Minggu,
30 Juli 2017
Core
Value JKI Injil Kerajaan – bagian 2
Bambang
Budiyanto
Core
value atau karakter adalah sifat dasar kita. Contohnya Gula
karakternya manis, garam karakternya asin. Jika tidak sesuai, artinya
palsu.
Value
yang dibangun akan membentuk karakter hidup kita.
Jangan
cari berkat Tuhan, tapi cari Tuhannya. Daud mencari Tuhan, maka
berkat mengikuti dia.
Semua
tantangan dalam kehidupan: keuangan, kesehatan, keluarga, pekerjaan,
dll; diijinkan Tuhan untuk membentuk karakter kita, tujuannya supaya
kita semakin menyerupai karakter Kristus, sehingga semakin banyak
orang diberkati.
Semua
berkat Tuhan dalam hidup kita: kesehatan, keuangan, jabatan, kuasa,
terkenal, promosi, jodoh, dll; adalah batu ujian bagi karakter kita,
apakah kita memiliki karakter Kristus
Penghalang
terbesar bagi orang dunia untuk menikmati dan melihat Yesus bukan
aniaya, tapi orang-orang Kristen yang karakternya buruk, tidak
menunjukkan karakter Kristus.
Kita
harus belajar lebih dulu melalui tantangan-tantangan. Saat sudah siap
ujian, Tuhan akan mengirimkan ujian karakter. Lulus ujian itu
penting, tapi proses belajar dan pembentukan karakter lebih penting.
Core
Value 1: Integritas
Dalam
dunia kepemimpinan, mata uangnya adalah dapat dipercaya (trust).
Trust dihasilkan oleh integritas. Orang yang punya integritas
akan berhasil dalam berbagai bidang kehidupan: bisnis, keluarga,
pelayanan, dll.
Core
Value 2: Kekeluargaan
Salah
satu aspek kekeluargaan: saling menghormati
Bagaimana
jika tujuan pernikahan bukan kebahagiaan, tapi kekudusan – Martin
Luther
Jika tujuan menikah untuk
membahagiakan pasangan kita, maka jika dia bahagia, kita juga akan
bahagia. Jika tujuan ikut Tuhan untuk membahagiakan Tuhan, maka jika
Tuhan bahagia, kita juga akan bahagia.
Pikirkanlah
orang lain, bahagiakan orang lain. Jika masing-masing jemaat
berkomitmen membahagiakan orang lain, maka kekeluargaan dalam gereja
akan jadi luar biasa.
Mujizat,
iman, berkat, terobosan, kesembuhan, dll – adalah anggur yang baru
.ini kita butuhkan
Karakter
kita adalah kantong anggur yang baru. Jika kita tidak punya karakter,
maka saat anggur baru datang, semua akan tumpah dan terbuang.
Yang
harus kita kerjakan dalam keluarga, gereja, MK, adalah membangun
kantong yang baru.
Core
Value 3: Unggul/ Excellent
Apapun
juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti
untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kol 3:23)
Menyesal:
seharusnya berbuat sesuatu, tapi tidak dilakukan.
Penyesalan
adalah salah satu penyebab stress, kanker, bunuh diri, karena tidak
bisa kembali ke masa lalu untuk mengubahnya. Yang bisa kita lakukan
untuk masa lalu: mengampuni diri sendiri.
Kesaksian
ps Bambang
Perasaan
yang paling tidak disukai adalah menyesal. Sejak lahir baru, ps
Bambang berketapan: jika gagal walau sudah memberikan yang terbaik,
beliau tidak akan menyesal, bahkan bangga karena sudah berani
mencoba. Jika sukses, tapi tidak memberikan yang terbaik, maka ps
Bambang perlu menyesal karena tidak memberikan penampilan terbaik.
Orientasi
kita seharusnya bukan piala, tapi karakter dalam hidup: dioperasikan
dengan sepenuhnya atau tidak. Excellent bukan kesempurnaan, tapi kita
harus mengejar kesempurnaan. Saat mengejar kesempurnaan, kita akan
menerima unggul.
Nilai
unggul yang jadi visi gereja seharusnya bisa terlihat, karena semua
dikerjakan dengan terbaik, tidak asal-asalan: dekorasi, kebersihan,
penyambutan, dst
Tuhan
hanya pantas menerima yang terbaik. Terbaik kedua (second best) tidak
mempunyai tempat di surga
Tuhan tidak butuh sedekah kita, tapi kasih kita. Berikan hidup kita pada Tuhan.
