Tuesday, May 22, 2012

Abarim-Nebo-Pisgah - Petrus Agung - Minggu 20 Mei 2012


Minggu 20 Mei 2012
Abarim - Nebo - Pisgah
Petrus Agung


Abarim, Nebo dan Pisgah, menunjuk pada satu tempat yang sama yaitu gunung Nebo, di mana Tuhan perintahkan Musa untuk mendakinya di akhir hidupnya. Tuhan menggambarkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki Musa melalui nama gunung-gunung tersebut. Nebo adalah gunung tertinggi dalam rangkaian pegunungan Abarim. Gunung Nebo punya beberapa puncak, dan yang tertinggi adalah Pisgah. Jadi Musa memandang tanah perjanjian dari pegunungan Abarim, tepatnya di gunung Nebo, detilnya di puncak Pisgah.

Jika kita ingin mencapai sebuah destiny yang besar, maka 3 hal ini harus kita miliki, yang membuat hidup kita akan sangat berbeda dari orang dunia. Perbedaan ini akan membuat Nama Tuhan dipermuliakan. Tiga nama ini adalah thropy-nya Musa, sesuatu yang dimiliki Musa dengan kuat.

1. Abarim – Visi ke depan tentang seberapa jauh Tuhan akan bawa kita.

TUHAN berfirman kepada Musa: "Naiklah ke gunung Abarim ini,
dan pandanglah negeri yang Kuberikan kepada orang Israel.
Sesudah engkau memandangnya,
maka engkaupun juga akan dikumpulkan kepada kaum leluhurmu,
sama seperti Harun, abangmu, dahulu (Bil 27: 12-13)

Tuhan memerintahkan Musa untuk naik ke Abarim.
Abarim = עברים ăbârîym (strong H5682) = region beyond the sea = daerah di seberang lautan

Hidup kita harus bisa melihat Abarim, artinya ada kesanggupan untuk memandang jauh ke depan, yang kebanyakan orang tidak bisa melihat. Semua pemimpin besar adalah orang-orang yang bisa mencapai Abarim, artinya cara berfikir dan melihat tidak sempit dan dangkal, tapi bisa melihat jauh ke seberang lautan. Dalam kehidupan, kita akan bisa menang jika bisa melihat yang orang lain tidak bisa melihat !

Jaman dahulu orang berpikir bumi ini datar dan dikitari lautan, di bagian bawahnya neraka, dan saat manusia sampai ujung dunia dan terus, maka akan jatuh dari bumi dan masuk neraka. Suatu kali ada raja dari Makedonia: Alexander Agung (Alexander the great). Di jamannya sungai Efrat adalah batas peta terjauh, dan di seberang sungai Efrat tidak ada peta-nya. Sesampai di tepi sungai Efrat semua pasukan tidak berani menyeberangi sungai, akhirnya Alexander sendiri yang menyeberangi sungai Efrat. Ternyata di seberang Efrat masih ada daratan lain, dan akhirnya Alexander meluaskan wilayahnya hingga ke India. Di jaman itulah ada percampuran budaya barat dan timur: Helenisme. Alexander bisa melihat sesuatu di seberang yang orang lain tidak bisa melihat.

Walt Desney awalnya membeli tanah yang sangat luas di tengah gurun. Hari ini seluruh dunia berbondong-bondong datang ke Disneyland.

Di akhir pelayanannya Elia menanyakan apa yang diingini Elisa, dan Elisa minta 2 bagian roh Elia, artinya Elisa meminta hak kesulungan. Elia menjawab bahwa permintaan itu sukar, tapi akan terjadi jika Elisa bisa melihat Elia terangkat.

Artinya: hal sesukar apapun yang kita inginkan dari Tuhan,
jika kita bisa melihatnya maka akan terjadi dalam hidup kita, walaupun itu sukar.

Bagi Tuhan persoalannya bukan sukar atau tidak sukar, karena tidak ada yang sukar bagi Tuhan.
Tapi persoalannya adalah: “apakah kita bisa melihat ?” Jika kita bisa melihat, maka tidak ada yang sukar karena pasti akan terjadi !

Tuhan ingin kita memiliki Abarim – kemampuan melihat jauh ke depan, bahkan Tuhan akan berikan juga strategi, cara, dan step-stepnya. Persoalannya ada pada kita sendiri: ketidakpercayaan kita, apatis kita, cara berfikir negatif kita, semua begitu merusak sehingga kita tidak bisa melihat apa yang seharusnya kita bisa lihat.

Elisa di Dotan, dikepung lawan, bujangnya ketakutan, tapi Elisa bisa melihat bahwa malaikat yang bersama mereka jauh lebih banyak daripada pengepung mereka. Setelah Tuhan membuka mata bujang itu, barulah dia bisa lihat apa yang dilihat Elisa.

