Minggu,
30 Juni 2013
The Blessing of a
Covenant Marriage Family
Larry Keffauver
Dan
inilah yang kedua yang kamu lakukan: Kamu menutupi mezbah TUHAN
dengan air mata, dengan tangisan dan rintihan, oleh karena Ia tidak
lagi berpaling kepada persembahan dan tidak berkenan menerimanya dari
tanganmu.
Dan
kamu bertanya: "Oleh karena apa?" Oleh sebab TUHAN telah
menjadi saksi antara engkau dan isteri masa mudamu yang kepadanya
engkau telah tidak setia, padahal dialah teman sekutumu dan isteri
seperjanjianmu.
Bukankah
Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang
dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan
janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.
Sebab
Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel--juga orang yang
menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka
jagalah dirimu dan janganlah berkhianat! (Mal 2: 13-16)
Perjanjian
(covenant) menggambarkan hubungan antara Tuhan dengan umatNya. Tapi
Alkitab juga menjelaskan bahwa Tuhan mengharapkan kita memiliki
hubungan perjanjian (covenant relationship) satu sama
lain di dalam pernikahan, keluarga, mengasuh anak dan di dalam
gereja, seperti covenant kita dengan Tuhan.
Tetapi
beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah
waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam
batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka
Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. (Yer
31: 33)
Tuhan
akan menuliskan perjanjianNya di pikiran dan hati kita.
Tuhan
adalah pusat perjanjian (covenant)
:
Dia
menciptakan, mempertahankan, menyembuhkan, memulihkan, dan menjagai
perjanjian itu
Gambaran
covenant seperti sebuah segitiga, Tuhan berada di puncaknya,
kita di salah satu sudut, dan di sudut lain adalah orang yang
memiliki covenant dengan kita:
- Tuhan – suami – istri
- Tuhan – orang tua – anak
- Tuhan – gembala – jemaat
- Tuhan – saya – anda
Tuhan
tidak pernah memutuskan perjanjian, dan Tuhan adalah penjaga
perjanjian.
Dalam
perjanjian kita dengan Tuhan melalui Yesus, Tuhan tidak akan pernah
membiarkan kita keluar dari perjanjian itu. Dan Tuhan berharap kita
juga menjadi penjaga perjanjian itu.
Pernikahan
bukanlah kontrak, tapi perjanjian. Karena kontrak bersifat sementara,
tapi perjanjian bersifat seumur hidup. Artinya kita tidak bisa
menyingkirkan pasangan kita begitu saja, dan Tuhan mengharapkan
hubungan kita berhasil.
Tuhan
ingin kita mempunyai pernikahan yang berhasil, keluarga yang
berhasil, hubungan antar sesama yang berhasil
7
kualitas hubungan yang Tuhan harapkan, dan ini berlaku untuk semua
covenant :
1.
Saling komunikasi (comunnicate)
Kita
harus berkomunikasi, tapi juga harus memilih kata-kata yang
diucapkan. Gunakan lidah kita untuk memberkati dan bukan mengutuk,
saling mengucapkan kata-kata yang membangun, cepat mendengar tapi
lambat untuk marah.
Hai
saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang
hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata,
dan juga lambat untuk marah; (Yak 1: 19)
Hidup
dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan
buahnya (Ams 18: 21)
2.
Saling meneguhkan (affirm) dan menerima (accept)
Kita
sering ingin merubah pasangan hidup kita menjadi sesuatu yang kita
sukai, padahal seharusnya kita menerima dia apa adanya. Kita tidak
bisa mengubah pasangan kita! Maka jangan berdoa minta Tuhan untuk
mengubah pasangan kita, tapi minta Tuhan mengubah kita. Jika ada
masalah dalam hubungan suami istri, kita harus berani berkata “akulah
masalahnya”.
Kita
harus menerima satu-sama lain seperti Kristus sudah menerima kita.
Sebab
itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah
menerima kita, untuk kemuliaan Allah (Rm 15: 7)
Karena
itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu
seperti yang memang kamu lakukan. (1Tes 5: 11)
Singkirkan
roh penghakiman dan kritik, baik dalam pasangan suami-istri, dalam
hubungan orang tua-anak, dalam persahabatan, juga di dalam Tubuh
Kristus.
