Friday, June 7, 2013

Proskyneo – Hengky Kusworo – Minggu, 2 Juni 2013

Minggu, 2 Juni 2013
Proskyneo
Hengky Kusworo

Tuhan menginginkan sebuah sikap penyembahan dalam hidup kita. Saat hal ini ada, maka tidak ada doa yang tidak terjawab.

Mat 8: 1-4
Ada seorang kusta datang ke Yesus. Saat kita baca begitu saja, sepertinya tidak ada artinya. Tapi saat kita selami kalimatnya satu persatu, artinya begitu besar.

Orang kusta dinyatakan najis oleh imam. Begitu vonis kusta turun, nasibnya buruk: tidak ada masa depan, tidak ada pengharapan, tidak bisa hidup di kampung, masyarakat dan keluarganya. Semua barang yang pernah digunakan si kusta juga disebut najis, maka harus ditahirkan lebih dulu sebelum digunakan orang lain. Mereka harus merobek pakaiannya, mengurai rambutnya, menghindari orang kebanyakan sambil berkata "najis" setiap kali bertemu dengan orang yang tahir. Orang kusta bisa dikenali karena pakaian, penampilan dan seruannya.

Sebelum kenal Tuhan Yesus, kita juga najis. Maka ikut Yesus adalah jawaban dari semua problem hidup kita, karena hanya Dia yang bisa sembuhkan dan tahirkan kita!

Di tengah Yesus mengajar orang banyak, tiba-tiba datang si kusta dan sujud menyembah. Untuk si kusta keluar dari tempat pemukimannya, lalu menghampiri Yesus di tengah khalayak ramai taruhannya adalah mati di rajam batu oleh orang banyak.

Seorang anak youth tidak punya orang tua dan butuh bea-siswa. Saat ketua MK nya berbicara bahwa ada yang datang karena butuh bea siswa, anak ini tersinggung. Kemudian dia cari kelompok orang yang bisa menerima dia, akhirnya berkumpul dengan kelompok waria. Suatu hari anak ini datang kembali ke MK, tapi berdandan seperti wanita. Ketua MK ingin mengasingkan anak itu supaya tidak mempengaruhi yang lain, dan dia mengatakan ini pada p Hengky, dan p Hengky semula berfikiran sama. Tiba-tiba Tuhan berkata dalam hati p Hengky: "susah bagi kita untuk meneladani Yesus: membiarkan seorang pelacur mencuci kaki kita". Akhirnya keputusannya adalah mencari, temukan dan selamatkan anak itu.

Yesus tidak takut menerima si kusta, karena si kusta ini mencari kaki Tuhan.

Orang yang mencari kaki Tuhan tidak pernah ditolak, dan hidupnya pasti berubah.

Seorang pelaut yang hidup jauh dari Tuhan, menjadi mucikari. Di tengah-tengah pelayaran tiba-tiba dia mendengar "amazing grace..." . Maka dia bertobat, dan berbalik pada Tuhan.

Yesus tidak menjawab si kusta, tapi Dia berikan jauh lebih dari yang si kusta ini minta:

Tapi Yesus mengulurkan tangan dan MENJAMAH orang itu.

Padahal harusnya orang kusta tidak boleh dijamah. Tuhan tanpa bicara, seolah menjawab: "Kau tidak najis di tanganKu". Sebenarnya Yesus tinggal berfirman, tidak perlu kena kenajisannya, tapi karena orang ini sujud menyembah, maka Yesus menjamahnya.

Tuhan rindu kita datang kembali di kakiNya, dan Dia ingin sentuh semua kita!

Kata menyembah di ps 8 ay 2 adalah proskyneo
  • Seperti anjing yang sedang menjilat tangan tuannya
  • Berciuman

Setiap kali ada pribadi yang menyembah tersungkur di kaki Yesus, seperti anjing menjilat tangan tuannya, ini membuat Tuhan tidak tahan.

Gereja bukan tempat orang benar, tapi tempat orang yang hidupnya diperbarui oleh Tuhan. Gereja bukan tempat orang suci, tapi orang yang disucikan oleh darah Yesus.

Tidak ada anjing yang menjilat tangan tuannya lalu ditendang.

Menyembah bukan sekedar lagu lambat, tapi sikap hati yang tersungkur di hadapan kaki Tuhan.

Mat 15: 22-28
Ay 22 – Wanita ini datang dengan kerendahan hati dan butuh pertolongan, tapi Yesus tidak menjawab.
Ay 23 – Murid-murid minta supaya perempuan ini diusir karena dia terus mendesak dan berteriak.
Ay 24 – Wanita ini tidak berhenti, tapi terus mendesak. Yesus menolak karena saat itu Yesus datang untuk orang Israel, tidak untuk orang Kanaan.

Ay 25 – Perempuan ini mendekat, mencari kaki Tuhan, dan menyembah. Begitu doanya tidak dijawab, akan diusir, ditolak, maka dia menyembah dan tersungkur di kaki Tuhan, seperti anjing yang menjilat kaki tuannya.

Ay 26 – Yesus berkata bahwa Dia tidak datang untuk anjing. Anjing bagi orang Yahudi adalah binatang najis. Perempuan ini tidak tersinggung dikatakan sebagai anjing, karena dia tahu arti menyembah.

Ay 27 – Wanita ini umpamakan dirinya sebagai anjing, kemudian dia mengutarakan imannya. Maka Tuhan memuji imannya dan anaknya disembuhkan Tanpa Tuhan harus datang ke rumahnya.

Tuhan tidak merespon karena kebutuhan kita, tapi karena iman kita.

P Hengky diminta mendoakan seseorang di rumah sakit. Ibu ini bercerita pengalamannya selama dirawat. 3 tahun sebelumnya dia alami kanker tyroid di leher, di vonis 6 bulan akan meninggal. Dia dapat rhema bahwa dia sembuh. Dia tetap melayani dan mendoakan orang-orang lain. 3 tahun kemudian kankernya hilang total. Beberapa saat kemudian dia alami kanker payudara. Dia tetap percaya Tuhan, tetap melayani, sampai satu waktu kankernya pecah.

Setelah dapat dari Tuhan bahwa harus operasi, dia berangkat ke Semarang dan menjalani operasi. Selama sebelum operasi dan setelah selesai operasi, dia datangi semua kamar dan doakan semua pasien lain yang sakit, sambil membawa darah kotor dan infusnya.
Setiap jam 11 malam dia bernyanyi memuji Tuhan. Setiap jam 5 pagi juga bernyanyi memuji Tuhan. Tapi tidak ada yang terganggu, justru pasien lain merasa tenang.
Setelah operasi dokter merasa heran karena ibu ini baik-baik saja, tidak sakit atau mual.
Ibu ini bersaksi: Tuhan me-respon iman kita!

Saat doa kita seolah tidak dijawab, seolah Tuhan tidak tahu masalah kita: mari menyembah, mari merespon dengan iman.

Tanpa iman, seseorang tidak bisa berkenan kepada Tuhan (Ibr 11:6a)
Maillist:

Korespondensi:
antonius_fw@yahoo.com (email, YM dan FB);
@Antonius_FW (tweeter);
pin BB: 29C12B56
WhatsApp 0858-7511-8451
LINE: antonfw (085-727-868-064)

No comments:

Post a Comment