Friday, November 18, 2016

The Ark of Covenant – John Avanzini – Minggu pagi, 13 November 2016

Minggu, 13 November 2016
The Ark of Covenant
John Avanzini

Ada berbagai teori tentang lokasi-lokasi Tabut perjanjian: Ethiopia, Mesir, bahkan Adolf Hitler mencarinya selama perang dunia 2.

Tabut perjanjian adalah ilustrasi dari perjanjian lama untuk sesuatu yang akan Tuhan lakukan di masa mendatang melalui Yesus.

Bil 25: 1-3
Bangsa Israel sudah berkeliling di padang gurun sekian lama. Kota Sitim dekat kota Yerikho, dan bangsa Israel tinggal di situ untuk waktu yang lama.

Sitim dalam bahasa Kasdim (Chaldean) salah satu artinya adalah pohon akasia. Pohon akasia adalah tempat penyembahan Baal-Peor. Israel melakukan dosa seksual yang mengerikan: ikut menyembah Baal-Peor. Allah tidak mau umatNya menyembah di sekelompok pohon.

Kel 34: 12-13

Dalam perjanjian lama orang-orang harus mengalami rangsangan secara fisik (stimulasi) untuk merasa mereka datang kepada Allah. Tapi semua orang yang lahir baru, rohnya seharusnya dikobarkan oleh Firman Allah.

Kita harus menyingkirkan hal-hal yang kekanak-kanakan, tapi mulai makan-makanan keras

Janganlah engkau menanam sesuatu pohon sebagai tiang berhala di samping mezbah TUHAN, Allahmu, mezbah yang akan kaubuat bagimu. (Ul 16: 21)

Alkitab bercerita tentang 3 Tabut (
ark)

1. Bahtera Nuh (
Noah ark) – dibuat ari kayu gofir

Saat banjir Tuhan perintahkan Nuh masuk ke dalam bahtera, saat banjir kering, Allah perintahkan Nuh keluar dari bahtera. Jika salah satu anak Nuh tidak mau keluar, maka akan ada suku-suku yang tidak pernah ada di bumi.

Jika kita tetap tinggal di dalam bahtera, kita akan kehilangan apa yang Tuhan sediakan bagi kita
Kita harus lupakan masa lalu yang baik dan buruk, karena di dalam Tuhan selalu ada yang lebih baik

Tidak perduli sebaik apa masa lalu, kita harus terus melangkah bersama Tuhan. Akan ada waktunya mujizat-mujizat terjadi: buta dicelikkan, lumpuh berjalan, dll.
Kita tidak melayani Allah yang hanya punya hari baik di masa lalu, tapi kita melayani Allah yang menyediakan hal yang lebih baik di masa depan.

2. Keranjang Musa (
Moses ark)
Terbuat dari gelagah, untuk menyelamatkan Musa dari pembunuhan bayi di Mesir

3. Tabut Perjanjian (Ark of Covenant)

Tabut Perjanjian dibuat dari kayu akasia. Kayu ini juga digunakan untuk penyembahan Baal-Peor.
  • Kayu akasia: melambangkan manusia yang terhilang tanpa harapan.
  • Kayu dibentuk menjadi Tabut: menggambarkan orang berdosa.
  • Disalut emas murni: melambangkan kebenaran Allah

Tabut adalah gambaran dari orang-orang yang terhilang, yang ditutup oleh kebenaran Allah.

Ada kerubim di atas Tabut Perjanjian
Di setiap ibadah malaikat selalu ada, karena mereka penasaran mengapa Tuhan begitu mengasihi manusia. Manusia yang di dalam Yesus lebih tinggi dari malaikat, dan termasuk kelas orang-orang yang memerintah (ruling class). Sementara malaikat adalah kelas pelayan (servant class). Para malaikat adalah pelayan manusia yang di dalam Tuhan. Jangan ijinkan seseorang membuat kita jadi pelayan malaikat!

Dan kepada siapakah di antara malaikat itu pernah Ia berkata: " Duduklah di sebelah kanan- Ku, sampai Kubuat musuh- musuh- Mu menjadi tumpuan kaki- Mu? " Bukankah mereka semua adalah roh- roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan? (Ibr 1: 13-14)

Di atas Tabut ada tutup pendamaian yang terbuat dari emas batangan. Ini melambangkan: kita di dalam Yesus Kristus, Yesus di dalam kita, kita hidup dalam kebenaran Tuhan, dan Allah menutupi kita.

