Minggu,
20 November 2015
Tebarkan
Jala ke Sebelah Kananmu
Petrus
Agung
Yoh
21: 1-14
Saat
pertama kali Tuhan memanggil para murid kondisinya hampir sama (Luk
5: 4-11). Semalaman mereka mencari ikan, tapi tak mendapat tangkapan
seekorpun. Yesus menyuruh mereka ke tempat yang dalam, lalu
menebarkan jalanya. Jala penuh ikan hingga koyak, dan kapal hampir
tenggelam.
Setelah
selama 3 1/2 tahun ikut Yesus, ada hal yang mengerikan: Yesus
ditangkap, disiksa, disalibkan dan mati. Padahal mereka berharap
Yesus memimpin pembebasan bangsa Yahudi dari penjajahan Romawi. Dalam
keadaan galau Petrus pergi menangkap ikan, seperti akan kembali ke
profesi yang lama. Murid-murid lain ikut karena merasa tidak ada
pilihan. Tuhan memang menampakkan diri, tapi berbeda dengan yang
dulu, dan tidak setiap hari Yesus hadir.
Semalaman
mereka gagal. Pagi harinya Yesus menghampiri dan seolah-olah minta
ikan dari mereka. Saat Yesus berkata tebarkan jalamu ke sebelah
kanan, para murid mengikuti, lalu menangkap banyak ikan, dan kali ini
jala tidak koyak.
Pertanyaan di hati p Agung: mengapa Tuhan berkata "tebarkan jalamu di sebelah kanan". Jika Tuhan berkata demikian, indikasinya selama ini mereka hanya menebar jala di sisi kiri.
1. Menganalisa hidup kita, lalu tinggalkan yang tidak menghasilkan
Belajar
menganalisa hidup kita. Berhentilah melakukan apapun yang tidak ada
hasilnya, lalu ubah arah kehidupan kita. Sisi kanan adalah sisi
kehormatan, kemuliaan dan keluhuran.
Banyak orang berjuang dalam hidupnya. Semua perjuangan dan upaya itu harus diperhatikan, dan "dititeni": apakah cara seperti itu berhasil atau tidak? Jika tidak berhasil, mari gunakan cara yang berbeda, cara yang lebih terhormat, yaitu cara Tuhan.
Jika
selama ini kita tidak berhasil, artinya selama ini kita berfokus pada
sisi yang keliru.
Kita
harus belajar dan berani berubah ke sisi yang lain.
Perubahan adalah sesuatu yang paling ditakuti manusia. Manusia cenderung merasa nyaman di tempatnya ada, bahkan kadang merasa nyaman di suatu posisi walau tidak ada hasilnya.
Contoh:
- Berusaha dengan jalan berhutang.
- Bekerja dengan dikuasai kemarahan, kekecewaan dan sakit hati, kemudian tidak ada hasilnya, tapi tetap dilakukan.
Kita
juga harus membongkar kenyamanan yang tidak membawa lompatan
pertumbuhan.
Ilustrasi orang yang nyaman dan tidak mau berubah
Seseorang
melempar bola ke atas, lalu tunggu bola turun, lalu ditangkap. Ini
dilakukan berkali-kali. Saat ditanya mengapa melakukan hal itu, orang
itu menjawab bahwa siapa tahu suatu hari bola itu mental ke samping.
Ini adalah bentuk kebodohan.
Kesaksian
Seseorang hancur ekonominya karena kecanduan berjudi. Kecanduan ini diawali dengan diajak teman, lalu menang besar. Tapi selanjutnya dia selalu kalah. Alasan dilakukan terus: siapa tahu satu kali akan menang. Orang ini pernah mencicipi sesuatu yang dipikir akan selamanya seperti itu.
Seseorang hancur ekonominya karena kecanduan berjudi. Kecanduan ini diawali dengan diajak teman, lalu menang besar. Tapi selanjutnya dia selalu kalah. Alasan dilakukan terus: siapa tahu satu kali akan menang. Orang ini pernah mencicipi sesuatu yang dipikir akan selamanya seperti itu.
Seringkali manusia menebar ke sebelah kiri: yaitu dengan cara yang tidak terhormat, tipu sana-sini. Hentikan cara ini, berani melangkah dan membuat perubahan radikal
Tanda pertobatan adalah jika kita mau mengakui bahwa telah membuat kesalahan dan kebodohan di hadapan Tuhan. Orang yang tidak pernah mau berubah, tidak ada berkatnya hingga kapanpun. Orang yang berani berubah akan diberkati Tuhan secara ajaib.
2. Seringkali Tuhan arahkan kita ke tempat yang berlawanan dengan logika normal
Jarak
perahu para murid dengan bibir pantai sekitar 90 m. Secara logika
para murid menebar jala ke sisi kiri yang lebih dalam, bukan ke sisi
kanan yang lebih dangkal dan lebih dekat ke pantai.
Perintah
Yesus untuk menebarkan jala ke kanan, artinya ke tempat yang dangkal,
yang sebenarnya tidak mungkin mendapat banyak ikan. Di tempat yang
biasanya tidak ada ikan, ternyata mereka menangkap 153 ekor ikan.
Seringkali
Tuhan arahkan kita ke tempat yang logikanya tidak menghasilkan
apapun.
Perintah Yesus kali ini berbalikan dengan perintah yang dulu saat Yesus memanggil mereka pertama kali. Dulu diminta bertolak ke tempat yang dalam, kali ini ke tempat yang dangkal.
Kita punya cara pandang tertentu tentang keberhasilan: cara sukses harus seperti ini, jika maju hebat harus seperti ini, jika menggunakan cara itu tidak mungkin, dst. Pola pikir seperti ini seringkali membatasi Tuhan.