Jangan
kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. (Mat 7: 1)
Tubuh
Kristus harus bebas dari roh kritik dan menghakimi
Seringkali
pengkritik terbesar kita adalah dari sesama orang Kristen dan bukan
dari kelompok lain.
3.
Persetujuan/ kesepakatan (agreement)
Berjalankah
dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji? (Am 3:3)
Dan
lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini
sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan
dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. (Mat 18: 19)
Persetujuan
ini artinya dua pihak yang terlibat dalam covenant setuju dengan
Tuhan dan melakukan dengan cara Tuhan. Mencoba membuat salah satu
pihak menyetujui pendapat pihak yang lain bukanlah persetujuan/
kesepakatan.
Saat
semua yang terhubung dalam covenant setuju dengan Tuhan, maka
Tuhan akan membuat yang tidak mungkin jadi mungkin.
4.
Berdoa bersama-sama (pray together)
Pray
without ceasing. (1Tes 5: 17, KJV)
Berdoalah
setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu
dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,
(Ef 6: 18b)
Setiap
hari ps Larry awali doanya dengan doa ini:
Ya
Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. (Luk 18: 13b, TB) God be
merciful to me a sinner. (KJV)
Kata
belas-kasihan = mercy
(Inggris)
=
חסד
=
chêsêd
(H2617) = Tuhan mencurahkan semua kepada kita: anugerah, pengampunan,
kebaikan hati.
Saat
kita memohon belas-kasihan (mercy)maka sorga mencurahkan
semuanya
5.
Pengampunan (forgiveness)
Ampunilah
kami dari kesalahan kami, seperti kami sudah mengampuni orang yang
bersalah kepada kami. (Mat 6: 12)
Kita
punya potensi untuk saling menyakiti, terutama pada orang yang saling
mengasihi, dan seringkali tanpa sengaja. Saat kita di-tempelak Roh
Kudus tentang kesalahan kita dalam suatu relasi, kita harus meminta
ampun kepada pasangan/ rekan tersebut.
Salah
satu cara menjaga covenant adalah mengampuni pasangan/ partner
kita, bahkan sebelum yang lain bertobat
6.
Kasih tanpa syarat (unconditional love)
Kita
mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. (1Yoh 4:19)
Kasih
(1Kor 13: 1-13)
Mengasihi
bukan sesuatu yang emosional, tapi adalah keputusan dan
kehendak kita
7.
Kepercayaan (trust)
Kasih
adalah pemberian, tapi kepercayaan didapat melalui usaha
Isteri
yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada
permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan
kekurangan keuntungan (Ams 31: 10-11)
Cara
membangun kepercayaan dalam hubungan perjanjian (covenant
relationship) :
dan
rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan
Kristus. (Ef 5: 21)
Dasar
supaya hubungan perjanjian (covenant relationship) berhasil,
dan semua kualitas di atas bekerja adalah: saling melayani
Tanyakan
pada yang memiliki hubungan perjanjian dengan kita: bagaimana
saya bisa melayani anda?
- Kepada Tuhan
- Suami kepada istri, dan istri kepada suami
- Orang tua kepada anak-anak, dan anak-anak kepada orang tuanya
- Antar anggota gereja
- Gembala dan jemaat
Saat
kita siap mau menjadi pelayan dalam hubungan perjanjian kita, Tuhan
akan memelihara perjanjian itu, dan akan mengangkat kita
Penutup
Dalam
kisah perjamuan Kana, persoalan terbesar ada di pundak pengantin
baru. Tapi mereka tidak mengerti persoalannya, dan persoalan itu
Tuhan selesaikan.
Banyak
hal yang tanpa kita tahu nyaris menggilas hidup kita.
Tahun
1993 Tuhan larang p Agung berkhotbah di luar, hanya melayani di dalam
gereja. Ternyata sepanjang tahun 1993 ada pihak-pihak yang mengawasi
dan akan menangkap p Agung. Masalah ini karena p Agung bercerita di
Jerman tentang mimpinya bahwa akan adanya pergolakan di Indonesia. P
Agung baru tahu masalahnya setelah kasus ditutup.
Yesus
mengendalikan yang kita tahu dan yang kita tidak tahu dan sadari,
termasuk masa depan kita
Maillist:
Korespondensi:
antonius_fw@yahoo.com
(email, YM dan FB);
@Antonius_FW
(tweeter);
No comments:
Post a Comment