Minggu,
9 Juni 2013
Anger Kills
Petrus Agung
Kej
4: 1-8
Setelah
manusia jatuh ke dalam dosa, kematian pertama manusia secara fisik
adalah seorang kakak membunuh adiknya. Penyebabnya di permukaan
seperti karena memperebutkan perkenan Tuhan, tetapi di dasarnya
adalah masalah harga diri, merasa dikalahkan dan disingkirkan.
Kain
sebenarnya tidak mencari perkenan Tuhan, tapi merasa gengsi dan harga
dirinya terusik, maka Kain mengikuti emosinya. Kain anak sulung dan
jatahnya luar biasa, tapi ujungnya tidak mendapatkan apapun.
Seharusnya Kain bertanya kepada Tuhan, mengapa korban Habel yang
diterima Tuhan.
Orang
yang tidak mau diajar atau tidak punya teacheable spirit, di
dalamnya penuh ketakutan, cemburu, kemarahan, iri hati, dendam, tidak
bisa mengampuni, maka itu memperpendek destiny-nya.
Jika
kita biarkan kemarahan terus ada dalam kehidupan kita, dan tidak
meminta penjelasan pada Tuhan, maka destiny kita tidak pernah besar !
Dalam
terjemahan asli, saat korban Habel naik, itu membuat Tuhan kagum dan
heran, lalu hati Tuhan merespon seperti ada api menyambar korban
Habel. Sebab yang dikorbankan adalah anak domba. Dalam pandangan Bapa
anak domba adalah Yesus. Kitab Ibrani mengatakan bahwa Habel
mempersembahkan dengan iman. Iman timbul dari pendengaran,
pendengaran oleh Firman Kristus.
Kemungkinan
timbulnya iman Habel adalah ketika Adam mengisahkan kepada
anak-anaknya tentang kehidupan di taman Eden dan bagaimana manusia
jatuh ke dalam dosa. Kemudian Tuhan datang, menyembelih seekor
binatang, dan membuat pakaian bagi Adam dan Hawa dengan kulit
binatang itu. Habel mendengar dan mengerti kisah itu, bahwa
persembahan seekor anak domba menutupi dosa. Habel jadi memahami
bahwa korban yang Tuhan suka adalah anak domba, maka Habel sengaja
memelihara anak domba untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Tujuan
memelihara domba bukan untuk dimakan karena sebelum jaman Nuh manusia
belum memakan hewan.
Obsesi
Habel adalah memberi yang Tuhan suka.
Saat
kita menginginkan sesuatu, lalu ada yang memberikan secara tepat, itu
akan menyentuh hati kita dan membuat pemberian itu jadi sangat
istimewa. Inilah yang terjadi saat Habel mempersembahkan anak domba
kepada Tuhan: hati Tuhan terkejut, kagum dan hati Tuhan bereaksi.
Hati
Tuhan adalah menebus manusia, dan yang akan dikorbankan adalah anak
tunggal Tuhan: Yesus
Jika
Kain merespon dengan bertanya kepada Tuhan, maka Tuhan akan
menjelaskan. Maka tidak ada luapan kemarahan Kain kepada saudaranya,
dan reaksinya benar, berikutnya akan memberi dengan pengertian yang
baru. Inilah sikap seseorang yang berjiwa besar.
Tuhan
sedang bawa kita masuk ke level raja-raja. Raja-raja harus punya hati
yang besar: tidak mempertahankan reputasi, tidak iri pada orang lain,
punya rasa aman.
Di
dalam diri kita ada potensi spirit of excelence, tapi
kesempurnaan dan kehebatan kita tertutup dan rusak jika reaksi kita
salah.
Jika
kita melihat segala hal sebagai kompetisi, maka hati kita akan rusak
!
Jiwa
kompetisi Saul terhadap Daud muncul karena nyanyian berbalas-balasan
dari wanita-wanita. Ujungnya Saul kerasukan, jadi pembunuh, dan mati
mengerikan.
Dalam
kisah anak yang hilang, jiwa persaingan si sulung muncul saat ada
pengampunan bapa bagi adiknya. Akibatnya sulung marah dan tidak mau
masuk dalam pesta.
Jika
kita mau diajar (teachable), maka spirit of excelence
di dalam kita akan berkembang, dan kita akan berkembang jadi orang
yang luar biasa.
Jika
spirit kompetisi, iri hati dan kemarahan kita biarkan muncul dalam
diri kita, maka kita bisa membunuh orang lain atau kita mematikan
manusia roh kita sendiri.
Jika
kita punya teachable spirit,
maka saat menghadapi masalah yang tidak kita sukai kita akan datang
bertanya kepada Tuhan, sehingga kita bisa membuat keputusan yang
excellent
!
Apapun
yang dicampur dengan kemarahan akan membunuh: hubungan, persahabatan,
kehidupan jiwa kita sendiri, ujungnya membunuh roh kita sendiri jika
kita murtad.
Dulunya
minder pak Agung besar, sehingga memilih sikap menghamba dan tidak
pernah menolak permintaan orang lain, supaya menghindari keributan.
Tuhan kirim pertolongan melalui seorang hamba Tuhan, dengan
mengkonfrontasi p Agung secara langsung. Saat hampir tidak kuat, p
Agung mendapat mimpi dari Tuhan bahwa hamba Tuhan ini mengejar dan
menangkap p Agung, lalu membebaskan p Agung dari borgol/ belenggunya.
Saat
tekanan datang dalam hidup kita, jangan baca sebagai siksaan.
Saat
orang yang kita cintai sedang di proses Tuhan, doakan, jangan pasang
badan dan melindungi, biarkan didikan Tuhan selesai bagi dia.
Maillist:
Korespondensi:
antonius_fw@yahoo.com
(email, YM dan FB);
@Antonius_FW
(tweeter);
No comments:
Post a Comment