Thursday, August 31, 2017

Core Value JKI Injil Kerajaan – bagian 2 – Bambang Budiyanto – Minggu, 30 Juli 2017

Minggu, 30 Juli 2017
Core Value JKI Injil Kerajaan – bagian 2
Bambang Budiyanto

Core value atau karakter adalah sifat dasar kita. Contohnya Gula karakternya manis, garam karakternya asin. Jika tidak sesuai, artinya palsu.

Value yang dibangun akan membentuk karakter hidup kita.

Jangan cari berkat Tuhan, tapi cari Tuhannya. Daud mencari Tuhan, maka berkat mengikuti dia.
Semua tantangan dalam kehidupan: keuangan, kesehatan, keluarga, pekerjaan, dll; diijinkan Tuhan untuk membentuk karakter kita, tujuannya supaya kita semakin menyerupai karakter Kristus, sehingga semakin banyak orang diberkati.
Semua berkat Tuhan dalam hidup kita: kesehatan, keuangan, jabatan, kuasa, terkenal, promosi, jodoh, dll; adalah batu ujian bagi karakter kita, apakah kita memiliki karakter Kristus

Penghalang terbesar bagi orang dunia untuk menikmati dan melihat Yesus bukan aniaya, tapi orang-orang Kristen yang karakternya buruk, tidak menunjukkan karakter Kristus.

Kita harus belajar lebih dulu melalui tantangan-tantangan. Saat sudah siap ujian, Tuhan akan mengirimkan ujian karakter. Lulus ujian itu penting, tapi proses belajar dan pembentukan karakter lebih penting.

Core Value 1: Integritas
Dalam dunia kepemimpinan, mata uangnya adalah dapat dipercaya (trust). Trust dihasilkan oleh integritas. Orang yang punya integritas akan berhasil dalam berbagai bidang kehidupan: bisnis, keluarga, pelayanan, dll.

Core Value 2: Kekeluargaan
Salah satu aspek kekeluargaan: saling menghormati

Bagaimana jika tujuan pernikahan bukan kebahagiaan, tapi kekudusan – Martin Luther

Jika tujuan menikah untuk membahagiakan pasangan kita, maka jika dia bahagia, kita juga akan bahagia. Jika tujuan ikut Tuhan untuk membahagiakan Tuhan, maka jika Tuhan bahagia, kita juga akan bahagia.

Pikirkanlah orang lain, bahagiakan orang lain. Jika masing-masing jemaat berkomitmen membahagiakan orang lain, maka kekeluargaan dalam gereja akan jadi luar biasa.

Mujizat, iman, berkat, terobosan, kesembuhan, dll – adalah anggur yang baru .ini kita butuhkan
Karakter kita adalah kantong anggur yang baru. Jika kita tidak punya karakter, maka saat anggur baru datang, semua akan tumpah dan terbuang.

Yang harus kita kerjakan dalam keluarga, gereja, MK, adalah membangun kantong yang baru.

Core Value 3: Unggul/ Excellent
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kol 3:23)
Menyesal: seharusnya berbuat sesuatu, tapi tidak dilakukan.
Penyesalan adalah salah satu penyebab stress, kanker, bunuh diri, karena tidak bisa kembali ke masa lalu untuk mengubahnya. Yang bisa kita lakukan untuk masa lalu: mengampuni diri sendiri.

Kesaksian ps Bambang
Perasaan yang paling tidak disukai adalah menyesal. Sejak lahir baru, ps Bambang berketapan: jika gagal walau sudah memberikan yang terbaik, beliau tidak akan menyesal, bahkan bangga karena sudah berani mencoba. Jika sukses, tapi tidak memberikan yang terbaik, maka ps Bambang perlu menyesal karena tidak memberikan penampilan terbaik.

Orientasi kita seharusnya bukan piala, tapi karakter dalam hidup: dioperasikan dengan sepenuhnya atau tidak. Excellent bukan kesempurnaan, tapi kita harus mengejar kesempurnaan. Saat mengejar kesempurnaan, kita akan menerima unggul.
Nilai unggul yang jadi visi gereja seharusnya bisa terlihat, karena semua dikerjakan dengan terbaik, tidak asal-asalan: dekorasi, kebersihan, penyambutan, dst

Tuhan hanya pantas menerima yang terbaik. Terbaik kedua (second best) tidak mempunyai tempat di surga

Tuhan tidak butuh sedekah kita, tapi kasih kita. Berikan hidup kita pada Tuhan.