Yesus tidak mati untuk malaikat. Malaikat yang berdosa diusir dari hadapan Allah dan tidak mengalami penebusan. Manusia dibuat segambar dan serupa dengan Allah, dan manusialah yang mengalami penebusan Tuhan. Yang menaklukkan musuh bukan malaikat, tapi anak-anak Tuhan.

Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli- buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh- loh batu yang bertuliskan perjanjian, (Ibr 9: 3-4)

Manna di perjanjian lama akan membusuk dan berulat dalam 24 jam. Tapi di dalam Tabut Perjanjian, manna bisa bertahan selama berabad-abad dan tidak membusuk.

Tabut perjanjian adalah perlambang (emoji - icon) dari sesuatu yang penuh kuasa yang akan datang

Dalam Tabut ada tongkat Harun yang berbunga: melambangkan otoritas, memberi kesehatan.
Ini adalah perlambang/ emoji dari "nama Yesus". Umat Tuhan tidak perlu membawa tongkat kemana-mana, tapi otoritas Tuhan keluar dari mulutnya saat mereka ucapkan: "di dalam nama Tuhan Yesus". Jangan kembali ke perjanjian lama, karena kita manusia perjanjian baru.

Religion/ agamawi menghasilkan banyak uang. Tapi kita melampaui agamawi dan perlambang, tapi memasuki hal yang sejati.

Di dalam Tabut ada 2 loh batu berisi hukum Tuhan. Dalam perjanjian baru hukum itu ada dalam pikiran dan hati kita.

"Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, " demikianlah firman Tuhan. " Aku akan menaruh hukum- Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat- Ku. (Ibr 8: 10)

Tabut perjanjian Allah yang sejati masih ada: di surga. Tabut perjanjian yang dibuat Musa di padang gurun adalah replika dari Tabut sejati yang ada di surga. Keberadaan replika itu saat ini tak diketahui.

Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian- Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat (Why 11: 19)

Kristus ada di dalam kita! Kita adalah Bait Roh Kudus. Allah tidak ada di satu kotak, tapi tinggal di dalam kita. Jika Kristus tidak di dalam kita, maka kita bukan milikNya.

Hati-hatilah dengan agamawi, karena agamawi merampas kemerdekaan yang kita dapat dalam Kristus. Di perjanjian lama jemaat harus mencari iman atau raja. Di perjanjian baru kitalah imam dan raja, pemenang, karena darah bangsawan Allah mengalir pada kita, manusia lama kita sudah berlalu, tapi kita adalah ciptaan baru di dalam Yesus.

Sebab Allah yang telah berfirman: " Dari dalam gelap akan terbit terang! ", Ia juga yang membuat terang- Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah- limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. (2Kor 4: 6-7)

Kita adalah Tabut perjanjian Allah, karena Allah tinggal di dalam hati kita.

Kotak di padang gurun adalah emoji yang menunjuk kepada orang-orang yang ditebus Yesus. Maka saat kita bersimpuh menyembah di depan kotak replika Tabut, artinya kita menyembah diri sendiri.

JKI IK harus ada dalam tatanan, di bawah instruksi Roh Kudus. JKI IK dikenal di dunia sebagai gereja yang di bawah langit terbuka. Berkat materi jemaat berada di bawah tudung gereja.
P Agung adalah orang hebat, tapi bukan gereja. Masing-masing jemaat adalah gereja. Yesus tinggal di dalam kita, maka kita harus membawa kabar baik, memenangkan jiwa di sekitar kita.

Kita adalah umat perjanjian baru, bukan umat perjanjian lama. Tuhan ada di dalam kita, tidak ada imam yang punya otoritas lebih besar dibanding kita di hadapan Tuhan. Karena kita juga imam dan raja, dan harapan bagi bangsa ini.


Korespondensi:
@Antonius_FW (tweeter); pin BB 5CE70545
WhatsApp, Line, 085 727 868 064

Tuesday, November 8, 2016

Apabila Engkau Berjalan Melalui Api – Tina Astari – Minggu, 06 November 2016

Minggu, 06 November 2016
Apabila Engkau Berjalan Melalui Api
Tina Astari

Cara-cara iblis tidak pernah berubah, maka kita bisa mempelajarinya

Sengatan-sengatan Iblis:
1. Saat kita mulai berkecil hati

Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu. (Ams 24: 10)

2. Bingung
Saat kecil hati tidak segera ditangani, yang muncul berikutnya adalah kebingungan. Dalam kondisi bingung kita sering kehilangan kejelasan panggilan Tuhan.

