Minggu,
06 Januari 2013
Iman
Pengharapan Kasih
Viktor
Purnomo
Demikianlah
tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan
kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
(1 Kor 13: 13)
Ayat di atas adalah kesimpulan yang Roh Kudus berikan pada Paulus, bahwa dari segalanya yang terpenting adalah 3 hal ini: iman-pengharapan-kasih. Tahun ini level iman-pengharapan-kasih kita harus dinaikkan, jika tidak maka kita tidak akan mencapai apa yang Tuhan inginkan dalam hidup kita. Seperti anak SD hendak pelajari pelajaran SMP, dia harus tingkatkan levelnya lebih dulu.
Iman dan pengharapan adalah untuk kita pribadi. Kasih adalah untuk Tuhan dan orang lain.
Tuhan mau kita seimbang: ada bagian untuk diri kita sendiri dan ada bagian untuk Tuhan dan orang lain. 3 hal ini harus ada/ tinggal dalam kita dan tidak boleh hilang.
1. Level iman
Iman
= pistis
πίστις
(G4102)=
kepastian akan suatu kebenaran.
Firman
berisi kebenaran-kebenaran, tetapi kebenaran-kebenaran itu masih
abstrak. Iman membuat kebenaran-kebenaran Firman itu jadi nyata dan
pasti.
Tuhan sedang bawa kita dalam era semua kebenaran yang abstrak jadi sebuah kepastian dan nyata. Cara meningkatkan level iman tergantung masing-masing kita dengan Tuhan. Saat kita mau, Tuhan akan ajari caranya.
Kisah wanita yang sakit pendarahan 12 tahun (Mat 9: 20). Hari itu dia mau sembuh.
Bil
15: 38-40 – Jumbai jubah artinya kita mau ikut perintah Tuhan dan
tidak ikuti pandangan mata dan keinginan hati kita sendiri. Saat
wanita ini pegang jumbai jubah Yesus, dia memilih untuk mempercayai
dan menggunakan mata dan hati Tuhan, maka kesembuhan mengalir.
Setiap tahun akan semakin berat dan sukar. Tapi saat kita melihat dengan mata dan hati Tuhan, maka kuasa Tuhan akan mengalir dalam kita, dan kita akan sembuh dan kuat kembali, karena tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
Iman adalah menempelkan perasaan dan hati kita kepada hati Tuhan. Saat itu dilakukan, apapun akan jadi. Untuk menempel ke Tuhan susah karena kita punya kebenaran dan keinginan sendiri. Tapi saat kita mau menempel dan lakukan sesuai hati Yesus, maka level iman kita dibawa naik.
2. Level pengharapan
Pengharapan
= elpis
ἐλπίς
(G1680).
Pengharapan
adalah lawan kata dari
putus asa.
Tuhan
sedang beri level pengharapan yang baru, supaya kita kuat, tidak
gampang menyerah dan putus asa. Orang yang punya level pengharapan
tinggi akan tetap press-on/ mendesak hingga akhirnya
mendapatkan.
Tetapi Saul berkata kepada Daud: " Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit." (1 Sam 17: 33)
Saul tidak punya harapan untuk Daud, dengan mengatakan "tidak mungkin" dan "tidak bisa". Pernyataan Saul menghambat dan membunuh keyakinan, tapi Daud punya jawaban yang hebat.
Kerja iblis: mencuri-membunuh-membinasakan. Setan berusaha curi dan bunuh iman-pengharapan-kasih kita. Tidak ada orang yang kecurian barangnya tahu di awal, setelah hilang baru tahu. Jangan biarkan setan mendekat, langsung singkirkan dan hancurkan sehingga tidak ada yang dia bisa curi dari kita.
1 Sam 17:33-37
Daud
berkata: jika ada yang mencuri domba, akan pencurinya akan
dikejar-tangkap-dan bunuh.
Ay
37 – akhirnya raja berkata mungkin dan memberkati kepergian Daud.
Jika
hati kita punya sikap untuk mempertahankan apapun yang ingin dicuri
iblis, maka Tuhan akan beri kekuatan dalam hidup kita, karena Tuhan
bersama kita.
Seorang bapak meminta ke-4 anaknya melihat kebun buah pir di kebun, masing-masing pada musim berbeda:
- Musim dingin: kering, tidak ada buah, hanya pohon tanpa daun dan lainnya
- Musim semi: kuncup
- Musim panas: bunga
- Musim gugur: penuh buah yang sudah ranum
Semua
jawaban benar. Jika saat musim dingin pohon kita tebang, maka kita
tidak akan dapat buah di musim gugur.
