Thursday, February 26, 2015

4 Hal yang Membedakan dari Bangsa Lain – Yosea Dwi C – Minggu, 04 Januari 2015

Minggu, 04 Januari 2015
4 Hal yang Membedakan dari Bangsa Lain
Yosea Dwi C

Saat hidup kita sama dengan orang lain atau sekitar kita, maka kita dianggap rata-rata. Padahal destiny yang Tuhan tetapkan atas hidup kita adalah di atas rata-rata. Sering terjadi kita membandingkan diri dengan orang lain. Saat kita merasa kalah, semangat kita turun, dan turun, dan melemah.

Bangsa Israel adalah bangsa yang dibangun dan didasari atas janji Tuhan sendiri.
Kita adalah Israel rohani, maka kita seharusnya juga mengalami apa yang dialami bangsa Israel.

Jika belum mengalami janji Tuhan ini, kita harus merindukannya, dan minta Tuhan membawa kita mengalaminya.
Kej 12 – janji Tuhan pada Abraham. Janji ini diikuti perwujudan oleh Tuhan dan ketaatan Abraham. Sampai saat ini bangsa Israel masih merupakan bangsa yang istimewa. Bangsa Israel dari abad ke abad dihajar Tuhan, dihukum karena tegar tengkuk, tapi tetap jadi bangsa yang istimewa.

Sebagai orang tua, kita bisa melihat perbandingan anak-anak kita. Setelah sekian tahun, hati orang tua akan bergeser pada anak yang lebih menurut.
Bagaimanapun kelakuan Israel jasmani, Allah tetap setia pada bangsa Israel, karena bangsa ini dibangun berdasar janji Tuhan sendiri.

Kel 33: 13-16 – perkataan Musa kepada Tuhan.
Tuhan menjamin akan terus membimbing dan memberi ketenteraman kepada bangsa Israel.

Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan- Mu, yakni aku dengan umat- Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama- sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat- Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?

Refleksi:
Berapa lama kita Kristen? Berapa lama kita lahir baru? Apakah kita berbeda dengan sekitar kita ? Apakah kita punya standart tertentu atau biasa-biasa saja?

Segala proses melalui berbagai fase:
  1. Benih (impian)
  2. Persiapan
  3. Pertumbuhan/ perubahan
  4. Berbuah
  5. Berlipat ganda

Fase berbuah dan berlipat ganda adalah fase pembuktian.
Di masa sekolah yang membuat siswa diingat guru adalah sangat pintar atau sangat nakal. Beberapa orang menunjukkan bakat yang menonjol. Tapi ini bukan masa pembuktian. Masa pembuktian adalah ketika studi selesai dan mencapai sesuatu dalam hidup. Semua ditentukan dalam masa persiapan. Jika di saat masa persiapan meleset, maka akan terlihat di masa pembuktian.
Saat reuni, masing-masing hadir dengan penampilannya, dan seperti panggung untuk menampilkan sesuatu. Inilah masa pembuktian

Kesaksian
P Yosea punya 3 anak: yang terbesar proses skripsi, yang kedua kuliah semester 1, yang terkecil kelas 1 SMP. Masing-masing anak berada pada fase yang berbeda. Yang terkecil masuk fase remaja, ada benturan karena orang tua dianggap kolot. Yang mulai kuliah ada di fase persiapan. Anak sulung berada di fase magang, karena pembuktiannya baru sekitar 10 tahun berikutnya. Pembuktian didasari apa yang kita punya.

Dalam hal iman, pembuktian iman kita adalah saat Yesus datang di awan-awan, dan di saat penghakiman akhir. Semua akan muncul apa adanya di hadapan Tuhan tanpa bisa ditutupi.

Mat 25 – kita bukan kambing, tapi domba

Perbedaan 1: Memiliki Tuhan Yehova, Gosyen dan tanah perjanjian.
Paket Tuhan-Gosyen-tanah perjanjian ini membedakan Israel dengan bangsa lain.
  • Tuhan Yehova berperang bagi Israel
  • Gosyen sangat subur di tanah Mesir, sementara tanah lain biasa saja
  • Tanah perjanjian penuh dengan susu dan madu.

Kej 17: 4-8 – Pengulangan perjanjian, ada estafet iman dari kakek-moyang Israel hingga hari ini.

Refleksi
Apakah ada degradasi nilai dari orang tua ke anak kita: iman, ekonomi?

Kej 47: 5-6
Dalam Perjanjian Baru, orang yang percaya pada Tuhan Yesus mempunyai:
  • Secret place – tempat kita bertemu Tuhan.
  • Tuhan Roh Kudus
  • Janji Keselamatan
  • Janji penyertaan Tuhan

Yang membedakan satu orang dengan orang yang lain: reaksi kita.
Apa yang di dalam kita akan membedakan respon kita.

Contoh: anak kecil jatuh dari sepeda biasa. Tapi jika terlalu cinta anak, maka akan dipasangi helm, deker, dll. Maka seumur hidupnya anak ini tidak akan bisa naik sepeda.

Kesaksian
Anak p Yosea kuliah di Surabaya. Di awal p Yosea membekalinya dengan banyak hal. Setelah sekian bulan, dia bisa merasakan bedanya. Dia bisa merasakan kesendirian. Tapi tentunya tidak bisa ditarik balik ke Semarang, tapi harus melalui semuanya.