Saat kita dalam perjalanan, dan mengalami kebingungan, kita harus mulai ke titik awal mengapa kita harus memulai suatu hal (Petrus Agung)

Apa yang membawa jemaat untuk datang ke JKI? Apakah kita mencari Tuhan? Apakah kita disuruh Tuhan atau manusia? Pijakan pertama itu yang seharusnya jadi pijakan kita. Dengan pijakan yang kuat, kita bisa kokoh dalam mengerjakan sesuatu.

Sebelum melakukan sesuatu ps Tina selalu minta pijakan dari Tuhan. Sehingga jika bingung di tengah jalan, bu Tina bisa balik ke awal: mengapa melakukan dan mengerjakan sesuatu.

3. Depresi
Depresi muncul dari kecil hati dan kebingungan, ditambah tidak adanya disiplin rohani: baca Alkitab on-off, doa on-off. Solusinya: ucapkan Firman Tuhan, mulai disiplin rohani.

4. Kehilangan Visi
Kehilangan kejelasan arah, tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan.

5. Tidak Memiliki Pedoman
Kehilangan kemampuan membaca kompas/ arah. Bahkan seolah Firman tidak berarti lagi.

6. Undur
Menarik diri dari gereja, persekutuan, pelayanan.

7. Putus Asa

8. Kalah
KeKristenan jadi lumpuh.

Teolog Francis Schaffer: Lalu bagaimana aku harus hidup? Hidup kita: harus tetap membajak, dan jangan menoleh ke belakang.

Tetapi Yesus berkata: " Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah. " (Luk 9: 62)

Dalam frasa "menoleh ke belakang" ada huruf eis, artinya ke dalam.

Di dalam kegelapan, biarlah terang Tuhan yang jadi andalan.

Manusia seringkali berkata "seandainya". Perkataan ini bisa menghancurkan kita, karena membuat kita meragukan Tuhan. Saat mengalami hal-hal yang tidak enak, jangan biarkan perkataan "seandainya" muncul.

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada- Mu dan tongkat- Mu, itulah yang menghibur aku. (Mzm 23: 4)

Dalam lembah kekelaman jangan berhenti, tapi jalan terus. Karena jika berhenti, kita akan kalah.

Bagaimana kita harus berjalan dalam masa kegelapan

1. Tuhan itu baik setiap waktu
Tuhan tidak memberikan problem dengan sengaja, karena Tuhan sangat baik. Problem diijinkan Tuhan untuk mau menangani jiwa kita yang kotor

TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan- Nya. (Mzm 145: 9)

2. Allah turut bekerja dalam setiap perkara

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Rm 8: 28)

Tidak dikatakan "dalam segala sesuatu yang baik", tapi "dalam segala sesuatu". Sering ada kegagalan, kekecewaan, keadaan tak menentu, kacau, dll. Tapi Tuhan turut bekerja di balik semua itu. Tuhan mau kita serahkan semua masalah padaNya, untuk diatur kembali.
Semua itu akan mendatangkan kebaikan bagi kita: mengikis daging dan kesombongan kita.

Tuhan itu alfa dan omega. Saat Tuhan memulai sesuatu, Dia sudah tahu apa yang akan terjadi.

3. Menjaga Pengharapan Tetap Tinggi
Dalam kegelapan, jangan meragukan apa yang telah disingkapkan dalam terang.

Jangan membuat keputusan yang permanen saat mengalami masalah, karena setiap masalah itu temporer, ada tenggang waktunya (Evelyn Nadeak)

4. Ada di lingkaran orang percaya yang terpercaya (Gereja, MK, teman seiman, bible study, discipleship)

sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita (1 Yoh 5: 4)

Yang mengalahkan dunia adalah "iman kita", bukan iman satu orang, tapi iman bersama-sama.
Dalam mezbah keluarga (MK) iman kita tumbuh bersama. Pemimpin MK adalah orang yang dipercaya gereja menggembalakan jemaat. Maka jemaat disarankan bergabung ke MK. Dengan bergabung di MK, iman bertumbuh, ada kekuatan, ada sukacita saat bertemu dengan yang lain.

Streaming kebaktian berbeda dengan hadir secara langsung. Yesus-pun pada hari Sabat datang ke Bait Allah, maka kita seharusnya meniru Yesus. Saat ada problem, biasanya jadi malas, tidak mau kemana-mana, maka akan kalah. Daging harus dilawan, datang ke gereja, datang ke MK.

