Friday, September 23, 2016

Emotionally Heal – Nala Widya – Minggu, 18 September 2016

Minggu, 18 September 2016
Emotionally Heal
Nala Widya

Seseorang bisa bertumbuh jika sehat. Manusia terdiri dari tubuh-jiwa-roh. Saat lahir baru roh kita dijamah oleh Roh Tuhan. Jika kita makan dengan benar, istirahat cukup, berolah raga, maka tubuh kita sehat. Secara jiwa dan emosi, kita harus sembuh. Banyak orang yang hatinya Kristen, tapi emosi dan pikirannya duniawi, dan ini harus disembuhkan.

Orang yang sembuh secara emosi: Sembuh dari masa lalu, diampuni Tuhan, mampu dan mau mengampuni orang lain.

Yoh 5: 2-9
Betesda = rumah dari belas kasihan (house of mercy) atau rumah dari kasih karunia (house of grace).

Gereja harusnya menjadi house of mercy dan house of grace.

Saat itu Yesus datang khusus bagi satu orang yang sudah sakit selama 38 tahun dan menunggu di situ. Orang ini berpikir dia sakit, dan hanya mengandalkan orang lain, tapi tidak terpikir untuk berusaha beringsut mendekat ke kolam. Orang yang terus menyesali keadaan dan mengasihani diri akan terhenti.

If you cannot fly, then run. If you cannot run, then walk. If you cannot walk than crawl. But whatever you do, you have to keep moving forward (Martin Luther King Jr)

Saat ditanya maukah sembuh, orang ini tidak menjawab ya atau tidak. Ini karena dia sudah terbiasa dan menikmati kondisi sakitnya. Banyak orang tidak mau berubah dari kondisinya karena terbiasa:
  • Dosa yang dibuat terus-menerus akan menjadi kebiasaan, dan membuat tidak lagi merasa bersalah.
  • Kepahitan yang terus disimpan akan menjadi dendam.
  • Penyakit yang sama dinikmati, akhirnya bertambah parah.
  • Ekonomi yang sulit, membuat tidak pernah bisa menikmati berkat.
  • Komunitas yang suka bicara negatif, membuat tidak ada kemajuan.

Tuhan adalah Bapa yang baik, Tuhan mau kita diberkati, sembuh, dan Tuhan bisa memulihkan seburuk apapun kondisi kita.

Jangan terbiasa dengan suatu kondisi yang buruk, harus terus maju (move-on) ke titik yang lebih baik. Jika tidak maju, maka jiwa kita akan sakit.

Jawaban si sakit di kolam Betesda:
1. Menyalahkan orang lain

Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang (Yoh 5: 7a)

Manusia cenderung menyalahkan orang lain: saya jadi begini karena orang tua cerai, ditinggal istri, ditipu orang, dst. Hidup kita hari ini adalah akibat pilihan kita di masa lalu. Maka jika kita tidak menyukai hidup kita hari ini, itu salah kita sendiri. Mari berhenti menyalahkan orang lain

2. Pesimis

dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." (Yoh 5: 7b)

Mari lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan, kemudian serahkan hasilnya pada Tuhan. Apapun kondisi kita, Tuhan bisa memakai kita.
Contoh: Nick Vujicic, tanpa tangan dan tanpa kaki, tapi bisa menikmati hidupnya: berenang, surving, menikah, punya 2 anak, menjadi motivator, dll.

3 ucapan Yesus pada si sakit di tepi kolam Betesda
1. Bangun
Artinya kita harus sadar kondisi diri kita. Ciri orang yang sudah bangun seperti si bungsu dalam Luk 15: 17

Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan (Luk 15: 17)

Orang yang bangun akan mempunyai mimpi lagi, mempunyai pengharapan di masa depan.

2. Angkat tilammu

Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, (Fil 3: 8)

Bersihkan semua yang lama, ampuni yang sudah lewat, perbaharui pikiran untuk menghadapi masa depan.

3. Berjalanlah

Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. (Fil 3: 13-14)

Seringkali kita tidak move-on dan tetap di posisi kita. Mari berhenti menangisi diri sendiri, usahakan supaya hidup stabil lagi, lalu move-on karena masih ada hari esok.

Jika engkau tidak mendapatkan mujizat, jadilah mujizat bagi banyak orang (Nick Vujicic)

Korespondensi:
@Antonius_FW (tweeter); pin BB 5CE70545
WhatsApp, Line, 085 727 868 064

No comments:

Post a Comment