Jika anak-anak kita tidak sejak dini ketemu Tuhan dalam hidupnya, condongnya akan ke arah dunia.
Kesaksian
Dalam kegerakan di tahun 1979 ratusan pelajar terima Tuhan.
Dalam kegerakan di tahun 1979 ratusan pelajar terima Tuhan.
Semua
kegerakan bukan karena organisasi, tapi Tuhan pilih orang-orang
tertentu
Setahun
setelah kegerakan, banyak orang-orang inti yang dipakai Tuhan keluar
dari Semarang, ke kota dan negara lain. Lalu api kegerakan merosot,
hingga p Agung sempat merasa bahwa semuanya memang harus begitu. Saat
itulah p Agung mendapat tawaran bea siswa sekolah teologia di Perth,
Australia. Tapi Tuhan larang p Agung keluar dari Semarang.
Suatu
saat tinggal tiga orang yang berdoa: p Agung, p Timotius, dan seorang
teman lain.
P
Agung sempat bertanya pada Tuhan: apakah tidak salah perintah Tuhan
untuk tetap di Semarang, karena kegerakan sudah mati, dan tidak bisa
berbuat banyak.
Sekalipun
logikanya salah, tapi jika Tuhan yang bicara, itu adalah jaminan yang
harus kita pegang.
Tuhan tidak pernah salah. Yang seringkali salah adalah kita tidak cukup punya iman untuk bertindak seperti yang Tuhan mau.
Kesaksian
Di Tahun 1999 gereja JKI mengalami lompatan, sedang berkembang pesat, dan mengalami lawatan Tuhan. Saat itu ada 3 hamba Tuhan yang tidak saling kenal bernubuat sama: p Agung harus pindah ke Amerika. P Agung aminkan nubuatan itu, lalu berangkat ke Amerika untuk menyiapkan segala sesuatunya, bahkan mencari rumah. Gereja sudah dipasrahkan kepada beberapa orang rekannya.
Di Tahun 1999 gereja JKI mengalami lompatan, sedang berkembang pesat, dan mengalami lawatan Tuhan. Saat itu ada 3 hamba Tuhan yang tidak saling kenal bernubuat sama: p Agung harus pindah ke Amerika. P Agung aminkan nubuatan itu, lalu berangkat ke Amerika untuk menyiapkan segala sesuatunya, bahkan mencari rumah. Gereja sudah dipasrahkan kepada beberapa orang rekannya.
Setelah
semua siap, suatu malam p Timotius dan bu Yuni datang ke rumah p
Agung dan menanyakan pada p Agung: apakah tidak keliru. Dalam 30
menit pernyataan-pernyataan p Timotius membuka pemikiran p Agung, dan
mengubah keputusannya.
Tuhan
berkata bahwa suara 3 nabi tersebut adalah suara Tuhan, tapi suara
yang disampaikan p Timotius juga suara Tuhan. Sepertinya
bertentangan, tapi maksud Tuhan.
Contoh
di Alkitab
Saat
Abraham mendengar perintah supaya mempersembahkan anaknya, itu adalah
suara Tuhan. Tapi suara yang mencegah Abraham menyembelih Ishak juga
suara Tuhan.
Ternyata Tuhan menguji hati p Agung: gereja sedang berkembang, bagaimana respon hati p Agung? Apakah gereja itu milik Tuhan atau milik p Agung. Esoknya saat KKR di gereja permata, saat memasuki gedung seperti ada kabel yang membelit, kemudian ada gunting besar yang memotong kabel itu. Ternyata Tuhan memutuskan ikatan jiwa, yaitu rasa memiliki jemaat, karena jemaat adalah milik Tuhan.
Kita
adalah milik Yesus, dan Tuhan tidak mau siapapun merasa memiliki
kita. Tuhan mau memiliki kita sepenuhnya, dan membawa kita ke tempat
yang Tuhan kehendaki.
Dampaknya: jumlah jemaat meledak, lalu Tuhan perintahkan membangun Holy Stadium dan berbagai proyek lain.
Tidak ada orang yang memiliki kita kecuali Tuhan Yesus sendiri
Dengarkan
perkataan Tuhan, ujungnya hanya Tuhan yang dipermuliakan
3. Setiap kali Tuhan minta kita berkorban, sebenarnya Tuhan sedang memberi kita kehormatan
Kesan
dari pertanyaan awal Tuhan Yesus : Tuhan tidak punya ikan. Tapi dalam
kisah itu, setelah murid-murid sampai ke daratan, ternyata Tuhan
sudah memanggang beberapa roti dan ikan. Hari itu Tuhan mau menjamu
murid-muridNya. Tapi Tuhan mau beri kehormatan bagi murid-muridNya
untuk jadi setara, duduk memerintah bersama Tuhan.
Saat Tuhan minta kita berkorban beberapa hasil kita, sebenarnya Tuhan sedang memberi kita kehormatan.
Kesaksian.
Suatu kali anak-anak p Agung mengajak makan bersama. Selesai makan, salah satu anak p Agung minta tagihan, dan membayar makanan itu. Ada perasaan bangga di hati p Agung. Bertahun-tahun anak-anak p Agung menerima dan menerima, tiba-tiba hari itu jadi orang dewasa, dan membayari p Agung. P Agung lebih banyak uang dibanding anaknya, tapi yang dilakukan anaknya itu menyentuh dan membuat bangga hatinya.
Tuhan sudah punya ikan bakar, Dia hanya mau menghormati para murid. Dia ajari murid-muridNya untuk duduk memerintah bersamaNya. Ini adalah karakter Ilahi.
Korespondensi:
antoniusfw1@gmail.com
(email dan FB);
@Antonius_FW
(tweeter);
pin
BB 2A67038C
WhatsApp,
Line, WeChat 085 727 868 064
No comments:
Post a Comment