Sunday, April 13, 2014

Wadah yang Besar - S4: Pelitaku Tetap Menyala – Petrus Agung – Rabu, 08 Januari 2014

Rabu, 08 Januari 2014
SEMINAR "WADAH YANG BESAR"
Sesi 04: Pelitaku Tetap Menyala
Seminar Bisnis dan Akhir Jaman – Januari 2014
Petrus Agung

Apapun yang kelak akan Tuhan berikan kepada kita, tidak boleh membuat kita melekat pada dunia. Saat Tuhan datang, hati kitalah yang mempertimbangkan: ingin Tuhan atau ingin dunia. Jika hati kita cenderung pada dunia, maka tarikan Tuhan tidak akan mempan, dan kita akan tertinggal.

Hati kita harus melekat pada Tuhan, bukan pada yang duniawi

Mat 25: 1-13 - Ini perumpamaan kedua yang berkaitan dengan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Dikatakan gadis yang bijaksana dan yang bodoh, tapi tidak ada yang dikatakan jahat.

Di masa menjelang Tuhan datang, kita harus kerjakan tugas-tugas kita dengan maksimal, dan tidak bermalas-malasan.

Di perumpamaan seperti terbagi 2: 50% bijaksana, 50% bodoh. Tidak dikatakan 90%-10% atau prosentasi lain. Ini seperti penyakit “kebodohan” yang mewabah di kalangan anak-anak Tuhan.
Ada sesuatu yang membuat terjadinya kebodohan secara masal.

Jika kita ingin pelita kita tetap menyala, maka kita tidak boleh bodoh! Karena kebodohan memadamkan banyak hal dalam hidup kita.

For as he thinks in his heart, so is he. (Ams 23: 7a, Amp)

Thinks = menghitung/ Kalkulasi =
שׁער = sha'ar (H8176) : seperti orang yang membuka gerbang (open, to act as gate keeper).
Kita akan menjadi sesuai kalkulasi/ hitungan di jiwa kita. Kalkulasi di jiwa itu seperti membuka gerbang bagi hidup kita. Kebodohan adalah saat kita salah menghitung apa yang ada di jiwa kita.

Kesaksian:
Ibu p Agung pernah bertemu sorang peramal. Dia ramalkan p Agung akan jadi jutawan. Setelah lahir baru, perkataan itu dipatahkan, karena jutawan tidak pernah bisa punya uang dalam skala milyar.

Apapun yang kita aminkan, kita akan jadi seperti itu.

P Agung hadiah mendapat ultah berupa buku dari anak-anak bu Lisa-Jakarta. Judulnya: "Cara Berfikir Seorang bilioner". Buku itu berdasar sebuah riset. Teori di bab 1 buku itu: T -> F -> A = R
Tought (pemikiran) kita akan mempengaruhi feeling (perasaan). Apa yang kita rasa itu akan membuat kita bertindak (action). Lalu tindakan itu akan memberikan hasil (result). Ini cara kerja manusia secara umum.

Saat tidak ada kebodohan, maka tidak ada orang miskin di antara kita

Tetapi dari riset tentang kepribadian dan keberhasilan seseorang, berkaitan dengan keuangan orang tersebut, ternyata ada satu faktor yang terabaikan dalam teori di atas. Faktor itu adalah: P (
past programming), yaitu sesuatu yang sudah terprogram di masa lalu.
Faktor P: apapun yang kita dapatkan saat kita kecil hingga remaja: apa yang kita dengar, model kehidupan yang kita lihat, kejadian-kejadian yang kita alami, dll. Semua itu mempengaruhi bawah sadar/ sub-concious kita. Faktor ini ternyata begitu dominan dan mengalahkan logika kita.

Contoh:
  • Orang yang di bawah sadar berfikir bahwa kerja adalah seni, di kehidupan nyata ternyata tidak mendapat gaji.
  • Ada lagu-lagu rohani lama yang semua di fokus-kan ke surga. Ini membuat orang Kristen jadi miskin. Padahal jika kita diberkati, kita bisa melakukan banyak hal yang Tuhan perintahkan.
  • Pepatah-pepatah kuno yang baik, tapi mempengaruhi bawah sadar kita, dan ujungnya mempengaruhi seberapa besar kita terima berkat:
    • urip mung mampir ngombe (hidup hanya mampir minum).
    • sing penting dapure ngepul (yang penting dapur berasap).