Ia berhasil, karena segala yang dibuatnya untuk Rumah TUHAN atau untuk mentaati hukum-hukum TUHAN, dijalankannya dengan sepenuh hati dan dengan cinta kepada TUHAN Allahnya. (2Taw 31: 21, BIS)

Semua orang ingin berhasil : belajar di sekolah, dalam keluarga, pelayanan, perusahaan, dll. Hizkia berhasil karena karakternya excellent.

Sema orang mempunyai nilai harga (price tag). Kualitas hidup seseorang berbanding lurus dengan komitmentnya untuk excellent – Vince Lombardi

Seseorang bisa sukses walau karakter tidak excellent. Tapi semua itu tidak akan bertahan lama, atau sukses dengan menyakiti orang banyak.

Masing-masing kita seharusnya jadi standart kualitas - Steve Jobs

4 hal yg menggerogoti sikap hidup yang excellent:
1. Orang yang mendewakan kuantitas
Kuantitas penting, tapi kualitas lebih penting. Kuantitas harus dibangun di atas kualitas. Fokus kita adalah membangun kualitas setiap jemaat. Musuh excellent bukan jelek, tapi baik. Orang yang puas dengan “baik” tidak akan bisa mencapai excellent.
Standart Tuhan 100%. Bapa mengasihi kita dengan memberikan anakNya, bukan yang lain

2. Hidup asal asalan.
Semua rutinitas, tanpa persiapan, asal selesai, asal beres, tapi tidak memikirkan yang terbaik.

3. Suam-suam kuku.
Tidak panas atau dingin, biasa saja.

4. Mengabaikan keterlibatan Tuhan.
Saat gagal mencapai sesuatu, kita tidak memeriksa apakah sudah memberikan yang terbaik, tapi berdalih bahwa semua itu “maunya Tuhan”

Core Value 4: Tanggung Jawab / Responsibility
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman (Mat 12:36)

Kecenderungan akibat dosa mencari kambing hitam.
  • Saat Hawa memetik buah terlarang, Adam ada di sebelahnya (Kej 3: 6b). Saat ditanya Tuhan, Adam menyalahkan Hawa. Saat Tuhan bertanya pada Hawa, ia menyalahkan ular.
  • Setelah Kain membunuh Habil, dan Tuhan menanyakan di mana Habil, Kain mengatakan bahwa dia bukan penjaga adiknya (Kej 4: 9)

Saat kita lahir baru, seharusnya tabiat “cari kambing-hitam” dibalikkan dangan berkarakter berani bertanggung-jawab.

Hanya diperlukan orang baik yang tidak berbuat apa-apa supaya kejahatan merajalela – Edmun Burke, USA

Contoh ambil bagian dalam kejahatan:
  • Saat melihat pencuri mencuri motor, dan kita diam saja
  • Seseorang menggunakan narkoba, dan kita diam saja

Bangsa Indonesia akan hebat jika setiap warganya mengambil tanggung-jawab, dan tidak saling menyalahkan. Gereja bisa hebat jika setiap jemaat mengambil tanggung- jawab. Keluarga bisa hebat jika setiap anggota keluarga mengambil tanggung-jawab

5 Ciri orang tidak bertanggung jawab :
1. Saat ada masalah, mencari siapa yang salah
Jika ada yang salah, jangan cari siapa yang salah, tapi apa yang salah. Yang salah dibereskan, beri kesempatan orang itu belajar, jika salah tempat, pindahkan tempatnya.
Tuhan benci dosa, tapi cinta pendosa san ingin supaya orang itu bertobat.

2. Sulit meminta maaf
3. Suka memuji diri sendiri

4. Kurang peduli orang lain
Hanya memperdulikan apa yang didapatkan dirinya sendiri

5. Teologi fatalisme, melimpahkan semua tanggung-jawab kepada Tuhan
Menganggap semua ketetapan Tuhan, padahal belum memberikan yang terbaik, belum introspeksi.

