Wednesday, August 30, 2017

Core Value JKI Injil Kerajaan – bagian 1 – Bambang Budiyanto – Minggu, 30 Juli 2017

Minggu, 30 Juli 2017
Core Value JKI Injil Kerajaan – bagian 1
Antara Iman dan Karakter – Antara Anggur Baru dan Kantong Anggur yang Baru
Bambang Budiyanto

Kesaksian.
Di awal keluarga p Bambang masih bisa berinteraksi, saling bercerita. Lalu muncul stasiun-stasiun TV, keluarga berkumpul, tapi mata menuju 1 arah: TV. Masa kini keluarga masih berkumpul, tapi menghadapi gadget masing-masing. Perlu usaha dan kemauan supaya keluarga berfungsi dan ada interaksi antar anggota keluarga.

Core value adalah sifat dasar kita. Contoh sifat dasar: gula itu manis, garam itu asin

Keberhasilan core value bukan pada hari minggu, tapi di masing-masing keluarga setiap hari. Core value tidak cukup hanya dipikiran, tapi dihidupi setiap hari.
Doa: kami siap MELAKUKAN firmanMu

Dalam hidup selalu ada tantangan: penyakit, pekerjaan, anak, pasangan, dll. Dalam penderitaan orang bisa punya karakter baik. Tapi saat ada kekuasaan - seringkali karakter berubah.

Semua tantangan kehidupan diijinkan untuk membangun karakter kita.
Semua berkat (materi, kesembuhan, dll) Tuhan tujuannya untuk menguji karakter kita.

Roh bisa menerima mujizat Tuhan seketika. Tapi membangun jiwa harus setiap hari, tidak bisa seketika.

Contoh: iman
Tuhan bisa memberkati secara materi karena imannya besar. Tapi karakter yang buruk seperti kantong anggur yang bocor - artinya berkat itu mengalir keluar begitu saja.

Iman itu seperti anggur yang baru, Karakter seperti kantong anggur yang baru

Core value 1: Integritas

Akulah yang menjadi pemimpinmu dari sejak mudaku sampai hari ini. Di sini aku berdiri. Berikanlah kesaksian menentang aku di hadapan TUHAN dan di hadapan orang yang diurapi-Nya: Lembu siapakah yang telah kuambil? Keledai siapakah yang telah kuambil? Siapakah yang telah kuperas? Siapakah yang telah kuperlakukan dengan kekerasan? Dari tangan siapakah telah kuterima sogok sehingga aku harus tutup mata? Aku akan mengembalikannya kepadamu." Jawab mereka: "Engkau tidak memeras kami dan engkau tidak memperlakukan kami dengan kekerasan dan engkau tidak menerima apa-apa dari tangan siapapun." (1Sam 12: 2c-4)

Orang yang berintegritas, akan bisa berkata seperti Samuel saat pindah kerja, atau pindah rumah, atau pensiun, dll.

Definisi integritas:
  • Melakukan hal yang benar walaupun tidak ada orang yang melihat
  • Keselarasan antara peieran-perasaan dan perbuatan
  • Transparan, tidak ada yang disembunyikan.

Sukses datang dan pergi, tapi karakter tinggal selama-lamanya. Semakin karakter kita jadi seperti Kristus, maka aliran berkat Tuhan akan terus mengalir.

Jika kita mengerjakan pekerjaan lebih cermat saat diawasi, itu artinya tidak ber-integritas.

Kita ingin banyak orang berkarakter: presiden, pendeta, anak, dll. Sayangnya investasi terbesar bukan di karakter tapi hal lain: kepandaian, penampilan luar, dll.

Banyak orang keluar dari gereja karena melihat kurangnya integritas: tidak sesuai antara perkataan dan perbuatan. Banyak orang terhambat ke gereja bukan karena setannya kuat, tapi karena orang-orang Kristen integritasnya kurang.

Tanda-tanda orang yang defisit integritasnya:
  • Janji yang tidak ditepati (promises)
  • Pandai memberikan alasan (excuses)
  • Jalan pintas/ potong kompas (cut corners)
  • Banyak menyembunyikan (hiding)
  • Kompromi - campuran (compromise)

Setiap malam lihat cek-list ini, dan nilai diri kita sendiri.

Pengalaman bukan guru yang baik jika tidak di-evaluasi. Guru terbaik: Pelajari apa hasil evaluasinya.

Kesaksian
Suatu kali ps Bambang terlambat datang ke pertemuan di Getsemani. Begitu masuk ps Bambang berkata minta maaf dan memberikan alasan kemacetan dll. Perkataan ps Samuel Elkana kepada semua yang hadir menampar ps Bambang: "bener kan?" Ternyata ps Elkana sudah mengamati bahwa ps Bambang sebelumnya sering memberi alasan.