Kemampuan untuk “melihat di balik lautan” ini bukan semata-mata karunia rohani, tapi harus dilatih, harus belajar banyak hal. Firman Tuhan tetap yang utama, tapi pelajari juga hal-hal lain. Karena segala sesuatu yang bagus inspirasinya dari Firman Tuhan, baik secara langsung atau tidak langsung. Kembangkan diri kita, belajar, karena potensi Tuhan dalam diri kita besar sekali ! Persoalannya seringkali kita tidak mau membangun/ develop diri kita, dan biarkan diri kita tidak berkembang. Kita boleh pinter, asal tidak keminter atau sok ngerti. Saat kita mau belajar, maka kita akan jadi orang yang bijaksana, tahu apa yang harus dibuat, cepat menangkap maunya Tuhan.

Jika kita tidak memiliki kemampuan ini, maka kita hanya mampu melihat pendek di depan kita, dan ini berbahaya karena setan akan jebak kita dengan mudah. Saat ada orang yang sukses berbicara: dengerin baik-baik, minta Tuhan filter hati kita supaya tidak tercemar.

Secara iman kita harus men-set yang Tuhan mau: pelajari, kerjasama dengan orang lain, buat pemetaan dan strategi di otak kita, tapi beri ruang yang luas bagi Tuhan untuk menginterfensi !

Segala sesuatu ada ukuran dan indikasinya. Misalnya: hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan keluarga, penggunaan keuangan sehari-hari, dll. Saat ada yang tidak beres, cari Tuhan, tanya di mana error-nya. Setelah Roh Kudus beritahu – segera bertobat ! Setelah pulih, pelajari !

2. Nebo – Hikmat dalam menentukan langkah menuju visi yang dari Tuhan

"Naiklah ke atas pegunungan Abarim, ke atas gunung Nebo, yang di tanah Moab,
di tentangan Yerikho, dan pandanglah tanah Kanaan
yang Kuberikan kepada orang Israel menjadi miliknya (Ul 32: 48-52)

Nebo = נבו nebô (strong H5015) = mountain of wisdom = gunung hikmat
Saat kita sampai di Abarim, tahap berikutnya: kita perlu Nebo – hikmat/ wisdom.
Hikmat: apa yang harus kita lakukan untuk mencapai tujuan yang Tuhan tetapkan dalam hidup kita.

Sebesar apapun visi yang Tuhan berikan, maka yang harus dilakukan:
  1. Sepakat dengan Tuhan bahwa itu terjadi dalam hidup kita !
  2. Minta tuntunan Tuhan untuk langkah pertama dan langkah-langkah berikutnya, dan ini butuh hikmat.

Visi tanpa hikmat – tidak akan terjadi, dan hanya akan jadi impian dan angan-angan.
Hikmat tanpa impian/ visi – tidak jelas arahnya ke mana dan akan sampai di mana.

Semua yang profetis adalah Abarim – visi ke depan – merupakan impian dan keyakinan kita, maka kita harus perkatakan, nyanyikan, tarikan ! Tapi untuk menjadi sebuah kenyataan : perlu hikmat bagaimana caranya mencapai visi.

Yusuf 2 kali bermimpi: akan menjadi seorang penguasa. Tapi untuk mencapai kursi itu, hikmat Tuhan harus jalan dalam hidup Yusuf ! Yusuf harus jelaskan pada Firaun apa saja yang harus dikerjakan berkenaan dengan mimpi Firaun. Dengan hikmatnya, Yusuf selalu menjadi pemimpin di manapun dia berada: sebagai budak – Yusuf jadi pemimpin budak, di penjara – Yusuf jadi pemimpin narapidana.

Mengandalkan mimpi saja tidak cukup, karena hanya akan jadi bahan tertawaan, malah jadi batu sandngan bagi orang lain.
Orang yang punya visi dan hikmat, maka dia dengan cepat mengerti apa yang harus dikerjakannya. Tapi dalam setiap langkah harus beri ruang sangat luas bagi Tuhan untuk meng-intervensi.

Saat membangun Holy Stadium dengan jemaat baru 2000 orang, dan di awal sudah diberitahukan dananya 100 M, maka semua akan bubar dan tdak yakin akan terwujud. Tapi dengan hikmat semuanya disampaikan bertahap: kebutuhan tanah, tiang pancang, cor pondasi, naikkan kolom, dst; dan akhirnya selesai dalam 4 tahun – tanpa hutang kepada bank.