Tuhan ingin kita kuat dan berhasil. Tuhan sangat ingin memberkati kita, tapi fondasi hidup kita harus diperbaharui jika ingin berkat yang lebih besar.
Jika kita tidak punya secret place, kita akan lemah, rapuh dan labil

Perbedaan 2: Memiliki hikmat Ilahi yang berpengaruh besar
Daniel 2: 20-23 - Orang yang mengandalkan dan bergantung pada Tuhan, yang diagungkan adalah Tuhan, dan bukan idenya dan dirinya.

Sampai hari ini bangsa Israel memiliki hikmat, buktinya sebagian besar pemenang Nobel adalah orang Israel. Seharusnya kita bisa seperti bangsa Israel jasmani.

Orang berhikmat biasanya tidak banyak bicara, tahu kapan harus bicara atau diam, terus-menerus menggali kebenaran, tidak mudah menyimpulkan, dan pengaruhnya besar.



Hikmat Ilahi memiliki:
  • Kuasa penciptaan: Tuhan memberikan pada kita bertahap, maka mimpi kita juga harus bertahap, jangan melompat terlalu jauh/ tinggi. Hikmat dan pengenalan akan Tuhan membuat kita berani berbicara tentang impian kita. Bukan mengomel dan mengeluh tentang orang lain yang kita lihat punya kesempatan lebih.
  • Kuasa pelopor: yang belum ada dijadikan ada.
  • Memberi pengertian: kita mengerti banyak hal, tapi tidak sombong, justru tenang dan teduh, walau hal yang sama membuat orang lain goncang
  • Jalan keluar: orang yang mengalami firman akan tahu bahwa di firman-lah ada jalan keluar
  • Memelihara hidup

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Rm 12: 2)

Perbedaan 3: Memiliki penyertaan Tuhan dalam kerja kerasnya
Hukum universal: orang yang bekerja keras akan sukses.

Yang membedakan orang dunia yang sukses dengan bangsa pilihan Tuhan: penyertaan Tuhan.

Kej 39: 1-5
Yusuf anak ke-11 Yakub, paling disayang dan dimanja orang-tuanya. Dalam konsep masyarakat umumnya orang yang disayang dan dimanja biasanya tidak bisa bekerja. Tapi Yusuf berbeda.

Budak belian yang dijual adalah yang terbaik. Saat dipajang untuk dijual, budak hanya mengenakan cawat. Jika Yusuf gendut, maka tidak akan dipilih. Artinya tubuh dan otot Yusuf pasti bagus. Bukti penyertaan Tuhan pada Yusuf: keberhasilan saat bekerja di rumah Potifar. Karena jika tidak berhasil maka tidak akan dipercaya.

Bukti penyertaan Tuhan adalah keberhasilan dalam hidup kita.

Yakub tahu bagaimana bekerja dengan passion: bekerja selama 14 tahun untuk mendapatkan Rahel. Yakub pasti pernah menceritakan bagaimana pengalaman kerjanya kepada anak-anaknya. Yakub juga melatih Yusuf.

Ayah yang mencintai anak-anaknya akan mentransferkan pengalaman iman pada anak-anaknya.

Kerja keras tanpa penyertaan Tuhan akan menghasilkan susah payah.
Banyak orang yang sukses dan kaya, tapi tidak bisa menikmati hidup. Apalagi jika ada deal dengan kuasa gelap, maka seseorang tidak akan bisa menikmati, justru harus membayar dengan mengorbankan keluarganya. Tapi orang yang dalam penyertaan Tuhan, maka kerja kerasnya diberkati Tuhan, tanpa adanya kebocoran

Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya (Ams 10: 22)

Perbedaan 4: Takut akan Tuhan

Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu. Sesungguhnya, TUHAN, Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya; (Ul 10: 12-14)

Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat. (Ams 8: 13)

Sampai hari ini orang Israel masih menunggu kedatangan Mesias, sehingga mereka menjagai tata ibadahnya. Israel jasmani tahu bahwa mereka negara kecil dan banyak musuh, sadar bahwa ketergantungan pada perlindungan Tuhan sangat tinggi, ada “takut akan Tuhan” dalam hidup mereka.

Orang yang tidak takut akan Tuhan: melawan Tuhan, tidak sejalan dengan cara kerja Tuhan

Contoh tidak takut akan Tuhan:
  • Menghakimi.
  • Membalas kejahatan dengan kejahatan.
  • Membalas tekanan dengan tekanan balik.

Tuhan ingin Israel rohani berhasil dalam hidup dan mengalami janji Tuhan seperti yang diterima oleh Israel jasmani.

Penutup
Saat jemaat bisa menempel gembala, melakukan visi yang dikatakan gembala, maka kita juga akan mengalami dan menerima hal yang sama dengan yang diterima gembala.

Ibadah itu bertemu Tuhan di rumah Tuhan.
Saran: tunggu hingga berkat Tuhan turun, sehingga berkat yang kita terima utuh.


Korespondensi:
antoniusfw1@gmail.com (email, YM dan FB);
@Antonius_FW (tweeter);
pin BB 2A67038C
WhatsApp, Line, WeChat 085 727 868 064


No comments:

Post a Comment