Friday, June 24, 2016

Roma 8: 28 – Sony Mandagi – Minggu, 19 Juni 2016

Minggu, 19 Juni 2016
Roma 8: 28
Sony Mandagi

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. (Rm 8: 28-29)

Ayat ini ditulis dalam konteks: bagaimana hidup berjalan di dalam Roh saat sedang mengalami tantangan dan penderitaan.

Ayat ini sering digunakan untuk menghibur orang yang sedang jatuh dan kecewa, menjadi obat bagi jiwa yang sakit, menghibur keluarga yang menghadapi kematian.

Manusia percaya Tuhan bekerja dalam beberapa hal, tapi sulit percaya bahwa Tuhan bekerja dalam segala hal, terutama hal-hal yang tidak baik: sakit, pembunuhan, perceraian, kematian, dll.

Allah turut bekerja dalam segala sesuatu yang kita alami: yang baik dan yang tidak baik, yang enak dan yang tidak enak.

Allah bukan bekerja nanti setelah suatu kejadian terjadi, tapi Tuhan secara aktif turut bekerja: sebelum, sedang, dan sesudahnya.

Ayat ini mengajarkan bahwa awal kehidupan iman kita adalah Tuhan. Artinya jangan mencari Tuhan hanya saat permasalahan tiba, tapi kita mulai dari melihat Firman Tuhan: mengerti hikmat, kuasa, kebaikan, dan kemuliaanNya, sampai masuk dalam hati kita, sehingga saat menghadapi persoalan kita bisa melihat masalah dalam terang Firman.

Apapun yang Tuhan ijinkan kita lalui, Tuhan turut bekerja sama sejak awal. Tuhan tidak punya kewajiban untuk menjelaskan semua kepada kita. Seringkali tidak ada jawaban yang sempurna, tapi kita bisa yakin bahwa Tuhan bisa dipercaya. Ada masa-masa Tuhan beri pencerahan, tapi ada juga masa-masa kita harus percaya pada kebaikan Tuhan.

Kita tidak bisa mencari secara horizontal akan hal-hal yang hanya bisa dipenuhi secara vertikal

Contoh:
Saat memasuki pernikahan, pengharapan kepada pasangan sangat besar. Jika tidak hati-hati masing-masing akan berharap pasangan membahagiakannya. Tapi ini tidak akan terjadi karena kebahagiaan, sukacita, sejahtera dan rasa aman hanya bisa diberikan secera utuh oleh Tuhan.

Sebaliknya ada orang-orang yang menanti Tuhan bertindak sesuatu, padahal tanggung-jawab ada pada orang itu sendiri, karena Tuhan sudah berikan kuasa untuk bertindak.

Contoh:
Jika ada konflik, orang sering berdoa dan menanti Tuhan memulihkan hubungannya. Padahal Alkitab berkata bahwa kita harus segera minta maaf kepada orang yang kita salahi, maka hubungan akan dipulihkan. Kelihatannya rohani, tapi sebenarnya ini adalah ketidak-taatan.

Hanya Tuhan yang bisa selamatkan jiwa-jiwa. Tapi Tuhan panggil kita untuk proklamirkan Injil, bersaksi, mengajar, menghidupi Firman Tuhan. Yang menentukan hasilnya adalah Tuhan.

Kata "turut bekerja" = work together (KJV) = συνεργέω (G4903) sunergon. Artinya menggabungkan beberapa elemen untuk menghasilkan sebuah produk yang ada nilai dan tujuannya. Jika elemen-elemen itu terpisah-pisah maka tidak jelas fungsinya. Inilah cara kerja Tuhan di hidup kita: menggabungkan semua peristiwa dui hidup kita, baik atau tidak baik, susah atau tidak susah.

Ilustrasi: pabrik assembly mobil
Ada bagian pintu, mesin, kaca, roda, dll. Di ujung proses akan muncul sebuah mobil.

Tujuan Tuhan untuk mendatangkan kebaikan bagi kita

Hal-hal yang disebut "baik"menurut manusia: gaji naik, tambah kaya, sehat, dst, semua keadaan yang menguntungkan kita. Jika tidak hati-hati, maka doa kita hanya terpancang pada hal-hal itu.

