Minggu,
12 Agustus 2012
Neither do I Condemn Thee
Neither do I Condemn Thee
Harold
Gingerich
Ada
banyak orang yang hidup dalam perasaan bersalah dan terdakwa. Mereka
sudah datang ke Yesus untuk keselamatan, tapi masih banya rasa
bersalah dan rasa didakwa dalam hidup mereka. Tapi Yesus telah datang
untuk memerdekakan mereka !
Yoh 8: 2-11 – Wanita yang tertangkap basah berdosa.
Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi tidak perduli tentang keadilan maupun
tentang perempuan ini, mereka hanya ingin memasang perangkap bagi
Yesus.
Tapi
Yesus lakukan 3 hal:
- Menunjukkan diriNya lebih besar dari hukum Taurat.
- Mengubah hukuman.
- Menetapkan anugrah sebagai dasar kebenaran.
Kekristenan bukan terdiri dari daftar hukum-hukum,
tapi
anugrah Tuhan yang bekerja dalam kehidupan kita.
Saat
membaca perikop di atas timbul pertanyaan: perempuan itu ditangkap
sedang berbuat zinah, berarti tertangkap bersama pria. Tapi dimanakah
pria-nya? Karena tidak mungkin berzinah sendirian.
Hukum
Taurat berkata di Im 20:10 dan Ul 22:22 bahwa hukuman mati bagi kedua
pelaku perzinahan. Jika ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi ingin
menegakkan hukum Taurat, maka pria-nya juga dibawa. Mereka hanya
ingin menjebak dan menyingkirkan Yesus, karena Yesus merupakan
ancaman bagui mereka:
- Jika Yesus berkata untuk melepaskan wanita itu, mereka akan mendakwa Yesus melanggar hukum Taurat.
- Jika Yesus berkata untuk melempari wanita itu dengan batu sampai mati, berarti Yesus melanggar hukum Romawi
Tapi ternyata respon Yesus beda: membungkuk dan menulis di tanah. Apa yang di tulis Yesus? Apakah nama-nama beserta tanggal-tanggal? Tidak ada yang tahu !
Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. (Yoh 10: 10)
Siapa pencuri ini? Banyak yang berkata: iblis, dan ini betul. Tapi dalam konteks Yoh 10 yang dimaksud Yesus adalah pemimpin agamawi di masanya. Yesus terus berkonfrontasi dengan para pemimpin agamawi, karena tidak perduli kepada orang-orang, bahkan tidak perduli juga kepada hukum Musa. Sebenarnya mereka hanya perduli kepada dirinya sendiri, dan bagaimana mempertahankan posisi dan kuasa yang mereka miliki.
Kuasa
bisa jadi sesuatu yang sangat menipu !
Maka
kita harus menjaga hati kita, karena kuasa dan posisi bisa merusak
diri kita.
Yesus secara terus-menerus mengkonfrontasi pemimpin agamawi. Yesus menyembuhkan orang di hari sabat dan mereka marah (Yoh 7: 23 ). Di Mat 9:13 Yesus berkata untuk mempelajari apa yang ditulis di Hos 6:6.
Sebab
Aku menyukai kasih
setia,
dan bukan korban sembelihan,
dan
menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada
korban-korban bakaran. (Hos 6:
6)
Yang
diminta Tuhan: berbuat adil, mencintai belas-kasihan, hidup dalam
kerendahan hati. Apakah kita menyukai dan melakukan belas-kasihan
bagi orang lain, atau kita mengkritik dan menghakimi orang-orang lain
?
Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya
dan
kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan
Allah
ialah
menuntun engkau kepada pertobatan? (Rm
2: 4)
Kebaikan Tuhanlah yang membawa kita kepada pertobatan ! Kita sebenarnya berada di posisi yang sama dengan wanita ini: bersalah karena berdosa, kita layak dihukum, kita layak terima murka Tuhan! Tetapi kebaikan Tuhan yang membawa kita kepada pertobatan! Kita layak terima murka Tuhan, tetapi Yesus memberi kita kasih karunia! Perempuan itu layak dihukum, tetapi Yesus memberikan kasih karunia kepadanya.