Kuasa hikmat (Amsal 8: 1-36)
Ay 1 – Hikmat dan kepandaian adalah saudara kembar.
Ay 2 – Hikmat melihat yang jauh, lalu berteriak memberi instruksi. Hikmat berseru di persimpangan jalan – di tengah kebingungan arah tujuan.
Ay 3 – Hikmat ada di pintu gerbang: di tempat para pemimpin berkumpul dan mengambil keputusan.
diambil.
Ay 5 – Yang tidak berpengalaman harus belajar !
Ay 13 – Cerdas tapi sombong, maka hikmat akan meninggalkan kita.
Ay 14 – Di dalam hikmat ada nasehat dan pertimbangan. Jika kita punya pertimbangan, nasehat, pengertian, maka otomatis kita punya kekuatan !
Ay 17 – Hikmat tidak bisa didapatkan dalam sekejap, karena butuh ketekunan. Masalahnya banyak orang tidak cukup tekun.
Ay 18 – Saat kita memiliki hikmat, dan dicampur dengan semua hal yang telah disebutkan di atas: kecerdasan, pengertian, nasehat, pertimbangan, dll; hasilnya adalah: kekuatan, kekayaan dan kehormatan ! Kita tidak perlu cari karena akan datang dengan sendirinya.
Ay 18-21 – Hikmat adalah rahasia hidup diberkati !
Ay 22-29 – Hikmat mengajari kita dari apa yang diperhatikannya ketika Tuhan menata dunia.

3. Pisga – Penetapan dan penunjukan Tuhan

Kemudian naiklah Musa dari dataran Moab ke atas gunung Nebo, yakni ke atas puncak Pisga,
yang di tentangan Yerikho, lalu TUHAN memperlihatkan kepadanya seluruh negeri itu:
daerah Gilead sampai ke kota Dan (Ul 34: 1)

Pisga = פּסגּה pisgâh (strong H6449) = Tempat yang ditunjuk/ ditetapkan oleh Tuhan.
Saat Tuhan tunjuk suatu tempat (= Pisga), maka segala aspek yang dibutuhkan akan berkumpul, dan campurannya menghasilkan mujizat yang luar biasa !
Untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa diperlukan: orang yang tepat, saat yang tepat, melalui kejadian yang tepat, dengan semua peralatan dan perlengkapan yang tepat, dan semuanya berkumpul jadi satu.

Kita bisa punya visi yang luas, punya hikmat, tapi saat di titik terakhir tidak ada devine connection yang menghubungkan, maka tidak akan terjadi apa-apa !
Jika kita ber-hikmat – hati hati ! Jika jatuh di kesombongan, maka Pisga-nya tidak akan kita dapatkan, karena di Pisga itu – semua dikombinasi oleh Tuhan, dan Tuhan yang menetapkan !
Kita tidak bisa berpolitik di dalam Tuhan, karena walau kita punya segalanya : visi, hikmat, dll; tapi di Pisga adalah hak veto Tuhan !

Maka di ujung semuanya, yang dibutuhkan adalah: ketergantungan kepada Tuhan, kerendahan hati di hadapan Tuhan, hati yang hineni.

Tuhan tunjukkan visi pada kita, Tuhan beri hikmat untuk melengkapi kita dan membawa kita kepada visi, tapi keputusan terakhir di tangan Tuhan ! Dan manusia tidak bisa merekayasa.

Pisga adalah pengharapan ajaib kita: mungkin kita tidak punya Abarim, mungkin kita tidak punya Nebo, tapi hak veto tetap di tangan Tuhan! Tuhan sangat cinta kepada kita dan selalu memilihkan yang terbaik bagi anak-anakNya !

Dengan 3 hal di atas Musa tetap gagal !

Mereka menggusarkan Dia dekat air Meriba, sehingga Musa kena celaka karena mereka;
sebab mereka memahitkan hatinya, sehingga ia teledor dengan kata-katanya. (Mzm 106: 32-33)

Orang Israel menggusarkan Musa dan memahitkan hatinya. Jika kita minta anugrah Tuhan dan terus menjagai hati kita dari kemarahan dan kepahitan, maka kita akan aman !

Ekspresi kemarahan:
  1. Meledak – gampang dimengerti
  2. Ingin membuktikan diri karena merasa terhina – kelihatannya bagus, semangat, antusias, tapi hidup kita akan sangat meletihkan.
  3. Membekukan diri, menutup hati - gampang dilihat
Kemarahan merusak banyak hal yang sebenarnya Tuhan sediakan dalam hidup kita !

Kita bisa sampai garis akhir dan mencapai destiny kita tanpa kemarahan, tanpa kebencian, tanpa kesombongan, tidak teledor dengan kata-kata kita. Bukan pembuktian, tapi penyerahan diri kepada Tuhan dan anugrahNya dalam hidup kita.


link MP3 kebaktian pagi :

link MP3 kebaktian sore (terpotong/ tidak lengkap) :

"BAGI YANG MERASA DIBERKATI DENGAN PELAYANAN KAMI DI MINYAKCADANGAN DAN MEMILIKI CUKUP DANA, HARAP BELI DVD/ VCD/ CD/ MP3 ASLINYA DI RHEMABBOKSTORE atau MEDIA INJIL KERAJAAN !"

MARI BERGERAK DARI KONSUMEN - MENJADI PRODUSEN, DARI DIBERKATI - MENJADI SALURAN BERKAT !!!

No comments:

Post a Comment