Minggu,
19 Juli 2015
Beli
Minyak
Victor
Purnomo
Mat
25: 1-13
Inti
khotbah Yesus tentang akhir jaman ini: tetap berjaga-jaga, tetap
siap, tetap mengerjakan tugas dan bagian kita. 10 gadis ini dipanggil
untuk suatu tugas dan tanggung-jawab: menyambut mempelai laki-laki
dengan lampu yang menyala. Lampu yang dibawa tidak kecil, tapi cukup
besar untuk menerangi acara yang akan berlangsung di malam hari.
Tugas ini tidak bisa dikerjakan dengan sempurna oleh 5 gadis yang
bodoh, akibatnya mereka ditinggal di luar. Artinya 5 gadis bodoh
tidak menerima keselamatan yang Tuhan berikan.
Tuhan
panggil setiap kita, artinya ada misi dan tugas dalam hidup
masing-masing kita, baik itu besar atau kecil. Ada yang bertugas
khotbah, memimpin pujian, kolektan, pendoa, donatur, dll. Semua itu
harus dikerjakan
Tidak
dikatakan bahwa 5 gadis bodoh berbuat dosa, mereka hanya tidak
mengerjakan tugas. Tugasnya juga sederhana, hanya memastikan lampu
menyala. Saat mereka gagal melaksanakan tugas, tidak ada alasan yang
bisa diterima, dan mereka ditinggal di luar.
Bijaksana
artinya ketajaman dalam berfikir. 5 gadis bijaksana mengerti bahwa
mereka perlu membawa minyak cadangan.
Bodoh
dalam bahasa aslinya berarti tidak beriman atau tidak ber-Tuhan.
Seseorang
bisa Kristen dan berada di dalam gereja, tapi ternyata tidak beriman,
tidak bisa bergantung pada Tuhan, tapi bergantung pada kekuatannya
sendiri.
Bagi
seseorang yang sudah mendapat banyak pengertian Firman Tuhan, lalu
masalah-tantangan-persoalan datang, seharusnya iman mereka bekerja.
Pengharapan pada Tuhan tidak boleh hilang.
Ilustrasi:
Menjelang
ibadah sore, petugas lupa membeli solar untuk genset. Maka ibadah
akan berlangsung dalam gelap, semua alat musik dan lampu mati.
Kelalaian ini bukan dosa, tapi kesalahan besar.
Bukan
hanya dosa yang dihitung Tuhan, tapi kelalaian mengerjakan tugas juga
dihitung Tuhan.
Pelita
kita harus menyala. Ciri-ciri hati yang menyala: siap mengerjakan
apapun yang disodorkan Tuhan. Tapi jika pelita kita mulai padam, maka
tugas kecilpun tidak dilakukan dengan serius.
Saat
hati kita mulai dingin, kita harus minta Tuhan bakar lagi hati kita,
sehingga bisa menyala.
Supaya
pelita bisa menyala, harus ada minyak. Untuk mendapat minyak dalam
hidup kita: tidak gratis, tapi harus beli, ada yang harus dibayar.
Tanya pada Tuhan: apa yang membuat hati kita berkobar-kobar, lalu
kita "beli" itu.
Kesaksian
- Seorang rekan diajak p Victor membagikan makanan bagi orang-orang di jalan. Rekan ini bersaksi bahwa saat menyerahkan makanan, hatinya terbakar. Itulah Tuhan yang membakar hatinya, dan itulah "minyak" bagi rekan itu.
- Seorang rekan merasa seperti lahir baru dan berkobar-kobar saat melakukan misi. Itulah "minyak"nya.
- P Victor merasa berkobar saat melayani jiwa-jiwa: memberitakan Firman dan mendoakan. Inilah "minyak" dalam hidup p Victor.
Untuk
membeli sesuatu ada yang harus dikorbankan. Jika tidak ada yang
dikorbankan artinya gratis.
Pada
musim dingin si pemalas
tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada
apa-apa. Rancangan
di dalam hati manusia itu seperti air yang dalam, tetapi orang yang
pandai
tahu menimbanya. (Ams
20: 4-5)
Di
musim dingin suasana tidak enak, angin kencang dan dingin. Orang
lebih suka santai dan tidur di rumah. Tapi jika mereka tidak bekerja,
maka di musim menuai mereka tidak mendapat apa-apa, dan jadi
pengemis. Sementara mereka yang bijaksana dan menanam di musim dingin
mendapatkan sesuatu.
Saat
ada "musim dingin" di hidup kita jangan hanya diam dan
santai. Mari bajak sawah kita, sehingga saat menuai kita mendapat
kelimpahan.
Orang
berhikmat yang bisa mengubah rancangan di hati yang tak terlihat
menjadi kenyataan, visi dan impian menjadi kenyataan.
Barang
yang tidak mengerjakan fungsinya tidak berguna. Misal: TV yang tidak
menyala.
Tuhan
ingin setiap kita menjadi bijaksana, tahu apa yang harus dikerjakan,
berfungsi dengan baik.
Jika
hati kita menyala, kita akan sangat berguna bagi kerajaan Tuhan.
"Haruslah
kauperintahkan kepada orang Israel, supaya mereka membawa kepadamu
minyak zaitun tumbuk yang murni untuk lampu, supaya orang dapat
memasang lampu agar tetap menyala. Di
dalam Kemah Pertemuan di depan tabir yang menutupi tabut hukum,
haruslah Harun dan anak-anaknya mengaturnya dari petang sampai pagi
di hadapan TUHAN. Itulah suatu ketetapan yang berlaku untuk
selama-lamanya bagi orang Israel turun-temurun." (Kel
27: 20-21)
Ke-7
kaki dian di Bait Allah harus tetap menyala. Untuk menyalakannya
diperlukan minyak dari biji zaitun murni yang ditumbuk dan diperas.
Hidup
kita adalah Bait Allah rohani, maka pelita kita harus tetap menyala.
Untuk
menyalakan pelita hati kita harus ada minyak zaitun tumbuk. Artinya
jika ada sesuatu yang tidak enak, tidak kita kehendaki, tapi
merupakan kehendak Tuhan, maka harus kita kerjakan. Setiap kali kita
mengerjakannya, minyak sedang mengalir di hidup kita.
Hanya
mereka yang siap yang akan diajak Tuhan masuk dalam pengangkatan
Akhir-akhir
ini banyak pesan tentang akhir jaman. Seharusnya kita sudah siap
dijemput Tuhan. Kita siap dengan jalan mengerjakan apa yang Tuhan mau
kita kerjakan, dengan passion dan tanggung-jawab, walaupun yang harus
kita kerjakan hanya hal yang kecil.
Ilustrasi:
Jika
calon mempelai wanita masih mengenakan daster dan rambut di roll saat
menjelang acara pernikahan, maka mempelai pria akan meninggalkannya.
Korespondensi:
antoniusfw1@gmail.com
(email, YM dan FB);
@Antonius_FW
(tweeter);
pin
BB 2A67038C
WhatsApp,
Line, WeChat 085 727 868 064
No comments:
Post a Comment