Dengan perjamuan suci: kita ada di dalam Yesus, dan Yesus ada di dalam kita.

Kita bisa banyak lakukan hal yang keliru di dalam dunia, tapi dalam perjamuan kudus, kita dilayakkan dan dikuduskan kembali, memampukan kita berjalan lagi bersama Tuhan Yesus.

5. Terbukalah untuk Berubah
Jangan takut untuk berubah.

Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya. (Yer 18: 4)

Tuhan paling tahu bentukan yang terbaik bagi kita. Tuhan mau kita jadi segambar dan serupa dengan Allah, seperti pada waktu penciptaan. Dalam setiap masalah, Tuhan membentuk ulang kita. Jangan bersungut-sungut dalam masalah, tapi tanyakan pada Tuhan: apa yang Tuhan mau perbaiki? Mana yang harus diubah supaya sesuai dengan kehendakNya.

Selama hidup, kita harus selesaikan bagian kita. Sehingga saat pulang, kita bisa pulang dengan hati yang bersukacita.

Kita adalah milik Tuhan, Tuhan mau kita kembali kepada Bapa dalam kondisi terbaik, bukan rusak.

Tuhan punya irama, kita harus ikuti irama Tuhan, mau ditata ulang sesuai irama Tuhan. Setiap kita selesai dalam satu proses Tuhan, akan selalu ada bonusnya: berkat, kesehatan, dll.

Caranya:
Catat pengajaran yang ada, tulis di Alkitab dan buku, bandingkan beberapa terjemahan Alkitab.

Jangan alergi dengan koreksi, karena kita tidak bisa melihat diri sendiri, tapi orang lain bisa. Koreksi dari orang lain bisa membuat kita lebih baik.

Kita harus fleksibel kemanapun Tuhan bawa, karena tujuan Tuhan supaya kita jadi lebih baik.

6. Jangan takut
Tinggalkan, lepaskan dan singkirkan rasa takut, karena rasa takut adalah lawan dari iman.

Kamu berasal dari Allah, anak- anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi- nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia. (1Yoh 4: 4)

Saat ada ketakutan, katakan pada diri sendiri: roh Allah yang ada padaku lebih besar daripada roh apapun di dunia.

Kita tidak tahu masa depan kita, maka kita harus ikut Yesus, sehingga kita tidak perlu takut akan masa depan.

7. Jangan pernah, jangan pernah, jangan pernah Menyerah (Winston Churchill)

Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus. (Fil 1: 6)

Tuhan sudah memulai pekerjaan yang baik pada kita, termasuk adanya masalah. Masalah ada untuk mengatasi pikiran dan daging kita yang serupa dunia, menjadi serupa dan segambar Allah.

8. Saya bukan korban, saya seorang pemenang

Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenanganNya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana. (2Kor 2: 14)

Dalam segala hal yang kita alami, kita bukanlah korban, tapi ada dalam kehendak Tuhan yang sempurna. Iblis berusaha membuat kita merasa sebagai korban.

Tuhan mau pikiran kita juga diperbarui, ini di dapat dalam pemuridan. Pemuridan membagikan hal-hal rohani yang membaharui pikiran. Manusia rohani selalu ingin hal rohani. Maka saat hal rohani dibagikan, api kita akan berkobar.

Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai- sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau (Yes 43: 2)


Korespondensi:
@Antonius_FW (tweeter); pin BB 5CE70545
WhatsApp, Line, 085 727 868 064

Wednesday, November 2, 2016

Crossing Over – Evelyn Nadeak – Minggu pagi, 30 Oktober 2016

Minggu, 30 Oktober 2016
Crossing Over
Evelyn Nadeak

Pembukaan
2 hal yang harus dibawa saat ibadah: Alkitab dan catatan khotbah.
Alkitab harus dibawa sehingga kita tahu bahwa apa yang dijelaskan pembicara benar-benar ada di Alkitab, bukan sekedar opini pribadi. Saat kita belajar Firman Tuhan, kita jadi pandai.

My people are destroyed for lack of knowledge. (Hos 4: 6, NKJV)

Hawa kurang pengetahuan akan Firman, bukan sama sekali tidak tahu. Kekurangan pengetahuan Hawa membuat manusia binasa.