Saat hari ini kita lihat hidup kita belum ada buah dan kering, kita harus sabar, miliki pengharapan, tunggu hingga musim gugur tiba. Jangan tebang pengharapan itu.
3. Level kasih.
Kasih
=
agapē
ἀγάπη (G26). Kasih
adalah
untuk orang lain.
Kasih
dengan level tertinggi: agape, Tuhan minta tinggal dalam kita. Kasih
kepada Tuhan dan kepada sesama sedang Tuhan naikkan levelnya.
Pelayanan di Nepal. Awalnya p Viktor sakit hati karena ditipu hamba-hamba Tuhan urusan uang konsumsi KKR. Tapi karena rasa kasih terhadap bangsa Nepal, setan tidak bisa hentikan.
Saat disakiti dan tetap bisa mengasihi, itulah level kasih yang murni dan tidak terhentikan.
Ada seorang anak jalanan yang lapar, ketuk rumah seseorang untuk minta makan. Saat ada anak perempuan keluar, dia hanya minta minum. Tapi gadis itu memberi segelas besar susu, sehingga anak itu kenyang. Beberapa tahun kemudian gadis ini jadi seorang ibu, dan saat sakit parah harus dirawat di rumah sakit. Saat sembuh, biayanya sangat besar, tapi sudah dinyatakan lunas, karena sudah dibayar oleh si dokter. Dokter itu adalah anak miskin yang pernah diberi minum segelas susu.
Kasih tidak pernah gagal. Di antara iman-pengharapan-kasih, yang terbesar adalah kasih.
Untuk punya kasih: bisa dipelajari. Saat kita mau belajar, Tuhan akan taruh level kasih yang baru, sehingga kita mampu untuk melayani dan mengasihi Tuhan dan sesama.
Seperti
pemain musik: ada yang bisa karena bakat alami, ada yang karena
latihan dan les.
Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita. (1 Tes 1: 3)
Tentang iman-pengharapan-kasih, Paulus berkata:
- Pekerjaan iman (work of faith) – di dalamnya terkandung kata industri, seni. Artinya dalam setiap hal yang kita kerjakan, semua membutuhkan iman. Saat work of faith ada di dalam, semua yang kita kerjakan akan jadi hebat dan luar biasa.
- Usaha kasih (labour of love) – Labour artinya orang yang memukul dada dengan kesedihan mendalam, atau bekerja dengan penderitaan dan kesukaran. Saat kita ingin mencintai, sering justru kita di-salah-mengerti, dibalas dengan yang tidak baik, disakiti. Walau begitu, tetap kerjakan labour of love karena Tuhan melihatnya.
- Ketekunan pengharapan (patience of hope) – kesetiaan dan kestabilan dalam pengharapan. Tahun ini pengharapan kita harus stabil, tidak naik-turun.
Iman-pengharapan-kasih kita harus dijagai / diprotect.
Tetapi
kita, yang adalah orang- orang siang, baiklah kita sadar,
berbajuzirahkan
iman
dan kasih,
dan berketopongkan
pengharapan
keselamatan. (1 Tes 5: 8)
Pelindung iman dan kasih adalah baju zirah/ breastplate. Baju zirah menutupi badan, artinya iman dan kasih adalah urusan hati. Jagai iman dan kasih dengan baju zirah sehingga tetap kuat, tidak dicuri, dihancurkan dan hilang.
Pelindung pengharapan adalah ketopong/ helmet. Ketopong menutupi kepala, artinya pengharapan berada di pikiran.
Iman-pengharapan-kasih harus dikerjakan seimbang, dan di naikkan levelnya.
Yang terbesar adalah kasih: Kasihi Tuhan dan sesama dengan level yang baru!
Tahun 1940an di Jepang ketika jaman perang, orang-orang jompo ditaruh di hutan sampai matinya karena dianggap merepotkan. Sikap ini membuat Jepang masuk dalam kondisi yang berat. Satu kali ada anak yang bawa ibunya ke tengah hutan. Saat di bawa, ibunya mematahkan ranting-ranting sehingga anaknya bisa mudah menemukan jalan pulang. Akhirnya anak ini bawa ibunya kembali pulang, karena sang ibu membalas sikap anak yang ingin membuangnya dengan kasih.
Mulai
bulan agustus 2012, link MP3 rekaman hanya diberikan di grup
mailing-list pada link di atas.
Korespondensi:
antonius_fw@yahoo.com
(email, YM dan FB);
@Antonius_FW
(tweeter);
antoniusfw1@gmail.com
(Google +, Google Talk);
antonius_fw@hotmail.com
(MSN Massenger);
pin
BB: 29C12B56
No comments:
Post a Comment