Thursday, March 7, 2013

FGTG KKR3 S9 Hujan Awal dan Hujan Akhir - Petrus Hadi - 28-12-2012

KKR “From Glory to Glory”
KKR3 – 28 Desember 2012
Sesi 9 : Hujan Awal dan Hujan Akhir – Petrus Hadi

Di KKR juni ada janji Tuhan, seperti di 2Kor 6: 2. Tapi karena cara berfikir yang salah, akhirnya tertutup. Contohnya salah seorang jemaat Temanggung yang bekerja sebagai agen asuransi, karena melampaui target mendapat bonus, tapi di tahun 2013. Sebenarnya orang ini sudah dapatkan berkatnya. Masing-masing kita sebenarnya sudah dapat kertas seperti cek dari Tuhan. Tapi bagi yang tidak tahu, hanya kertas biasa lalu dibuang.

Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu.
Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu. (Yes 60: 1-2)

Ada 2 sisi yang terjadi. Cuaca dan antariksa berubah jadi gelap, moralitas tambah buruk. Maka artinya tahun depan lawatan Tuhan akan terjadi secara lebih hebat. Seharusnya kita sudah tidak memikirkan apakah janji-janji Tuhan digenapi atau tidak. Kebanyakan berfikir kapan akan dapat dan apa yang didapat, tapi tidak berfikir tentang apa yang Tuhan dapatkan dari yang bisa kita lakukan.

Mata kita adalah konsep pandang kita. Jika pandangan kita terhadap suatu hal keliru, maka yang kita lihat hanya kegelapan. Sebaliknya jika pandangan kita terang, maka yang terlihat adalah kesempatan dan anugrah.

Saat bencana Merapi, semua hanya fokus dan kumpulkan bantuan ke Jogja, sehingga bantuan kurang dihargai. Padahal ada daerah-daerah lain yang juga terkena dampaknya: Magelang (utara), Boyolali (timur), Muntilan (barat). P Hadi dan gerejanya menjangkau ke daerah-daerah yang tidak dilihat orang.

Jika kita punya sikap dan meminta pada Tuhan supaya bisa jadi berkat dan pembawa lawatan disaat terjadi bencana, maka kita akan terhindar dari bencana itu, karena Tuhan di pihak kita.

Saat dilantik jadi panggilan pekerja, p Hadi amati 3 tokoh Alkitab: Yohanes Pembabtis, Yusuf, Paulus.
Paulus adalah hamba Tuhan yang menekankan tentang bekerja, bahkan sekalipun di dalam penjara tetap bekerja. Orang yang rajin bekerja melihat kesempatan dalam setiap kesempitan, sebaliknya orang yang egois, dalam setiap kesempatan hanya akan lihat kesempitan.

Yoh 3: 25-30 – Ada banyak hal yang membuat kita tidak melakukan apa yang harus kita lakukan. Yohanes Pembabtis juga diganggu hatinya oleh apa kata orang, tapi dia tidak terpengaruh karena tahu siapa dirinya: orang yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan, dan dia bukan Mesias.

Banyak orang yang lebih baik dari kita, maka jika Tuhan pakai kita, itu anugrah.

Sikap hati Yohanes membuat sukacitanya penuh.

Apapun yang kita lakukan dengan sukacita membuat pekerjaan kita berhasil dan hasilnya beda.

Yohanes Pembabtis memperbaiki komitmen-nya di ayat 30.

Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. (Yoh 3: 30)

Pernyataan Yohanes ini adalah gambaran kehidupan kita. Ada manusia jasmani dan manusia rohani. Seiring waktu harusnya manusia rohani kita semakin bertumbuh makin kuat, dan mempengaruhi manusia jasmaninya, sehingga kedagingan semakin hilang. Supaya hal ini terjadi tidaklah mudah, Rasul Paulus juga mengalami hal yang sama.

Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. (2Kor 4: 16)

Jemaat Temanggung ada yang bekerja sebagai tukang becak, tapi anaknya bisa kerja di kantor. Tukang becak bekerja lebih banyak di fisik. Si anak yang bekerja di kantor lebih banyak di jiwa/ pikirannya. Hasilnya jauh lebih banyak yang kerja di jiwa. Level ke-3: kerja di roh. Ini yang tidak disukai iblis.

Dalam hidup orang percaya, roh kita punya potensi yang luar biasa. Jika kita mau hidupkan, bangkitkan dan tumbuhkan manusia roh, maka kekuatannya luar biasa. Jika pelayanan Roh jadi bagian hidup kita, maka tuaian jiwa besar-besaran akan terjadi.

