Minggu
20 Mei 2012
Abarim
- Nebo - Pisgah
Petrus Agung
Petrus Agung
Abarim,
Nebo dan Pisgah, menunjuk pada satu tempat yang sama yaitu gunung
Nebo, di mana Tuhan perintahkan Musa untuk mendakinya di akhir
hidupnya. Tuhan menggambarkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki Musa
melalui nama gunung-gunung tersebut. Nebo adalah gunung tertinggi
dalam rangkaian pegunungan Abarim. Gunung Nebo punya beberapa puncak,
dan yang tertinggi adalah Pisgah. Jadi Musa memandang tanah
perjanjian dari pegunungan Abarim, tepatnya di gunung Nebo, detilnya
di puncak Pisgah.
Jika
kita ingin mencapai sebuah destiny yang besar, maka 3 hal ini harus
kita miliki, yang membuat hidup kita akan sangat berbeda dari orang
dunia. Perbedaan ini akan membuat Nama Tuhan dipermuliakan. Tiga nama
ini adalah thropy-nya Musa, sesuatu yang dimiliki Musa dengan kuat.
1.
Abarim – Visi ke depan tentang seberapa jauh Tuhan akan bawa kita.
TUHAN
berfirman kepada Musa: "Naiklah ke gunung Abarim ini,
dan
pandanglah negeri yang Kuberikan kepada orang Israel.
Sesudah
engkau memandangnya,
maka
engkaupun juga akan dikumpulkan kepada kaum leluhurmu,
sama
seperti Harun, abangmu, dahulu (Bil 27: 12-13)
Tuhan
memerintahkan Musa untuk naik ke Abarim.
Abarim
= עברים
‛ăbârîym
(strong
H5682)
= region
beyond the sea =
daerah di seberang lautan
Hidup
kita harus bisa melihat Abarim, artinya ada kesanggupan untuk
memandang jauh ke depan, yang kebanyakan orang tidak bisa melihat.
Semua pemimpin besar adalah orang-orang yang bisa mencapai Abarim,
artinya cara berfikir dan melihat tidak sempit dan dangkal, tapi bisa
melihat jauh ke seberang lautan. Dalam kehidupan, kita akan bisa
menang jika bisa melihat yang orang lain tidak bisa melihat !
Jaman
dahulu orang berpikir bumi ini datar dan dikitari lautan, di bagian
bawahnya neraka, dan saat manusia sampai ujung dunia dan terus, maka
akan jatuh dari bumi dan masuk neraka. Suatu kali ada raja dari
Makedonia: Alexander Agung (Alexander the great). Di jamannya
sungai Efrat adalah batas peta terjauh, dan di seberang sungai Efrat
tidak ada peta-nya. Sesampai di tepi sungai Efrat semua pasukan tidak
berani menyeberangi sungai, akhirnya Alexander sendiri yang
menyeberangi sungai Efrat. Ternyata di seberang Efrat masih ada
daratan lain, dan akhirnya Alexander meluaskan wilayahnya hingga ke
India. Di jaman itulah ada percampuran budaya barat dan timur:
Helenisme. Alexander bisa melihat sesuatu di seberang yang orang
lain tidak bisa melihat.
Walt
Desney awalnya membeli tanah yang sangat luas di tengah gurun. Hari
ini seluruh dunia berbondong-bondong datang ke Disneyland.
Di
akhir pelayanannya Elia menanyakan apa yang diingini Elisa, dan Elisa
minta 2 bagian roh Elia, artinya Elisa meminta hak kesulungan. Elia
menjawab bahwa permintaan itu sukar, tapi akan terjadi jika Elisa
bisa melihat Elia terangkat.
Artinya:
hal sesukar apapun yang kita inginkan dari Tuhan,
jika
kita bisa melihatnya maka akan terjadi dalam hidup kita, walaupun itu
sukar.
Bagi
Tuhan persoalannya bukan sukar atau tidak sukar,
karena tidak ada yang sukar bagi Tuhan.
Tapi
persoalannya adalah: “apakah kita bisa melihat ?” Jika kita bisa
melihat, maka tidak ada yang sukar karena pasti akan terjadi !
Tuhan
ingin kita memiliki Abarim – kemampuan melihat jauh ke depan,
bahkan Tuhan akan berikan juga strategi, cara, dan step-stepnya.
Persoalannya ada pada kita sendiri: ketidakpercayaan kita, apatis
kita, cara berfikir negatif kita, semua begitu merusak sehingga kita
tidak bisa melihat apa yang seharusnya kita bisa lihat.
Elisa
di Dotan, dikepung lawan, bujangnya ketakutan, tapi Elisa bisa
melihat bahwa malaikat yang bersama mereka jauh lebih banyak daripada
pengepung mereka. Setelah Tuhan membuka mata bujang itu, barulah dia
bisa lihat apa yang dilihat Elisa.