Ia berhasil, karena segala yang dibuatnya untuk Rumah TUHAN atau untuk mentaati hukum-hukum TUHAN, dijalankannya dengan sepenuh hati dan dengan cinta kepada TUHAN Allahnya. (2Taw 31: 21, BIS)
Semua
orang ingin berhasil : belajar di sekolah, dalam keluarga, pelayanan,
perusahaan, dll. Hizkia berhasil karena karakternya excellent.
Sema orang mempunyai nilai harga (price tag). Kualitas hidup seseorang berbanding lurus dengan komitmentnya untuk excellent – Vince Lombardi
Seseorang bisa sukses walau karakter tidak excellent. Tapi semua itu tidak akan bertahan lama, atau sukses dengan menyakiti orang banyak.
Masing-masing
kita seharusnya jadi standart kualitas - Steve Jobs
4 hal yg menggerogoti sikap hidup yang excellent:
1. Orang yang mendewakan kuantitas
Kuantitas
penting, tapi kualitas lebih penting. Kuantitas harus dibangun di
atas kualitas. Fokus kita adalah membangun kualitas setiap jemaat.
Musuh excellent bukan jelek, tapi baik. Orang yang puas dengan “baik”
tidak akan bisa mencapai excellent.
Standart
Tuhan 100%. Bapa mengasihi kita dengan memberikan anakNya, bukan yang
lain
2.
Hidup asal asalan.
Semua
rutinitas, tanpa persiapan, asal selesai, asal beres, tapi tidak
memikirkan yang terbaik.
3. Suam-suam kuku.
Tidak
panas atau dingin, biasa saja.
4. Mengabaikan keterlibatan Tuhan.
Saat
gagal mencapai sesuatu, kita tidak memeriksa apakah sudah memberikan
yang terbaik, tapi berdalih bahwa semua itu “maunya Tuhan”
Core
Value 4: Tanggung Jawab / Responsibility
Tetapi
Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus
dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman (Mat 12:36)
Kecenderungan akibat dosa mencari kambing hitam.
- Saat Hawa memetik buah terlarang, Adam ada di sebelahnya (Kej 3: 6b). Saat ditanya Tuhan, Adam menyalahkan Hawa. Saat Tuhan bertanya pada Hawa, ia menyalahkan ular.
- Setelah Kain membunuh Habil, dan Tuhan menanyakan di mana Habil, Kain mengatakan bahwa dia bukan penjaga adiknya (Kej 4: 9)
Saat kita lahir baru, seharusnya tabiat “cari kambing-hitam” dibalikkan dangan berkarakter berani bertanggung-jawab.
Hanya
diperlukan orang baik yang tidak berbuat apa-apa supaya kejahatan
merajalela – Edmun Burke, USA
Contoh
ambil bagian dalam kejahatan:
- Saat melihat pencuri mencuri motor, dan kita diam saja
- Seseorang menggunakan narkoba, dan kita diam saja
Bangsa
Indonesia akan hebat jika setiap warganya mengambil tanggung-jawab,
dan tidak saling menyalahkan. Gereja bisa hebat jika setiap jemaat
mengambil tanggung- jawab. Keluarga bisa hebat jika setiap anggota
keluarga mengambil tanggung-jawab
5
Ciri orang tidak bertanggung jawab :
1. Saat ada masalah, mencari siapa yang salah
1. Saat ada masalah, mencari siapa yang salah
Jika
ada yang salah, jangan cari siapa yang salah, tapi apa
yang salah. Yang salah dibereskan, beri kesempatan orang itu belajar,
jika salah tempat, pindahkan tempatnya.
Tuhan
benci dosa, tapi cinta pendosa san ingin supaya orang itu bertobat.
2. Sulit meminta maaf
3.
Suka memuji diri sendiri
4.
Kurang peduli orang lain
Hanya
memperdulikan apa yang didapatkan dirinya sendiri
5. Teologi fatalisme, melimpahkan semua tanggung-jawab kepada Tuhan
Menganggap semua ketetapan Tuhan, padahal belum memberikan yang terbaik, belum introspeksi.