Di dunia bisnis, orang dunia sadar mereka butuh alam roh, menggunakan ilmu, pergi ke dukun- dukun. Maka saat kita doa perang dan menang di alam roh, maka kita juga menang di alam jasmani.

Ay 16 – Biasanya saat manusia roh kita bertumbuh, cinta Tuhan berkobar, seringkali ada hal-hal yang bisa membuat kita tawar hati.

Sebelum berkumpulnya 6 hamba Tuhan, Tuhan minta p Hadi puasa. Awalnya diminta 1 hari, akhirnya 40 hari. Saat manusia rohani p Hadi diperbarui, banyak mujizat yang luar biasa. Lalu p Hadi ajak jemaat yang sekitar 150 orang, untuk ikut puasa, bahkan semua setuju dan ikut tanda tangan. Akhirnya p Hadi puasa 100 hari. Begitu mengajak jemaat puasa, keuangan p Hadi merosot jauh, sehingga bisa membuat tawar hati. Setelah selesai 100 hari bertepatan dengan hari Pantekosta.

Mat 11: 2-6. Orang yang membabtis Yesus, melihat Roh Kudus turun atas Yesus, dan mendengar suara Bapa dari surga berkata Yesus bertambah dan dia berkurang. Penjara membuat manusia jasmani Yohanes Pembabtis merosot, akhirnya jadi tawar hati. Dan ini memilukan hati Tuhan.

P Hadi peperangan rohani di Bali hingga 12x. P Hadi sempat jenuh, capek, bosan, kelihatannya tidak ada hasil. Akhirnya ada orang Bali asli, bishop sebuah gereja yang minta diajari doa perang, dan ini legalitasnya lebih kuat.

Mat 11: 11 – Yohanes Pembabtis mencapai garis akhir tapi tidak finish strong. Karena begitu masuk penjara, semangatnya melemah. Akibatnya dia jadi yang paling kecil dalam kerajaan Sorga.

Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala- galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. (2Kor 4: 17)

Respon Paulus berbeda dengan Yohanes Pembabtis. Justru begitu masuk penjara, surat Paulus malah banyak dan beredar ke berbagai tempat. Paulus selalu bisa melihat kesempatan.

Bagi Tuhan memberkati keuangan kita tidaklah sulit, tapi tidak mudah bagi Tuhan untuk membuat kita tetap kaya sekaligus tetap rendah hati dan tetap suka memberi.

Jika tidak ada kehidupan yang berat dan menyakitkan di masa lalu, p Hadi tidak akan punya pengalaman dan kesaksian mengampuni papanya. Kesaksian hidup ini sudah menyelamatkan banyak keluarga yang hampir hancur.

Apapun yang kita hadapi, jangan pernah merasa bahwa masalah kita lebih berat dari orang lain !
Berat atau ringannya masalah tergantung pandangan kita !

Cara supaya penderitaan membawa kebaikan bagi setiap kita:

Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal. (2 Kor 4: 18)

Manusia rohani tidak terlihat, manusia jasmani terlihat. Yang harus kita perhatikan adalah yang di dalam, bukan yang di luar. Saat Tuhan berjanji, jangan jadikan janji itu menjadi fokus. Tapi perhatikan yang di dalam kita: Apakah saat kita terima mujizat, dan mujizat itu membuat kita lebih dekat pada Tuhan, dan menjadi lebih berkobar untuk Tuhan.

Perhatikan manusia rohani kita. Waspada terhadap kecewa dan sakit hati, karena menghambat pertumbuhan rohani kita.

Jika kita disakiti orang lalu kita tidak sakit hati itu baik; tapi jika kita mengampuni maka itu lebih baik; jika kita tidak hanya mengampuni, tapi juga mengasihi, itu terbaik.

Kesaksian p Hadi: mengampuni seorang pendeta yang mengata-ngatai dan menunjuk dia sebagai sesat. Sejak ada rekonsiliasi kehidupan p Hadi naik dan semakin naik.

Jangan ijinkan ada rasa kecewa kepada manusia, apalagi kepada Tuhan

Altar call
Bagi yang mau mengampuni semua yang pernah menyakiti hati: orang tua, pasangan, orang lain; kasih Tuhan akan mengalir dan memulihkan.

Profetis: makan roti+ minum air
- Kekuatan untuk sejalan dengan Tuhan

Maillist:

Korespondensi:
antonius_fw@yahoo.com (email, YM dan FB);
@Antonius_FW (tweeter);
antoniusfw1@gmail.com (Google +, Google Talk);
antonius_fw@hotmail.com (MSN Massenger);
pin BB: 29C12B56

No comments:

Post a Comment