Kemampuan
untuk “melihat di balik lautan”
ini bukan semata-mata karunia rohani, tapi harus dilatih, harus
belajar banyak hal. Firman Tuhan tetap yang utama, tapi pelajari juga
hal-hal lain. Karena segala sesuatu yang bagus inspirasinya dari
Firman Tuhan, baik secara langsung atau tidak langsung. Kembangkan
diri kita, belajar,
karena potensi Tuhan
dalam diri kita besar sekali
! Persoalannya seringkali kita tidak mau membangun/ develop diri
kita, dan biarkan diri kita tidak berkembang. Kita boleh pinter, asal
tidak keminter
atau sok ngerti. Saat kita mau belajar, maka kita akan jadi orang
yang bijaksana, tahu apa yang harus dibuat, cepat menangkap maunya
Tuhan.
Jika
kita tidak memiliki kemampuan ini, maka kita hanya mampu melihat
pendek di depan kita, dan ini berbahaya karena setan akan jebak kita
dengan mudah. Saat ada orang yang sukses berbicara: dengerin
baik-baik, minta Tuhan filter hati kita supaya tidak tercemar.
Secara
iman kita harus men-set yang Tuhan mau: pelajari, kerjasama dengan
orang lain, buat pemetaan dan strategi di otak kita, tapi beri ruang
yang luas bagi Tuhan untuk menginterfensi !
Segala
sesuatu ada ukuran dan indikasinya. Misalnya: hubungan dengan Tuhan,
hubungan dengan keluarga, penggunaan keuangan sehari-hari, dll. Saat
ada yang tidak beres, cari Tuhan, tanya di mana error-nya.
Setelah Roh Kudus beritahu – segera bertobat ! Setelah pulih,
pelajari !
2.
Nebo – Hikmat dalam menentukan langkah menuju visi yang dari Tuhan
"Naiklah
ke atas pegunungan Abarim, ke atas gunung Nebo, yang di
tanah Moab,
di
tentangan Yerikho, dan pandanglah tanah Kanaan
yang
Kuberikan kepada orang Israel menjadi miliknya (Ul
32: 48-52)
Nebo
= נבו
nebô
(strong
H5015)
= mountain
of wisdom
= gunung hikmat
Saat
kita sampai di Abarim, tahap berikutnya: kita perlu Nebo – hikmat/
wisdom.
Hikmat:
apa yang harus kita lakukan untuk mencapai tujuan yang Tuhan tetapkan
dalam hidup kita.
Sebesar
apapun visi yang Tuhan berikan, maka yang harus dilakukan:
- Sepakat dengan Tuhan bahwa itu terjadi dalam hidup kita !
- Minta tuntunan Tuhan untuk langkah pertama dan langkah-langkah berikutnya, dan ini butuh hikmat.
Visi
tanpa hikmat – tidak akan terjadi, dan hanya akan jadi impian dan
angan-angan.
Hikmat
tanpa impian/ visi – tidak jelas arahnya ke mana dan akan sampai di
mana.
Semua
yang profetis adalah Abarim – visi ke depan – merupakan impian
dan keyakinan kita, maka kita harus perkatakan, nyanyikan, tarikan !
Tapi untuk menjadi sebuah kenyataan : perlu hikmat bagaimana caranya
mencapai visi.
Yusuf
2 kali bermimpi: akan menjadi seorang penguasa. Tapi untuk mencapai
kursi itu, hikmat Tuhan harus jalan dalam hidup Yusuf ! Yusuf harus
jelaskan pada Firaun apa saja yang harus dikerjakan berkenaan dengan
mimpi Firaun. Dengan hikmatnya, Yusuf selalu menjadi pemimpin di
manapun dia berada: sebagai budak – Yusuf jadi pemimpin budak, di
penjara – Yusuf jadi pemimpin narapidana.
Mengandalkan
mimpi saja tidak cukup, karena hanya akan jadi bahan tertawaan,
malah jadi batu sandngan bagi orang lain.
Orang
yang punya visi dan hikmat, maka dia dengan cepat
mengerti apa yang harus dikerjakannya. Tapi dalam setiap langkah
harus beri ruang sangat luas bagi Tuhan untuk meng-intervensi.
Saat
membangun Holy Stadium dengan jemaat baru 2000 orang, dan di awal
sudah diberitahukan dananya 100 M, maka semua akan bubar dan tdak
yakin akan terwujud. Tapi dengan hikmat semuanya disampaikan
bertahap: kebutuhan tanah, tiang pancang, cor pondasi, naikkan kolom,
dst; dan akhirnya selesai dalam 4 tahun – tanpa hutang kepada bank.
Kuasa
hikmat (Amsal 8: 1-36)
Ay
1 – Hikmat dan kepandaian adalah saudara kembar.
Ay
2 – Hikmat melihat yang jauh, lalu berteriak memberi instruksi.
Hikmat berseru di persimpangan jalan – di tengah kebingungan arah
tujuan.
Ay
3 – Hikmat ada di pintu gerbang: di tempat para pemimpin berkumpul
dan mengambil keputusan.
diambil.
Ay
5 – Yang tidak berpengalaman harus belajar !
Ay
13 – Cerdas tapi sombong, maka hikmat akan meninggalkan kita.