Tujuan
dari seluruh hukum adalah supaya kita mengasihi sesama kita seperti
mengasihi diri sendiri (Gal 5: 14, Mat 7:14). Kita sering
terperangkap dalam peraturan-peraturan, hukum-hukum, ritual-ritual
kita, tapi yang dicari Tuhan adalah belas kasihan.
Yesus membalikkan total perangkap para pemimpin agamawi. Yesus tidak menyingkirkan hukum Musa, tapi menerapkannya kepada orang Farisi dan ahli-ahli Taurat!
"Barangsiapa
di antara kamu tidak
berdosa,
hendaklah
ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (Yoh 8:
7B)
Setelah
berkata ini, Yesus menulis kembnali di tanah untuk kedua kalinya dan
tidak berkata apapun. Timbul keheningan yang justru berbicara keras
kepada masing-masing orang yuang hadir. Apa yang dimulai sebagai
perangkap dan pertanyaan legal, sekarang jadi
sangat pribadi.
Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu mendapati diri
mereka se-level di posisi wanita itu. Mereka tertempelak, dan juga
sadar bahwa perangkap mereka gagal, kemudian meninggalkan tempat itu.
Tiba-tiba tidak ada orang lain lagi, yang tertinggal: hanya sang berdosa dan Dia yang tidak berdosa! Hanya Yesus yang punya hak menghakimi perempuan ini! Yesus bukan mengabaikan dosa-dosa perempuan ini, tapi Dia mengampuninya.
Yesus
bukan mengabaikan dosa-dosa kita, tapi Dia merentangkan
kasih-karuniaNya kepada kita, dan memulihkan kebenaran dalam hidup
kita.
Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus
(Rm
8:1)
Orang-orang
dan iblis menghakimi kita, tapi Yesus tidak! Yesus menarik kita
kepada diriNya, dan tidak hanya mengampuni kita, tapi juga
memerdekakan kita. Mulanya perempuan ini tidak berbuat dosa karena
takut pada hukum Taurat, tapi bahkan rasa takut itu tidak cukup kuat
menahannya dari berzinah. Tapi Tuhan kemudian beri dia
kasih-karuniaNya, sehingga kita kini melayani Tuhan bukan karena
ketakutan, tapi karena kita telah berjumpa dengan Tuhan. Saat kita di
dalam Kristus, kita tidak perlu hidup di bawah awan dakwaan dan rasa
bersalah.
Apa yang kita lakukan buruk, tetapi kasih-karuniaNya jauh lebih besar dari itu! Kasih karuniaNya tidak memberi kita ijin untuk berbuat apapun yang kita mau, tapi kasih-karuniaNya-lah yang menjuhkan kita dari kehidupan dosa.
Kita
perlu kasih-karunia Tuhan setiap hari, dan kita juga perlu belajar
mencurahkan kasih-karunia kepada satu sama lain. Saat kita belajar
melakukannya, maka kita bisa menjadi alat pendamaianNya.
Rasa bersalah dan rasa terdakwa bisa menghancurkan kita.
Maka
kita sangat memerlukan anugrah Tuhan!
He hath not dealt with us after our sins; nor rewarded us according to our iniquities.
For
as the heaven is high above the earth, so great is His mercy
toward them that fear Him.
As
far as the east is from the west, so far hath He removed our
transgressions from us.
Like
as a father pitieth his children, so the LORD pitieth them that fear
him.
For
he knoweth our frame; he remembereth that we are dust (Mzm
103:10-14)
Yesus SUDAH mencurahkan kasih-karuniaNya kepada kita! Dia juga tidak menghukum kita!
Yesus
tahu semua dosa kita, tapi Dia tidak menghukum kita !
Petrus
Agung
Kita
bukan orang benar, tapi orang yang dibenarkan !
Mulai
bulan ini, link MP3 rekaman hanya akan diberikan di grup mailing-list
pada link di atas. Mohon maaf untuk ketidak-nyamanannya.
Korespondensi:
antonius_fw@yahoo.com
(email, YM dan FB);
@Antonius_FW
(tweeter);
antoniusfw1@gmail.com
(Google +, Google Talk);
antonius_fw@hotmail.com
(MSN Massenger)
pin
BB: 29C12B56
No comments:
Post a Comment