Dalam kehidupan, ada orang-orang yang menabrak logika yang ada. Ini karena ada yang tersimpan di bawah sadar kita. Bagian di bawah-sadar kita ini seperti thermostat (pengukur suhu). Ada titik yang merupakan batasan bagi kita untuk mencapai sesuatu. Berapa "thermostat" kita tentang berkat?

Kita harus sering diingatkan tentang apa yang Tuhan mau dalam hidup kita.

Model kehidupan yang kita lihat juga mempengaruhi cara fikir kita.
Contoh:
P Agung melihat sejak masa mudanya: pendeta hidupnya susah, puasa karena terpaksa, menjadi pendoa bagi orang-orang kaya. Saat lahir baru dan jadi hamba Tuhan, apa yang p Agung lihat bertahun-tahun itu membayanginya. P Agung tidak mau terima gambaran itu sebagai kebenaran. P Agung baca buku Keneth Hagin tentang iman. Hingga p Agung sampai pada kesimpulan bahwa jika mengerti tentang iman, hidupnya tidak akan susah.
Suatu kali p Agung menemani pdt Jeremia Rim saat antri tiket pesawat. Saat akan membayar tiket pesawat, p Agung lihat bahwa uang di dompet ps Rim sangat banyak. Hal ini menghancurkan kesimpulan bawah sadar p Agung yang semula. P Agung sampai pada kesimpulan bahwa hamba Tuhan juga bisa hidup diberkati.

Masing-masing kita punya peristiwa-peristiwa berbeda dalam kehidupan, dan itu membentuk kita.

Ada atmosfir yang mengelilingi dan mempengaruhi kita, menabrak semua logika normal, dan bisa membuat berkat seolah menjauh dari kita.

Ingat bagaimana masa kecil kita, lawan semua yang negatif dengan deklarasi firman Tuhan!

Kita harus belajar dan baca firman Tuhan terus-menerus karena itu akan membersihkan jiwa kita. Perkataan p Yusak yang juga mempengaruhi p Agung: mau surga dan juga mau menikmati dunia.

Cek apakah yang menghalangi kita selama ini adalah
past-programming kita, lalu patahkan. Contoh:
  • Ada yang melihat keluarga-keluarganya bangkrut di masa tua.
  • Sejak kecil terbiasa jika sakit sedikit langsung minum obat. Akibatnya sulit terima mujizat kesembuhan.

5 gadis tidak jahat, tapi bodoh. Kebodohan itu karena kalkulasi di jiwanya keliru. Seringkali kalkulasi yang salah itu oleh karena karena pihak lain, pengaruh lingkungan, atau masa lalu kita.
Jangan didik anak dengan cara menakut-nakuti, karena itu merusak past-programing mereka. Tapi masukkan firman Tuhan, karena itu akan membuat mereka kelak jadi bijaksana.

Beda gadis bodoh dengan yang bijaksana:
1. Yang bodoh hanya ber-reaksi, yang bijak punya antisipasi.
Di jaman itu jika mempelai pria terlambat adalah kejadian umum. Maka tindakan tidak membawa minyak cadangan adalah tindakan yang aneh dan bodoh, dan di luar logika.

Banyak anak Tuhan yang karena didikan masa lalu, mencetak sesuatu di pikiran dan jiwa kita, dan membuat banyak orang kehilangan banyak hal yang Tuhan sudah sediakan.

2. Yang bijaksana menggunakan uangnya untuk meyakinkan bahwa saat mempelai datang, mereka siap menyambut karena pelitanya tetap menyala. Yang bodoh menyimpan uangnya.

Pelita adalah tanda kesiapan melakukan apapun yang Tuhan perintahkan

Nyalakan pelita kita di banyak tempat, manfaatkan dan gunakan uang kita secara tepat sesuai yang Tuhan perintahkan.

Tuhan segera datang, mari songsong Dia dengan pelita yang masih menyala

Gift: lentera, mengingatkan bahwa Tuhan segera datang, dan kita harus siap menyongsong Tuhan dengan pelita yang tetap menyala.

Prosentasi tertinggi angket permintaan materi seminar: intim dan mendengar suara Tuhan.

Korespondensi:
antoniusfw1@gmail.com (email, YM dan FB);
@Antonius_FW (tweeter);
pin BB 24D0C381
WhatsApp , WeChat, Line, Viber, Telegram – 085 727 868 064

No comments:

Post a Comment