Minggu,
24 April 2016
7
Kesalahan si Sulung
Adi Sutanto
Adi Sutanto
Lukas
15:25-32
P
Adi dipaksa orang tuanya masuk sekolah kedokteran, padahal sudah
mendapat panggilan Tuhan untuk menjadi hamba Tuhan. P Adi coba
berkompromi dengan menawar pada Tuhan: setelah jadi dokter akan
membangun gereja-gereja. Tapi bagi Tuhan ketaatan lebih berharga
dibanding pengorbanan. Kemudian p Adi meminta tanda terakhir dari
Tuhan supaya bisa mengambil keputusan. Tiba-tiba p Adi dengar suara
seseorang merintih. Roh Kudus kemudian berkata bahwa satu orang yang
merintih bisa didengar p Adi, apakah bisa juga mendengar ribuan jiwa
yang menangis mencari keselamatan. Malam itu juga p Adi menyerahkan
hidup dan masa depannya pada Tuhan.
Pelayanan
itu panggilan dan bukan soal jabatan. Di manapun Tuhan tempatkan,
kita bisa melayani Tuhan. Tidak ada yang hanya duduk menonton, semua
jemaat bisa melayani Tuhan dan menyelamatkan jiwa-jiwa.
P
Adi orang yang minder, tidak biasa bicara dihadapan banyak orang.
Tapi panggilan Tuhan menariknya, dan Tuhan membuat semua yang tidak
bisa menjadi bisa. Maka tidak ada alasan di hadapan Tuhan.
Injil
Kerajaan selalu harus diberitakan. Tidak ada persembahan yang lebih
bernilai kecuali jiwa-jiwa
7
Kesalahan si Sulung
1.
Tidak mau mengampuni adiknya
Mengampuni
adalah suatu keputusan, bukan perasaan. Walau perasaan masih jengkel,
tetap putuskan untuk mengampuni.
Dalam
doa Bapa kami, pengampunan Tuhan ada syaratnya: harus mengampuni
orang lain lebih dulu.
dan
ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti
kami juga mengampuni
orang yang bersalah kepada kami;
(Mat 6: 12)
Besarnya
kesalahan orang lain kepada kita tidak boleh menjadi patokan apakah
kita mengampuni dia.
Pengampunan
adalah bagian dari Firman Tuhan yang harus kita jalankan
Kebenaran
yang di-respon dengan hati yang salah tidak akan menghasilkan
apa-apa. Tapi kesalahan yang di-responi dengan hati yang benar,
dampak kesalahannya akan berkurang. Kesalahan yang diresponi dengan
hati yang salah akan mendatangkan kehancuran.
Contoh:
Yusuf mengampuni saudara-saudaranya yang jahat.
Minta
Roh belas-kasihan dari Tuhan sehingga kita bisa mengampuni orang yang
bersalah pada kita.
2.
Tidak membedakan antara "dosa adiknya" dengan "adiknya
yang berdosa"
Tuhan
membenci dosa, tapi Tuhan mengasihi orang berdosa. Bedakan antara
orangnya dengan dosanya. Tidak ada manusia atau gereja yang sempurna.
3.
Melawan otoritas bapaknya
Tuhan
berdaulat memberkati orang yang Dia mau berkati, memilih orang yang
Dia mau pilih. Maka jangan berbantah-bantah dengan Tuhan.
Contoh:
Sebagai
pengganti Yudas Iskariot, 11 rasul mencari gantinya dengan mengundi.
Tapi kitab Kisah Para Rasul menunjukkan bahwa posisi rasul ke-12
Tuhan berika pada Paulus, padahal dulunya dia penganiaya jemaat.
4.
Ngambek / protes / mutung dengan cara yg salah: tidak mau masuk ke
rumah
Tuhan
mau jika kita ajak berdialog dan meminta penjelasan, sehingga Tuhan
berikan pengertian caraNya mengambil keputusan.
5.
Iri hati – Dosa Membanding-bandingkan
Si
sulung merasa melayani dengan setia, tapi tidak mendapat anak
kambing. Sementara si bungsu memboroskan harta bapaknya dengan
pelacur, saat pulang dipestakan dengan anak lembu tambun.
Allah
menetapkan berkat bagi kita masing-masing, sesuai kapasitas kita
masing-masing. Berkat besar sekalipun, jika bukan jatah kita maka tak
akan enak. Jangan pernah iri dan meminta berkat orang lain.
Cara
doa kita seharusnya: minta supaya bisa menyelesaikan
bagian-destiny-panggilan-tugas pelayanan-kehidupan yang Tuhan
sediakan bagi kita.
6.
Memiliki mentalitas pegawai/ pekerja, dan bukan anak
Tetapi
semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi
anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; (Yoh
1:12)
7.
Tidak sadar bahwa segala kepunyaan Bapa adalah juga milik si sulung
Si
sulung tidak pernah mendapat kambing karena kebodohannya sendiri:
tidak merasa berada di rumah bapaknya.
Kita
berada dalam rumah Bapa, maka apapun yang Bapa punya – kita juga
ikut memilikinya: langit dan bumi, mobil-mobil, pabrik-pabrik, rumah,
dll.
Ilustrasi
Seseorang
melakukan perjalanan dari Indonesia ke USA naik kapal laut. Karena
lama perjalanannya sebulan, dia membawa bekal: abon, kecap dan nasi.
Dia ingin membeli di kantin, tapi merasa tidak punya cukup uang. Saat
meminta untuk bekerja di kantin dengan upah mendapat makanan, koki
men-cek tiket penumpang ini. Ternyata ada pernyataan: "all meals
included", artinya dia bisa makan setiap saat di kantin.
Semua
kebutuhan kita: materi-rohani-jasmani-jiwani, sudah Tuhan sediakan
sejak sebelum kita lahir.
Korespondensi:
antoniusfw@facebook.com
(FB);
@Antonius_FW
(tweeter); pin BB 2A67038C
WhatsApp,
Line, 085 727 868 064
No comments:
Post a Comment