Jenis cerita:
  • Fakta
  • Kesaksian: penafsiran kita terhadap suatu event.
  • Kisah yang disembunyikan dan hanya kita tahu - ini amunisi iblis.

Untuk melumpuhkan iblis: bagikan semua rahasia yang disimpan kepada orang yang bisa dipercaya menyimpan rahasia. Contoh: suami/ istri, mentor, hamba Tuhan. Semakin sedikit yang disembunyikan, semakin aman perjalanan hidup kita.

Contoh kompromi: mengurangi campuran supaya keuntungan bertambah

Yang menggerogoti integritas seseorang:
  • Look good - pendapat orang lain
  • Feel good - pendapat daging
  • Blind spot - tidak ada nasehat
  • Mentalitas penjudi - ingin cepat kaya
  • Teologi anak emas - self centered

Ada bagian2 hidup yang tidak bisa kita lihat sendiri, tapi terlihat oleh istri, anak, mentor, dll.

Ilustrasi
Sebagian besar kecelakaan di Amerika karena pindah jalur tanpa melihat ke belakang, hanya lihat spion. Maka sekarang sebelum berpindah jalur, selain mengamati kaca spion, pengemudi juga diminta menoleh sesaat.

Teologi anak emas: Merasa Tuhan paling sayang dengan dirinya, sementara yang lain nomor dua.
Semua anak Tuhan istimewa, tidak ada yang lebih istimewa.

Contoh
  • Maradona (pemain bola). Di salah satu pertandingan dia mencetak gol dengan tangan, tapi tidak mengakuinya. Maradona bakatnya luar biasa, kaya, tim hebat, pelatih hebat, tapi tidak punya integritas dan karakter.
  • Pembalap sepeda Lance Armstrong. Juara 7 kali tour de France. Ternyata semua diperoleh dengan dopping. Akhirnya semua gelarnya dicabut.

Denyut nadi integritas:
  • Nothing to hide - tidak ada yang disembunyikan
  • Nothing to prove - tidak perlu membuktikan apapun, atau mencoba menyenangkan manusia
  • Nothing to loose - tidak coba mempertahankan anugerah Tuhan.

Jika setiap keluarga berintegritas, maka gereja akan kuat dan berintegritas.

Mari membangun keluarga-gereja-MK-pekerjaan yang berintegritas. Ini tidak bisa diajarkan, hanya bisa diteladankan.

Core Value 2: Kekeluargaan

Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang- orang kudus dan anggota- anggota keluarga Allah, (Ef 2; 19)

Gereja bukan restauran. Semua jemaat adalah keluarga, bukan tamu.

Nilai kekeluargaan:
  • Respectful – hormat
  • Ownership - rasa memiliki
  • Contributive - ambil bagian
  • Kepedulian yang tulus
  • Saling menopang, melindungi dan melengkapi

Rasa memiliki: jika ada yang keliru dalam keluarga, kita ikut bertanggung jawab.

Contoh:
  • Saat ada pencopet beraksi, lalu kita diam, maka kita ikut ambil bagian.
  • Saat ada korupsi, gereja diam saja, itu artinya ikut ambil bagian.

Rasa kekeluargaan: baik-buruknya - itu bagian kita.
Kepedulian yang tulus: bisa melihat sesuatu yang berbeda, lalu memberikan perhatian.

Yang menggerogoti nilai-nilai kekeluargaan:
1. Mental indekost: Tidak perduli terhadap gereja atau keluarga lain, yang penting dirinya sendiri diberkati, doanya dijawab.
Jika gereja adalah rumah kita, kita akan investasi di situ, sehingga suatu kelak anak cucu kita menikmati.

2. Mental pengemis: Selalu meminta, hanya bertemu jika butuh.
Jika kita datang ke Tuhan hanya jika butuh, itu mental pengemis. Kita harus punya mental memberkati.

3. Mental tengkulak: Mencari kesempatan dalam kesempitan.
Tengkulak berjiwa pengecut, tidak berani melawan yang besar, tapi menekan/ memanfaatkan yang kecil-kecil

4. Mental mumpung: mental pejabat korup

Mari mulai berlatih memikirkan kesejahteraan keluarga sendiri: dengan saling menyenangkan satu sama lain.

Contoh aplikasi dalam gereja: memberi ayat kepada orang lain, mendoakan orang lain, dll.

"Jangan datang ke rumah Tuhan dengan tangan hampa" - Ini bukan hanya persembahan, tapi juga kepedulian kepada jemaat yang lain.

INGAT !!! Semua yang disampaikan ini untuk introspeksi, bukan untuk menghakimi orang lain


Korespondensi:
@Antonius_FW (tweeter);
WhatsApp 0878-3377-8822

No comments:

Post a Comment