Monday, April 11, 2016

Reaksi dan Respon – Kezia-Yoseph-Hadasha – Minggu, 20 Maret 2016

Minggu, 20 Maret 2016
Reaksi dan Respon
Kezia Samantha – Yoseph Samuel – Hadasha Gloria


Kezia Samantha
Hai saudara- saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata- kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. (Yak 1: 19-21)

Reaksi jemaat saat melihat video rekaman cuplikan pesan-pesan p Agung: rindu, sedih, marah, dll. Semua reaksi itu spontan keluar dari hidup kita, dan itu wajar. Tapi Firman berkata supaya kita tidak terburu-buru berkata-kata, mempertanyakan, memprotes, mengolok-olok, atau menghakimi, karena semuanya kedaulatan Tuhan.

Reaksi adalah sesuatu yang spontan keluar dari hati kita.

Kesaksian
Minggu sore p Agung panggil Kezia dan Erik untuk membersihkan suatu hadirat yang berbeda di kamar p Agung. Pesan p Agung: "papa berangkat dulu". Ternyata itu adalah pesan terakhirnya.
Saat pulang, pembantu tiba-tiba panggil Kezia, Erick dan Shasha, karena kondisi p Agung berbahaya. Reaksi Kezia saat melihat kondisi p Agung berkata "Tuhan tolong".

P Agung meninggal di tempat tidurnya. Setelah keluarga dan pastoral flashback, ternyata p Agung banyak berikan tanda-tanda, baik keluarga, atau jemaat.
P Agung ternyata juga sudah berpesan supaya di ultahnya (20 Maret) ketiga anaknya berbicara di mimbar. Bahkan Tuhan sudah siapkan pembicara untuk 1 minggu setelah kematian p Agung.

P Agung berada di mimbar untuk menyampaikan Firman dan pesan dari hati Tuhan. Bagi p Agung mimbar bukan tempat curhat atau berkeluh-kesah. Saat bu Yusak meninggal, p Agung juga tidak menceritakan perasaannya. Maka anak-anak p Agung sepakat untuk tidak menyampaikan perasaan pribadi, tapi yang dari hati Tuhan.
Dalam 2 minggu terakhir p Agung banyak sekali beri wejangan ke anak-anaknya. Senin 7 Maret, p Agung beri nasehat ke Kezia dan Shasha tentang reaksi dan respon.

Saat manusia menghadapi masalah, ada 2 hal keluar dari hidup kita: reaksi dan respon. Seringkali reaksi yang keluar adalah reaksi yang salah. Saat kemarahan menguasai, kita akan keluarkan perkataan yang salah, kemudian melakukan tindakan yang salah.

Reaksi kita menentukan masa depan kita.
Reaksi terbaik: diam. Jangan langsung bertindak, jangan langsung mengatakan sesuatu.

1Sam 18: 6-10
Saul dipilih jadi raja, tapi bereaksi salah hanya karena mendengar perkataan para wanita. Begitu ber-reaksi yang salah, roh jahat masuk di hidup Saul, dan Tuhan tidak pernah lagi mempercayakan apapun pada Saul.

Jangan takut kehilangan Petrus Agung, tapi takutlah kehilangan Tuhan. Takutlah jika saat ibadah tidak ada hadirat Tuhan.

Apapun yang terjadi, jangan kata-katain orang di PP (status,
profil picture), jangan ada yang jahat keluar dari hidup kita, belajar diam. Karena begitu marah, kita tidak bisa berfikir jernih, dan hati tidak bisa menangkap yang dari Tuhan.

Yosep Samuel
Kesaksian
Yosep pernah bereaksi salah. 10 tahun lalu Yosep menemani p Agung makan malam dengan tamu. Tiba-tiba tukang parkir memintanya pindah, Yosep marah kepada tukang parkir di hadapan p Agung dan tamu. P Agung hanya diam, dan terlihat kecewa.

P Agung berkata kepada Yosef: kamu harus punya
cool spirit, harus tahu levelmu, dengan siapa kamu berbicara dan bertengkar. Yosef membantah, dan menganggap p Agung membela tukang parkir, bukan anaknya. P Agung tetap tenang, dan berkata bahwa dia tidak mungkin ber-reaksi seperti yang Yosep minta karena p Agung adalah hamba Tuhan, dan panggilannya raja.

Yosef bertobat, dan belajar mengontrol diri. Tuhan mau kita semua punya penguasaan diri, cool spirit.

Hadasha Gloria
Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: " Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu. (Yes 30: 15a)

Kesaksian
Shasha harus tulis artikel buat sebuah artikel di majalah, tapi bingung akan menulis apa. Shasha bertanya pada p Agung, lalu P Agung jelaskan: saat ada sesuatu yang berat, ada pilihan: reaksi atau respon. Reaksi langsung keluar begitu saja, respon keluar setelah lebih dulu diolah dan dipertimbangkan.

Reaksi keluar tanpa berfikir. Respon keluar setelah ada proses: diam, renungkan, tanya Tuhan, baru kemudian melakukan sesuatu.