Ay
14 – Di dalam hikmat ada nasehat dan pertimbangan. Jika kita punya
pertimbangan, nasehat, pengertian, maka otomatis kita punya kekuatan
!
Ay
17 – Hikmat tidak bisa didapatkan dalam sekejap, karena butuh
ketekunan. Masalahnya banyak orang tidak cukup tekun.
Ay
18 – Saat kita memiliki hikmat, dan dicampur dengan semua hal yang
telah disebutkan di atas: kecerdasan, pengertian, nasehat,
pertimbangan, dll; hasilnya adalah: kekuatan, kekayaan
dan kehormatan ! Kita tidak perlu cari karena akan datang
dengan sendirinya.
Ay
18-21 – Hikmat adalah rahasia hidup diberkati !
Ay
22-29 – Hikmat mengajari kita dari apa yang diperhatikannya ketika
Tuhan menata dunia.
3.
Pisga – Penetapan dan penunjukan Tuhan
Kemudian
naiklah Musa dari dataran Moab ke atas gunung Nebo, yakni ke
atas puncak Pisga,
yang
di tentangan Yerikho, lalu TUHAN memperlihatkan kepadanya seluruh
negeri itu:
daerah
Gilead sampai ke kota Dan (Ul 34: 1)
Pisga
= פּסגּה
pisgâh
(strong
H6449)
= Tempat yang ditunjuk/ ditetapkan oleh Tuhan.
Saat
Tuhan tunjuk suatu tempat (= Pisga), maka segala aspek yang
dibutuhkan akan berkumpul, dan campurannya menghasilkan mujizat yang
luar biasa !
Untuk
menghasilkan sesuatu yang luar biasa diperlukan: orang yang tepat,
saat yang tepat, melalui kejadian yang tepat, dengan semua peralatan
dan perlengkapan yang tepat, dan semuanya berkumpul jadi satu.
Kita
bisa punya visi yang luas, punya hikmat, tapi saat di titik terakhir
tidak ada devine connection yang menghubungkan, maka tidak
akan terjadi apa-apa !
Jika
kita ber-hikmat – hati hati ! Jika jatuh di kesombongan, maka
Pisga-nya tidak akan kita dapatkan, karena di Pisga itu – semua
dikombinasi oleh Tuhan, dan Tuhan yang menetapkan !
Kita
tidak bisa berpolitik di dalam Tuhan, karena walau kita punya
segalanya : visi, hikmat, dll; tapi di Pisga adalah hak veto Tuhan !
Maka
di ujung semuanya, yang dibutuhkan adalah: ketergantungan kepada
Tuhan, kerendahan hati di hadapan Tuhan, hati yang hineni.
Tuhan
tunjukkan visi pada kita, Tuhan beri hikmat untuk melengkapi kita dan
membawa kita kepada visi, tapi keputusan terakhir di tangan Tuhan
! Dan manusia tidak bisa merekayasa.
Pisga
adalah pengharapan ajaib kita: mungkin kita tidak punya Abarim,
mungkin kita tidak punya Nebo, tapi hak veto tetap di tangan Tuhan!
Tuhan sangat cinta kepada kita dan selalu memilihkan yang terbaik
bagi anak-anakNya !
Dengan
3 hal di atas Musa tetap gagal !
Mereka
menggusarkan Dia dekat air Meriba, sehingga Musa kena celaka karena
mereka;
sebab
mereka memahitkan hatinya, sehingga ia teledor dengan kata-katanya.
(Mzm 106: 32-33)
Orang
Israel menggusarkan Musa dan memahitkan hatinya. Jika kita minta
anugrah Tuhan dan terus menjagai hati kita dari kemarahan dan
kepahitan, maka kita akan aman !
Ekspresi
kemarahan:
- Meledak – gampang dimengerti
- Ingin membuktikan diri karena merasa terhina – kelihatannya bagus, semangat, antusias, tapi hidup kita akan sangat meletihkan.
- Membekukan diri, menutup hati - gampang dilihat
Kemarahan
merusak banyak hal yang sebenarnya Tuhan sediakan dalam hidup kita !
Kita
bisa sampai garis akhir dan mencapai destiny kita tanpa kemarahan,
tanpa kebencian, tanpa kesombongan, tidak teledor dengan kata-kata
kita. Bukan pembuktian, tapi penyerahan diri kepada Tuhan dan
anugrahNya dalam hidup kita.
link
MP3 kebaktian pagi :
link
MP3 kebaktian sore (terpotong/ tidak lengkap) :
"BAGI
YANG MERASA DIBERKATI DENGAN PELAYANAN KAMI DI MINYAKCADANGAN DAN
MEMILIKI CUKUP DANA, HARAP BELI DVD/ VCD/ CD/ MP3 ASLINYA DI
RHEMABBOKSTORE atau MEDIA INJIL KERAJAAN !"
MARI
BERGERAK DARI KONSUMEN - MENJADI PRODUSEN, DARI DIBERKATI - MENJADI
SALURAN BERKAT !!!
No comments:
Post a Comment