelah
di MRI, didapati ada tumor di otak p Rony sebesar 4 cm, dan itu
menekan syaraf-syaraf, akibatnya melemahkan tubuh bagian kiri. Jika
tidak di operasi, maka sewaktu-waktu bisa meninggal. P Rony tidak
siap di operasi dan pulang ke rumah.
P
Rony merasa hampir waktunya dipanggil Tuhan untuk pulang. Maka p Rony
berpesan 4 hal pada istrinya: jangan pernah kecewa mengiring Tuhan,
jangan takut karena p Rony tidak punya musuh, p Rony tidak punya
hutang, aset yang dimiliki hanya yang diketahui istrinya.
Setelah
semua pesan disampaikan, p Rony lalu menyerahkan hidupnya pada Tuhan,
siap untuk dipanggil, lalu mengucap syukur untuk semua kehidupannya.
Tiba-tiba p Rony mendapat pengelihatan bahwa langit terbuka dan
banyak malaikat yang menaikkan pujian. Beberapa saat kemudian
pengelihatan itu hilang, dan p Rony tahu bahwa dia tidak jadi Tuhan
jemput pulang.
Istri
p Rony segera memanggil semua majelis dan menyatakan siap di operasi.
Esoknya
saat ke rumah sakit, mobil terhadang macet parah. Secara ajaib ada
polisi yang memimpin mobil ps Rony menembus kemacetan dan sampai di
rumah sakit tepat waktu, di operasi, dan dipulihkan. Saat cek-up
tahun 2014 ternyata otak p Rony sudah hampir pulih total.
Dalam
setiap kelemahan kita, saat kita berserah pada Tuhan, maka
kasih-karuniaNya melingkupi dan memenuhi kita, sehingga kita menjadi
kuat di dalam Dia.
Korespondensi:
antoniusfw@facebook.com
(FB);
@Antonius_FW
(tweeter); pin BB 2A67038C
WhatsApp,
Line, 0878 3377 8822