Saat mendengarkan Firman, kita bisa lupa. Jika ada catatan, kita bisa mengingat apa yang disampaikan.

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa MURID- Ku (Mat 28: 19a)

Kita dipanggil untuk memuridkan bangsa-bangsa. Karakteristik murid adalah pembelajar, dan salah satu ciri seorang murid adalah: mencatat.

Setiap murid pasti mengalami ujian demi ujian. Karena sejak lahir baru, kita masuk dalam universitas kehidupan. Dosen dan dekan-nya Allah Roh Kudus. Kita tidak bisa menyuap Roh Kudus, tidak ada katrolan/ karbitan supaya naik kelas.

Roh Kudus tidak akan meluluskan kita jika kita tidak benar-benar lulus.

Ujian tidak pernah diberitahukan, maka kita harus siap setiap saat.

Crossing Over
bagaimana membuat transisi-transisi dalam kehidupan

Transisi adalah perubahan dari musim ke musim di hidup kita. Ada transisi yang bagus, ada yang mengkhawatirkan.

Contoh:
  • Ada transisi dari hidup lajang menjadi suami-istri
  • Ada transisi dari hanya berdua - jadi mempunyai anak.
  • Anak yang sebelumnya seharian di rumah, anak mulai sekolah.

Mrk 4: 35-41

Ay 35 - hari sudah petang, artinya transisi untuk dimulainya hari yang baru. Dalam kalender Yahudi pergantian hari adalah saat matahari terbenam.
JKI sedang ada pada masa transisi menuju era yang baru.
Bertolak ke seberang – Tuhan selalu bawa kita menuju takdir Ilahi (divine destiny) kita. Takdir Ilahi masing-masing jemaat terkait dengan takdir ilahi gereja JKI scara korporat. Saat masing-masing jemaat mencapai destiny secara pribadi, itu juga berarti membawa kemuliaan secara korporat bagi JKI IK. Takdir adalah perjalanan menuju klimaks/ garis finish. Artinya ada pengejaran yang progresif.

Mzm 23
Dikatakan "berjalan dalam lembah kelam". Hidup bisa gelap, tidak jelas mau kemana. Walau dalam kondisi seperti itu, Daud bisa bergerak maju bersama Tuhan.

Jangan mencari solusi permanen untuk masalah yang temporer.
Contoh: bunuh diri, cerai, mengundurkan diri, dst

Problem yang datang ke hidup kita ada masa berlakunya. Ada yang sehari, sebulan, setahun, dst. Tapi tidak ada yang selamanya, dan tujuannya untuk kebaikan kita. Yesus membawa kita secara progresif, tidak pernah membiarkan kita di satu tempat terus-menerus. Tuhan bawa kita dari glory to glory. Yesus mengajak murid-murid melakukan transisi, yaitu bergerak dari tempat semula ke tempat yang Tuhan tunjukkan, yaitu destiny kita.

Kelahiran kita tidak kebetulan: pada tahun tertentu, dari orang tua tertentu, di negara-propinsi-kota tertentu, dari etnis tertentu, dst. Kita bukan percobaan/ eksperimen Ilahi, tapi Tuhan punya rencana Ilahi bagi masing-masing kita.

Mzm 139: 13-16
Kita melayani Tuhan yang ter-rencana. Tuhan merancang hidup kita sebelum kita dilahirkan, jauh sebelum orang tua kita bertemu.

Takdir Ilahi:

Sebab Aku ini mengetahui rancangan- rancangan apa yang ada pada- Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yes 29: 11)

Problem di desain untuk mengeluarkan yang terbaik dari dalam diri kita.

Contoh:
> Yusuf bin Yakub. Destinynya menjadi pembesar di Mesir, untuk memelihara bangsa Israel.

Setan suka membuat visi kita jadi pendek, padahal seringkali itu terkait dengan rencana Tuhan yang jauh lebih besar.

Langkah-langkah transisi supaya berhasil menghadapinya
1. Mengikuti pemimpin yang benar
Pemimpin yang benar adalah penebus kita: Yesus Kristus. Dia sudah membeli kita dengan darahNya sendiri.

Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba- domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba- dombanya masing- masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. (Yoh 10: 3)

Masing-masing bertanya pada Tuhan: Yesus bilang apa kepada kita? Siapa yang membawa kita ke Holy Stadium ? Jika Yesus, maka tanyakan padaNya: apakah harus tinggal atau pergi.