Contoh
orang yang bertanggung-jawab
Saat
mengintai tanah perjanjian, Kaleb mendatangi Hebron - kota yang
berkubu dan dihuni raksasa-raksasa. Suku-suku lain memilih
mengunjungi tempat yang enak.
Kaleb
berfikir bahwa jika dia bisa mengalahkan Hebron yang merupakan kota
tertinggi dan terkuat, maka saudara-saudara yang lain akan lebih
mudah menguasai dataran rendah di Israel.
Untuk meraih hasil excellent diperlukan orang yang punya roh “mau menjadi tumbal” untuk keberhasilan saudara-saudaranya yang lain
Core Value 5: Inovasi / Innovation
Contoh : Thomas Alfa Edison, penemu lampu pijar
There
is a way to do it better. find it! - Thomas Alva Edison
Dalam
segala hal selalu ada cara untuk mengerjakan dengan lebih baik.
Carilah itu!
Pernyataan bahwa “pengalaman adalah guru yang baik” adalah pernyataan yang salah. Tapi pengalaman yang sudah di-evaluasi adalah guru yang baik.
Sebelum menemukan lampu pijar, Edison gagal dalam 1000 kali percobaannya.
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. (Ef 2:10)
Sebelum
Tuhan ciptakan kita, Tuhan sudah ciptakan apa yang seharusnya kita
capai dalam hidup. Kita di-desain untuk mencapai tujuan itu. Tuhan
mendesain setiap kita berbeda-beda, untuk tujuan yang berbeda-beda.
Sistem
sekolah seringkali mematikan kreatifitas yang Tuhan berikan. Tugas
gereja: membuka belenggu-belenggu itu sehingga kembali kreatif.
Bagaimana membangun budaya yang inovatif
1. Tingkatkan naluri menyelesaikan masalah “problem solving instinct”
Pola
pikir: Seandainya kita punya kuasa yang diperlukan, atau bertugas,
atau diberi kepercayaan, bagaimana kita mengubah sesuatu jadi lebih
baik.
Di
dunia hanya ada 2 macam orang: bagian dari masalah (part of the
problem) pembuat masalah, suka komplain, dll; atau bagian dari
solusi (part of the solution)
2.
Ciptakan budaya ingin tahu (curiosity)
Jangan
semua di-dikte-kan, budayakan rasa ingin tahu. Tidak ada orang yang
tahu semuanya. Dunia berkembang karena orang ingin tahu.
3.
Bangun organisasi yang pembelajar
Setiap
anggota gereja harus bertumbuh dan suka belajar seperti jemaat di
Berea, tidak asal kebaktian.
Contoh
Organisasi
harus evaluasi, apa kekurangan dari kebaktian pagi atau sore,
bagaimana belajar dari pengalaman itu.
4.
Kembangkan jiwa kewira-usahaan (enterpreneurship)
Wira
usaha: melihat semua potensi yang ada dan memaksimalkannya, berdampak
beruntun sebesar-besarnya tanpa merugikan orang lain.
5.
Melatih diri untuk bertanya “mengapa (why)” dan menemukan
alternatif lain
Jika
kita bisa menjawab “”mengapa”, maka kita punya alasan untuk
bisa meresponi dengan baik.
Contoh:
- Mengapa Yesus mati buat saya?
- Mengapa Roh Kudus memenuhi hidup saya?
- Mengapa saya?
- Mengapa harus melewati jalan ini? Adakah alternatif lain?
Hidupmu
pendek! Jangan sia-siakan hidupmu hari ini dengan berusaha menjadi
orang lain - Steve Jobs
Quote
ini muncul setelah Steve Jobs mengetahui bahwa dirinya mengalami
kanker pankreas. Inovasi adalah pembeda antara pemimpin dan pengikut.
Kita
didesain Tuhan untuk menjadi pemimpin. Apapun yang kita pegang jadi
lebih baik, bukan untuk diri sendiri, tapi untuk semua orang.
Core
value tidak akan tercipta dan ada manfaatnya, hanya dengan diajarkan
atau memasang poster. Tapi harus dihidupi. Poin-poin di atas gunanya
untuk introspeksi diri, bukan untuk menuding orang lain.
Korespondensi:
antoniusfw@facebook.com
(FB);
antoniusfw1@gmail.com
(email);
@Antonius_FW
(tweeter);
WhatsApp
0878-3377-8822