Minggu,
19 Juni 2016
Roma
8: 28
Sony
Mandagi
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. (Rm 8: 28-29)
Ayat
ini ditulis dalam konteks: bagaimana hidup berjalan di dalam Roh saat
sedang mengalami tantangan dan penderitaan.
Ayat
ini sering digunakan untuk menghibur orang yang sedang jatuh dan
kecewa, menjadi obat bagi jiwa yang sakit, menghibur keluarga yang
menghadapi kematian.
Manusia
percaya Tuhan bekerja dalam beberapa hal, tapi sulit percaya bahwa
Tuhan bekerja dalam segala hal, terutama hal-hal yang tidak baik:
sakit, pembunuhan, perceraian, kematian, dll.
Allah
turut bekerja dalam segala sesuatu yang kita alami: yang baik dan
yang tidak baik, yang enak dan yang tidak enak.
Allah
bukan bekerja nanti setelah suatu kejadian terjadi, tapi Tuhan secara
aktif turut bekerja: sebelum, sedang, dan sesudahnya.
Ayat
ini mengajarkan bahwa awal kehidupan iman kita adalah Tuhan. Artinya
jangan mencari Tuhan hanya saat permasalahan tiba, tapi kita mulai
dari melihat Firman Tuhan: mengerti hikmat, kuasa, kebaikan, dan
kemuliaanNya, sampai masuk dalam hati kita, sehingga saat menghadapi
persoalan kita bisa melihat masalah dalam terang Firman.
Apapun
yang Tuhan ijinkan kita lalui, Tuhan turut bekerja sama sejak awal.
Tuhan tidak punya kewajiban untuk menjelaskan semua kepada kita.
Seringkali tidak ada jawaban yang sempurna, tapi kita bisa yakin
bahwa Tuhan bisa dipercaya. Ada masa-masa Tuhan beri pencerahan, tapi
ada juga masa-masa kita harus percaya pada kebaikan Tuhan.
Kita
tidak bisa mencari secara horizontal akan hal-hal yang hanya bisa
dipenuhi secara vertikal
Contoh:
Saat
memasuki pernikahan, pengharapan kepada pasangan sangat besar. Jika
tidak hati-hati masing-masing akan berharap pasangan
membahagiakannya. Tapi ini tidak akan terjadi karena kebahagiaan,
sukacita, sejahtera dan rasa aman hanya bisa diberikan secera utuh
oleh Tuhan.
Sebaliknya
ada orang-orang yang menanti Tuhan bertindak sesuatu, padahal
tanggung-jawab ada pada orang itu sendiri, karena Tuhan sudah berikan
kuasa untuk bertindak.
Contoh:
Jika
ada konflik, orang sering berdoa dan menanti Tuhan memulihkan
hubungannya. Padahal Alkitab berkata bahwa kita harus segera minta
maaf kepada orang yang kita salahi, maka hubungan akan dipulihkan.
Kelihatannya rohani, tapi sebenarnya ini adalah ketidak-taatan.
Hanya
Tuhan yang bisa selamatkan jiwa-jiwa. Tapi Tuhan panggil kita untuk
proklamirkan Injil, bersaksi, mengajar, menghidupi Firman Tuhan. Yang
menentukan hasilnya adalah Tuhan.
Kata
"turut bekerja" = work together (KJV) = συνεργέω
(G4903) sunergon. Artinya menggabungkan beberapa elemen untuk
menghasilkan sebuah produk yang ada nilai dan tujuannya. Jika
elemen-elemen itu terpisah-pisah maka tidak jelas fungsinya. Inilah
cara kerja Tuhan di hidup kita: menggabungkan semua peristiwa dui
hidup kita, baik atau tidak baik, susah atau tidak susah.
Ilustrasi:
pabrik assembly mobil
Ada
bagian pintu, mesin, kaca, roda, dll. Di ujung proses akan muncul
sebuah mobil.
Tujuan
Tuhan untuk mendatangkan kebaikan bagi kita
Hal-hal
yang disebut "baik"menurut
manusia: gaji naik, tambah kaya, sehat, dst, semua keadaan yang
menguntungkan kita. Jika tidak hati-hati, maka doa kita hanya
terpancang pada hal-hal itu.
Segala
sesuatu yang dialami di bumi, bertujuan menunjuk dan mempermuliakan
pada sang Juru Selamat, yaitu Tuhan Yesus.