Segala sesuatu yang dialami di bumi, bertujuan menunjuk dan mempermuliakan pada sang Juru Selamat, yaitu Tuhan Yesus.

Hal-hal yang disebut "baik" menurut Tuhan: menjadi serupa dengan gambaran anakNya (Rm 28: 9). Baik di mata Tuhan artinya: makin diubahkan, makin merendahkan hati, makin seperti Yesus.

Apapun yang membuat kita semakin dekat pada Tuhan, adalah hal yang baik di mata Tuhan.

Yang bisa mengalami kebaikan Allah hanya mereka yang terpanggil sesuai rencana Allah, yaitu orang yang percaya pada karya keselamatan yang dilakukan Tuhan Yesus.

Kesaksian Ravi Zakarias pada hari doa nasional, Washington DC – USA
Tahun 1971 Ravi diundang untuk menjadi pembicara di Vietnam. Perang masih sengit dan terjadi pembunuhan di mana-mana. Penterjemahnya seorang muda berumur 17 tahun bernama Hien. Dua orang muda ini melayani di Kamp Militer Amerika, di penjara tawanan, dan di rumah sakit militer. Setelah empat bulan berkhotbah Ravi kembali ke USA.

Tujuh belas tahun kemudian, tahun 1988, Hien menelepon Ravi dari Los Angeles. Ravi bertanya apa yang dilakukan Hien di Amerika, dan bagaimana dia bisa keluar dari Vietnam.

Hien kemudian bercerita. Vietnam jatuh ke tangan Vietkong, Hien ditahan dan dimasukkan ke dalam penjara. Setiap hari dia hanya boleh membaca buku komunis. Di satu titik Hien frustrasi, dan memutuskan untuk tidak mempercayai Tuhan lagi mulai malam itu dan tidak akan berdoa.

Pagi harinya ketika bangun pemimpin pasukan meminta Hien membersihkan jamban. Saat sedang mengeluarkan isi keranjang sampah, terlihat kertas yang berbahasa Inggris. Hien ingin membacanya maka ia membersihkannya dan menaruh kertas tersebut ke dalam kantong pinggangnya. Pada malam ketika semua tidur, Hien membaca kertas itu, dan di sana tercantum robekan Alkitab dari Roma pasal 8.
Saat Hien ingin meninggalkan Tuhan, Tuhan berikan ayat yang paling berharga dan dibutuhkannya. Sejak hari itu Hien menyediakan diri membersihkan jamban setiap hari. Tenyata pemimpin pasukan itu mendapatkan hadiah Alkitab beberapa tahun lalu dan dia merobek halamannya satu per satu dan mengunakannya sebagai kertas untuk membersihkan kotorannya.

Akhirnya Hien dilepaskan dan mulai membuat perahu untuk melarikan diri dengan sekitar 52 orang lainnya. Satu hari 4 tentara Vietkong datang dan menuduh mereka hendak melarikan diri. Awalnya Hien berbohong dan tentara itu pergi. Hien tidak tenang, lalu kemudian bertobat dan berdoa minta ampun. Sebelum mereka berangkat, keempat tentara itu datang lagi dan menanyakan apakah mereka akan lari. Kali ini Hien menjawab dengan jujur. Ternyata keempat orang Vietkong itu mau ikut lari dan naik perahu bersama mereka. Ternyata 4 orang ini mampu kendalikan perahu dalam hantaman badai.

Hien datang ke Amerika Serikat dan menyelesaikan studinya di Berkeley. Sekarang dia seorang pengusaha di sana.


Jangan pernah berfikir Tuhan jauh dari kita, persekutuan yang intim dengan Tuhan adalah segala-galanya. Sehingga saat kita lemah, kita bisa percaya bahwa Tuhan selalu menyertai.

Kita tidak selalu merasa kehadiran Tuhan, tapi kita harus yakin bahwa Dia tak pernah meninggalkan dan undur dari kehidupan kita, karena Dia turut bekerja sama untuk menyelesaikan rancanganNya bagi anak-anakNya.

Tuhan juga turut bekerja sama bagi JKI Injil Kerajaan: dulu, sekarang dan seterusnya.


Korespondensi:
@Antonius_FW (tweeter); pin BB 2A67038C
WhatsApp, Line, 0878 3377 8822

link kesaksian ps Ravi Zakarias

No comments:

Post a Comment