Contoh perbedaan antara reaksi dan respon
Ada wanita-wanita eksekutif di sebuah kafe. Lalu ada 1 cicak kecil jatuh di meja. Terjadi kehebohan, ada yang teriak-teriak, ada yang keluar tanpa bayar. Seseorang pelayan wanita dengan tenang datang dengan tissue, mengambil cicak dan membuangnya, maka masalah selesai.

Reaksi yang salah bisa membuat masalah lebih parah, dan tidak menyelesaikan masalah. Tapi saat kita me-respon dengan benar, akan menyelesaikan masalah dengan efektif dan cepat, membuat semua yang salah bisa diselesaikan.

Kesaksian
P Agung ajak Shasha khotbah duet. Reaksi Shasha panik dan merasa tidak mampu. P Agung berkata bahwa ini jalan tercepat Shasha untuk mencapai destiny-nya. Sampai saat ini, saat berkhotbah, Shasha merasa p Agung ada di belakangnya dan meyakinkan bahwa dia bisa.

Shasha dekat dengan papanya karena kurang feminim. Jika dekat maminya harus pakai rok, pakai bando, pakai make up dll. Jika ibunya memaksa, p Agung membela dengan berkata bahwa Shasha sudah cantik apa adanya.

Pesan p Agung ke Shasha:
Jika kita difitnah dan dimaki-maki orang: diam, jangan balas, jangan ber-reaksi yang salah, serahkan semua ke Tuhan, ber-respon seperti yang Tuhan mau, maka kita akan melihat pembelaan Tuhan.

Shasha lihat p Agung lakukan hal sama saat difitnah orang: diam, hadapkan ke Tuhan. Maka pembelaan akan datang dari Tuhan, di waktu yang sempurna, dengan cara di luar pikiran manusia.

Manusia sering tidak sabar, terlalu cerewet kepada Tuhan. Padahal Tuhan sudah menata hidup kita. Jika itu bisa kita tangkap dan pelajari, akan ada yang luar biasa.

Yusuf difitnah saudara-saudaranya, bahkan dijual. Yusuf tetap diam. Bahkan saat digoda istri Potifar, Yusuf diam dan tidak menyebarkan aib istri Potifar. Saat juru minuman lupa akan Yusuf, Yusuf tetap diam. Inilah yang membuat Yusuf naik tinggi.
Saat masa kesesakan tiba, Firaun perlu Yusuf untuk membantunya. Firaun sejak kecil dididik jadi raja, tapi mudah marah, sementara Yusuf sangat tenang menghadapi segala sesuatu.

Menurut psikologi: Orang yang gampang emosi tidak bisa menggunakan akal sehat, ujungnya jadi parah dan malah mengacaukan semuanya. Emosi membuat kita tidak bisa mendengar suara Tuhan. Saat tenang, kita bisa dengar suara Tuhan, dan masalah bisa selesai dengan baik
.

Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota. (Ams 16: 32)

Ketika kita bisa menguasai diri, membiarkan Roh Kudus masuk dan menguasai kita, kita akan bisa menguasai kota, bahkan dunia, karena karakter Kristus masuk dalam hidup kita.

Contoh kasus: butuh uang, lalu pasang status + no rekening. Ini salah, seharusnya hadapkan masalah itu ke Tuhan, minta tolong ke Tuhan.

P Agung sudah tidak ada, saat berada di puncak destiny-nya. Jangan bersedih, mari lanjutkan visi-visi Tuhan: memuliakan Tuhan, memenangkan milyaran jiwa bagi Tuhan.

Mari bangkit, menyelesaikan visi Tuhan di hidup kita, jalan dengan Tuhan, dan tidak berhenti.

Jika hati kita percaya pada Tuhan, akan ada ketenangan, damai sejahtera turun dalam hidup kita. Untuk ber-respon dengan benar, ketenangan harus ada di hati kita. Dalam hati yang percaya tidak ada kegelisahan. Tidak akan ada pertanyaan di hati tentang pertolongan Tuhan, karena kita tahu Tuhan pasti menolong kita.

Hengky Kusworo
Reaksi salah dari Saul membuat dia kehilangan kerajaan.
Respon benar dari Yusuf membuat dia jadi penguasa Mesir.

Jika ada reaksi yang salah, hadapkan ke Tuhan, minta ampun, supaya kita dipulihkan.

Ziklag dibakar hanya 3 hari sebelum Daud naik tahta. Daud tidak bereaksi salah, tapi menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan, dan menghadap Tuhan. Respon yang benar membuat Daud jadi raja.

dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." (Yes 30: 15b)

Terima warisan p Agung:
Hati yang tenang dan teduh, menguasai diri, roh pengertian yang kuat, mampu me-respon dengan benar, ada penguasaan diri, menghadapkan semuanya pada Tuhan.

Korespondensi:
@Antonius_FW (tweeter);
pin BB 2A67038C
WhatsApp, Line, 085 727 868 064

No comments:

Post a Comment