Hal-hal
yang disebut "baik" menurut Tuhan: menjadi serupa dengan
gambaran anakNya (Rm 28: 9). Baik di mata Tuhan artinya: makin
diubahkan, makin merendahkan hati, makin seperti Yesus.
Apapun
yang membuat kita semakin dekat pada Tuhan, adalah hal yang baik di
mata Tuhan.
Yang
bisa mengalami kebaikan Allah hanya mereka yang terpanggil sesuai
rencana Allah, yaitu orang yang percaya pada karya keselamatan yang
dilakukan Tuhan Yesus.
Kesaksian
Ravi Zakarias pada hari doa nasional, Washington DC – USA
Tahun
1971 Ravi diundang untuk menjadi pembicara di Vietnam. Perang masih
sengit dan terjadi pembunuhan di mana-mana. Penterjemahnya seorang
muda berumur 17 tahun bernama Hien. Dua orang muda ini melayani di
Kamp Militer Amerika, di penjara tawanan, dan di rumah sakit militer.
Setelah empat bulan berkhotbah Ravi kembali ke USA.
Tujuh
belas tahun kemudian, tahun 1988, Hien menelepon Ravi dari Los
Angeles. Ravi bertanya apa yang dilakukan Hien di Amerika, dan
bagaimana dia bisa keluar dari Vietnam.
Hien
kemudian bercerita. Vietnam jatuh ke tangan Vietkong, Hien ditahan
dan dimasukkan ke dalam penjara. Setiap hari dia hanya boleh membaca
buku komunis. Di satu titik Hien frustrasi, dan memutuskan untuk
tidak mempercayai Tuhan lagi mulai malam itu dan tidak akan berdoa.
Pagi
harinya ketika bangun pemimpin pasukan meminta Hien membersihkan
jamban. Saat sedang mengeluarkan isi keranjang sampah, terlihat
kertas yang berbahasa Inggris. Hien ingin membacanya maka ia
membersihkannya dan menaruh kertas tersebut ke dalam kantong
pinggangnya. Pada malam ketika semua tidur, Hien membaca kertas itu,
dan di sana tercantum robekan Alkitab dari Roma pasal 8.
Saat
Hien ingin meninggalkan Tuhan, Tuhan berikan ayat yang paling
berharga dan dibutuhkannya. Sejak hari itu Hien menyediakan diri
membersihkan jamban setiap hari. Tenyata pemimpin pasukan itu
mendapatkan hadiah Alkitab beberapa tahun lalu dan dia merobek
halamannya satu per satu dan mengunakannya sebagai kertas untuk
membersihkan kotorannya.
Akhirnya
Hien dilepaskan dan mulai membuat perahu untuk melarikan diri dengan
sekitar 52 orang lainnya. Satu hari 4 tentara Vietkong datang dan
menuduh mereka hendak melarikan diri. Awalnya Hien berbohong dan
tentara itu pergi. Hien tidak tenang, lalu kemudian bertobat dan
berdoa minta ampun. Sebelum mereka berangkat, keempat tentara itu
datang lagi dan menanyakan apakah mereka akan lari. Kali ini Hien
menjawab dengan jujur. Ternyata keempat orang Vietkong itu mau ikut
lari dan naik perahu bersama mereka. Ternyata 4 orang ini mampu
kendalikan perahu dalam hantaman badai.
Hien
datang ke Amerika Serikat dan menyelesaikan studinya di Berkeley.
Sekarang dia seorang pengusaha di sana.
Jangan
pernah berfikir Tuhan jauh dari kita, persekutuan yang intim dengan
Tuhan adalah segala-galanya. Sehingga saat kita lemah, kita bisa
percaya bahwa Tuhan selalu menyertai.
Kita
tidak selalu merasa kehadiran Tuhan, tapi kita harus yakin bahwa Dia
tak pernah meninggalkan dan undur dari kehidupan kita, karena Dia
turut bekerja sama untuk menyelesaikan rancanganNya bagi
anak-anakNya.
Tuhan
juga turut bekerja sama bagi JKI Injil Kerajaan: dulu, sekarang dan
seterusnya.
Korespondensi:
antoniusfw@facebook.com
(FB);
@Antonius_FW
(tweeter); pin BB 2A67038C
WhatsApp,
Line, 0878 3377 8822
link
kesaksian ps Ravi Zakarias
No comments:
Post a Comment