Cara mendengar suara Tuhan: Bersekutu dengan Alkitab setiap hari. Setiap tahun harus menamatkan Alkitab. Untuk mengetahui cara fikir Tuhan, semua ada di Alkitab. Jangan hanya mengandalkan khotbah dari mimbar. Pengenalan pribadi karena pergaulan setiap hari.

2. Meninggalkan orang banyak

Untuk ikut Yesus, kita tidak bisa ikut suara terbanyak seperti yang diajarkan dunia (demokrasi)

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Rm 12: 2)

Contoh:
> Pernikahan sesama jenis di-legal-kan di negara Amerika, karena disetujui oleh suara terbanyak.

Kita dipanggil untuk hidup melawan arus jika mau melakukan transisi. Akan ada waktunya keputusan-keputusan kita dipertanyakan oleh kalangan mayoritas di luar. Saat itu apakah kita masih bisa berkata bahwa "Christ is enough to me" ?

Saat Tuhan berkata supaya kita berjalan atau berhenti, jangan perdulikan suara lain. Karena menuruti suara Tuhan itu yang membuat kita punya kemajuan/ progress, sekalipun dalam lembah kelam.

3. Masuk ke dalam perahu
Perahu adalah gereja lokal yang dibangun Tuhan untuk menolong jemaat mencapai takdir Ilahi masing-masing.

Gereja memiliki sistem pemerintahan, ada pemimpin-pemimpin yang ditetapkan.

Dan Ialah yang memberikan baik rasul- rasul maupun nabi- nabi, baik pemberita- pemberita Injil maupun gembala- gembala dan pengajar- pengajar, untuk memperlengkapi orang- orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak- anak, yang diombang- ambingkan oleh rupa- rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. (Ef 4: 11-15)

Dinamika di ayat 12-15 hanya bisa terjadi di dalam gereja lokal, saat seseorang tertanam dan berakar di Bait Allah. Dinamika ini tidak bisa terjadi dalam sebuah event atau KKR.
Kita ditakdirkan jadi Kristus yang dewasa, tidak mudah diombang-ambing berbagai angin pengajaran.
Jika seseorang bertumbuh dan berakar, maka dia akan mampu membedakan (descern).

Mimbar gereja gunanya untuk menyampaikan suara Tuhan, bukan untuk menghibur/ meng-entertain jemaat.

Jika kita mau bergerak di musim transisi, kita harus punya ketetapan hati, bahwa komitmen untuk tertanam di gereja lokal adalah supaya bertumbuh. Untuk bertumbuh tidak bisa tergantung 1 orang, tapi masing-masing jemaat harus belajar Firman Tuhan.

Analogi saat makan siang:
  • Anak usia kurang dari 5 tahun: semua disiapkan ibunya, harus disuapi.
  • Anak usia 12 tahun datang sendiri ke meja makan
  • Anak usia 18 tahun sudah bisa membantu ibunya mempersiapkan dan memasak makan siang

Di dalam gereja lokal, jemaat akan di-proteksi, mendapat arahan, mendapat nasehat dan dorongan, bertumbuh dalam akuntabilitas, karunia masing-masing jemaat ditemukan-dikembangkan-digunakan untuk mengembangkan kerajaan Tuhan.

4. Jaga mulut
Saat digoncang badai, murid-murid panik. Goncangan badai akan meluapkan isi hati kita sesungguhnya. Saat cuaca cerah, semua baik-baik saja, semua orang bisa bilang akan setia.

Yang menajiskan kita adalah yang keluar dari mulut kita

Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. (Mat 15: 18)

Setiap perkataan kita harus dipertanggung-jawabkan di depan Tuhan (Rm 14: 12). Saat mengalami badai, perhatikan perkataan kita.

5. Belajar menghadapi badai
Yesus tidak dibangunkan oleh badai, tapi oleh seruan panik muridNya. Yesus bisa tenang di tengah badai. Yesus ingin kualitas seperti itu ada dalam diri kita: di tengah badai jiwa kita tetap bisa tenang dan beristirahat.

Ilustrasi: rajawali
Saat badai burung yang lain berteduh dan bersembunyi. Tapi rajawali justru terbang menunggangi badai.

Jangan lari dari badai, karena kita adalah rajawali Tuhan yang di desain untuk menunggangi badai, dan naik ke tempat yang lebih tinggi.


Korespondensi:
@Antonius_FW (tweeter); pin BB 5CE70545
WhatsApp, Line, 085 727 868 064