Contoh orang yang bertanggung-jawab
Saat mengintai tanah perjanjian, Kaleb mendatangi Hebron - kota yang berkubu dan dihuni raksasa-raksasa. Suku-suku lain memilih mengunjungi tempat yang enak.
Kaleb berfikir bahwa jika dia bisa mengalahkan Hebron yang merupakan kota tertinggi dan terkuat, maka saudara-saudara yang lain akan lebih mudah menguasai dataran rendah di Israel.

Untuk meraih hasil excellent diperlukan orang yang punya roh “mau menjadi tumbal” untuk keberhasilan saudara-saudaranya yang lain

Core Value 5: Inovasi / Innovation
Contoh : Thomas Alfa Edison, penemu lampu pijar

There is a way to do it better. find it! - Thomas Alva Edison
Dalam segala hal selalu ada cara untuk mengerjakan dengan lebih baik. Carilah itu!

Pernyataan bahwa “pengalaman adalah guru yang baik” adalah pernyataan yang salah. Tapi pengalaman yang sudah di-evaluasi adalah guru yang baik.

Sebelum menemukan lampu pijar, Edison gagal dalam 1000 kali percobaannya.

Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. (Ef 2:10)

Sebelum Tuhan ciptakan kita, Tuhan sudah ciptakan apa yang seharusnya kita capai dalam hidup. Kita di-desain untuk mencapai tujuan itu. Tuhan mendesain setiap kita berbeda-beda, untuk tujuan yang berbeda-beda.

Sistem sekolah seringkali mematikan kreatifitas yang Tuhan berikan. Tugas gereja: membuka belenggu-belenggu itu sehingga kembali kreatif.

Bagaimana membangun budaya yang inovatif
1. Tingkatkan naluri menyelesaikan masalah “problem solving instinct”
Pola pikir: Seandainya kita punya kuasa yang diperlukan, atau bertugas, atau diberi kepercayaan, bagaimana kita mengubah sesuatu jadi lebih baik.
Di dunia hanya ada 2 macam orang: bagian dari masalah (part of the problem) pembuat masalah, suka komplain, dll; atau bagian dari solusi (part of the solution)
2. Ciptakan budaya ingin tahu (curiosity)
Jangan semua di-dikte-kan, budayakan rasa ingin tahu. Tidak ada orang yang tahu semuanya. Dunia berkembang karena orang ingin tahu.

3. Bangun organisasi yang pembelajar
Setiap anggota gereja harus bertumbuh dan suka belajar seperti jemaat di Berea, tidak asal kebaktian.
Contoh
Organisasi harus evaluasi, apa kekurangan dari kebaktian pagi atau sore, bagaimana belajar dari pengalaman itu.

4. Kembangkan jiwa kewira-usahaan (enterpreneurship)
Wira usaha: melihat semua potensi yang ada dan memaksimalkannya, berdampak beruntun sebesar-besarnya tanpa merugikan orang lain.

5. Melatih diri untuk bertanya “mengapa (why)” dan menemukan alternatif lain
Jika kita bisa menjawab “”mengapa”, maka kita punya alasan untuk bisa meresponi dengan baik.

Contoh:
  • Mengapa Yesus mati buat saya?
  • Mengapa Roh Kudus memenuhi hidup saya?
  • Mengapa saya?
  • Mengapa harus melewati jalan ini? Adakah alternatif lain?

Hidupmu pendek! Jangan sia-siakan hidupmu hari ini dengan berusaha menjadi orang lain - Steve Jobs

Quote ini muncul setelah Steve Jobs mengetahui bahwa dirinya mengalami kanker pankreas. Inovasi adalah pembeda antara pemimpin dan pengikut.

Kita didesain Tuhan untuk menjadi pemimpin. Apapun yang kita pegang jadi lebih baik, bukan untuk diri sendiri, tapi untuk semua orang.

Core value tidak akan tercipta dan ada manfaatnya, hanya dengan diajarkan atau memasang poster. Tapi harus dihidupi. Poin-poin di atas gunanya untuk introspeksi diri, bukan untuk menuding orang lain.

Korespondensi:
@Antonius_FW (tweeter);
WhatsApp 0878-3377-8822

No comments:

Post a Comment