Minggu,
2 Juni 2013
Proskyneo
Hengky Kusworo
Tuhan
menginginkan sebuah sikap penyembahan dalam hidup kita. Saat hal ini
ada, maka tidak ada doa yang tidak terjawab.
Mat 8: 1-4
Ada
seorang kusta datang ke Yesus. Saat kita baca begitu saja, sepertinya
tidak ada artinya. Tapi saat kita selami kalimatnya satu persatu,
artinya begitu besar.
Orang kusta dinyatakan najis oleh imam. Begitu vonis kusta turun, nasibnya buruk: tidak ada masa depan, tidak ada pengharapan, tidak bisa hidup di kampung, masyarakat dan keluarganya. Semua barang yang pernah digunakan si kusta juga disebut najis, maka harus ditahirkan lebih dulu sebelum digunakan orang lain. Mereka harus merobek pakaiannya, mengurai rambutnya, menghindari orang kebanyakan sambil berkata "najis" setiap kali bertemu dengan orang yang tahir. Orang kusta bisa dikenali karena pakaian, penampilan dan seruannya.
Sebelum kenal Tuhan Yesus, kita juga najis. Maka ikut Yesus adalah jawaban dari semua problem hidup kita, karena hanya Dia yang bisa sembuhkan dan tahirkan kita!
Di tengah Yesus mengajar orang banyak, tiba-tiba datang si kusta dan sujud menyembah. Untuk si kusta keluar dari tempat pemukimannya, lalu menghampiri Yesus di tengah khalayak ramai taruhannya adalah mati di rajam batu oleh orang banyak.
Seorang anak youth tidak punya orang tua dan butuh bea-siswa. Saat ketua MK nya berbicara bahwa ada yang datang karena butuh bea siswa, anak ini tersinggung. Kemudian dia cari kelompok orang yang bisa menerima dia, akhirnya berkumpul dengan kelompok waria. Suatu hari anak ini datang kembali ke MK, tapi berdandan seperti wanita. Ketua MK ingin mengasingkan anak itu supaya tidak mempengaruhi yang lain, dan dia mengatakan ini pada p Hengky, dan p Hengky semula berfikiran sama. Tiba-tiba Tuhan berkata dalam hati p Hengky: "susah bagi kita untuk meneladani Yesus: membiarkan seorang pelacur mencuci kaki kita". Akhirnya keputusannya adalah mencari, temukan dan selamatkan anak itu.
Yesus tidak takut menerima si kusta, karena si kusta ini mencari kaki Tuhan.
Orang yang mencari kaki Tuhan tidak pernah ditolak, dan hidupnya pasti berubah.
Seorang pelaut yang hidup jauh dari Tuhan, menjadi mucikari. Di tengah-tengah pelayaran tiba-tiba dia mendengar "amazing grace..." . Maka dia bertobat, dan berbalik pada Tuhan.
Yesus tidak menjawab si kusta, tapi Dia berikan jauh lebih dari yang si kusta ini minta:
Tapi
Yesus mengulurkan tangan dan MENJAMAH orang itu.
Padahal
harusnya orang kusta tidak boleh dijamah. Tuhan tanpa bicara, seolah
menjawab: "Kau tidak najis di tanganKu". Sebenarnya Yesus
tinggal berfirman, tidak perlu kena kenajisannya, tapi karena orang
ini sujud menyembah, maka Yesus menjamahnya.
Tuhan rindu kita datang kembali di kakiNya, dan Dia ingin sentuh semua kita!
Kata
menyembah di ps 8 ay 2 adalah proskyneo
- Seperti anjing yang sedang menjilat tangan tuannya
- Berciuman
Setiap
kali ada pribadi yang menyembah tersungkur di kaki Yesus, seperti
anjing menjilat tangan tuannya, ini membuat Tuhan tidak tahan.
Gereja bukan tempat orang benar, tapi tempat orang yang hidupnya diperbarui oleh Tuhan. Gereja bukan tempat orang suci, tapi orang yang disucikan oleh darah Yesus.
Tidak ada anjing yang menjilat tangan tuannya lalu ditendang.
Menyembah bukan sekedar lagu lambat, tapi sikap hati yang tersungkur di hadapan kaki Tuhan.
Mat 15: 22-28
Ay
22 – Wanita ini datang dengan kerendahan hati dan butuh
pertolongan, tapi Yesus tidak menjawab.
Ay
23 – Murid-murid minta supaya perempuan ini diusir karena dia terus
mendesak dan berteriak.
Ay
24 – Wanita ini tidak berhenti, tapi terus mendesak. Yesus menolak
karena saat itu Yesus datang untuk orang Israel, tidak untuk orang
Kanaan.
Ay 25 – Perempuan ini mendekat, mencari kaki Tuhan, dan menyembah. Begitu doanya tidak dijawab, akan diusir, ditolak, maka dia menyembah dan tersungkur di kaki Tuhan, seperti anjing yang menjilat kaki tuannya.
Ay 26 – Yesus berkata bahwa Dia tidak datang untuk anjing. Anjing bagi orang Yahudi adalah binatang najis. Perempuan ini tidak tersinggung dikatakan sebagai anjing, karena dia tahu arti menyembah.
Ay 27 – Wanita ini umpamakan dirinya sebagai anjing, kemudian dia mengutarakan imannya. Maka Tuhan memuji imannya dan anaknya disembuhkan Tanpa Tuhan harus datang ke rumahnya.
Tuhan tidak merespon karena kebutuhan kita, tapi karena iman kita.
P
Hengky diminta mendoakan seseorang di rumah sakit. Ibu ini bercerita
pengalamannya selama dirawat. 3 tahun sebelumnya dia alami kanker
tyroid di leher, di vonis 6 bulan akan meninggal. Dia dapat rhema
bahwa dia sembuh. Dia tetap melayani dan mendoakan orang-orang lain.
3 tahun kemudian kankernya hilang total. Beberapa saat kemudian dia
alami kanker payudara. Dia tetap percaya Tuhan, tetap melayani,
sampai satu waktu kankernya pecah.
Setelah
dapat dari Tuhan bahwa harus operasi, dia berangkat ke Semarang dan
menjalani operasi. Selama sebelum operasi dan setelah selesai
operasi, dia datangi semua kamar dan doakan semua pasien lain yang
sakit, sambil membawa darah kotor dan infusnya.
Setiap
jam 11 malam dia bernyanyi memuji Tuhan. Setiap jam 5 pagi juga
bernyanyi memuji Tuhan. Tapi tidak ada yang terganggu, justru pasien
lain merasa tenang.
Setelah
operasi dokter merasa heran karena ibu ini baik-baik saja, tidak
sakit atau mual.
Ibu
ini bersaksi: Tuhan me-respon iman kita!
Saat doa kita seolah tidak dijawab, seolah Tuhan tidak tahu masalah kita: mari menyembah, mari merespon dengan iman.
Tanpa
iman, seseorang tidak bisa berkenan kepada Tuhan (Ibr 11:6a)
Maillist:
Korespondensi:
antonius_fw@yahoo.com
(email, YM dan FB);
@Antonius_FW
(tweeter);
pin
BB: 29C12B56
WhatsApp
0858-7511-8451
LINE:
antonfw (085-727-868-064)
No comments:
Post a Comment