Minggu,
3 November 2013
Melatih Diri
Victor
Purnomo
Memang
tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan
sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah
kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih
olehnya. (Ibr 12:11)
Ada target/ tujuan Tuhan dalam hidup kita: menghasilkan buah kebenaran, dan tujuannya memberikan damai dalam hidup kita. Jika ada buah kebenaran dalam hidup kita, artinya hidup kita senantiasa dituntun dalam semua jalan kebenaran. Semua manusia ingin hidup baik dan dalam kebenaran karena itu adalah sifat alamiah/ nature kita. Tidak ada orang yang ingin hidup jahat.
Ganjaran = chastening = παιδεία = paideia (G3809) = training dan edukasi/ pendidikan.
Tuhan sedang men-training dan mendidik kita seperti seorang guru, supaya dalam hidup kita muncul buah kebenaran dan kedamaian. Didikan Tuhan ini mengubah kebodohan menjadi kepintaran, artinya semua orang bisa menjadi cerdas, jika mengijinkan Tuhan mendidik dia.
Dilatih = exercised = γυμνάζω = gumnazō (G1128) = orang yang berolah raga kebugaran untuk membentuk tubuhnya jadi besar dan kuat.
Jaman Yunani kuno ada sekolah atletik (palestra), tujuannya melatih, mendidik dan membuat orang-orang muda menjadi lebih kuat, melalui latihan yang sangat berat.
Gereja harus punya orang-orang yang kuat. Jika tidak, maka kekuatan kita tersedot hanya untuk mengurusi urusan-urusan pribadi, akibatnya tidak bisa berbuat sesuatu yang besar buat Tuhan. Jika kekuatan kita besar, kita akan bisa mengatasi masalah-masalah pribadi, dan masih punya cukup cadangan kekuatan untuk berbuat sesuatu bagi Tuhan.
Tuhan mau ada orang-orang yang memberikan dirinya dilatih Tuhan, supaya jadi besar dan kuat, sehingga bisa lakukan hal-hal besar bagi Tuhan.
Kesaksian:
P Viktor RC ke Amerika, Kuba, Jamaica, Bahama, masing-masing perlu visa. Lama misi hanya 14 hari. Visa Jamaika jika diurus di Indonesia, keluar dalam 30 hari. Bahama dan Cuba tidak punya kedutaan di Indonesia, maka untuk mengurus visa-nya hanya bisa di Amerika.
P Viktor RC ke Amerika, Kuba, Jamaica, Bahama, masing-masing perlu visa. Lama misi hanya 14 hari. Visa Jamaika jika diurus di Indonesia, keluar dalam 30 hari. Bahama dan Cuba tidak punya kedutaan di Indonesia, maka untuk mengurus visa-nya hanya bisa di Amerika.
14
hari misi, 5 hari perjalanan, maka hanya ada 9 hari misi. Mengurus
visa jamaika 4 hari, visa Bahama 5 hari. Artinya tidak ada waktu
untuk lakukan misi, hanya untuk urus visa. Maka itulah saat bagi p
Viktor untuk bersandar penuh pada Tuhan.
Sampai
Washington p Viktor langsung urus visa Jamaika. Harusnya 3 hari, maka
minta terobosan Tuhan sehingga akhirnya dalam 2 hari visa bisa
keluar. Setelah mengambil visa Jamaica, p Viktor langsung urus visa
Bahama: harusnya 5 hari, tapi anugrah Tuhan membuat visa jadi dalam 1
hari.
Sesampai
Jamaica, p Viktor urus visa Cuba dan langsung jadi dalam 1 hari.
Akhirnya
3 visa keluar dalam 3 hari.
Jika hanya menghadapi hal-hal mudah dalam hidup, kita tidak akan punya kekuatan. Saat kita hadapi situasi yang sukar dan tidak mungkin, itu saat Tuhan bisa banyak bekerja dalam hidup kita.
Saat kita sedang menghadapi semua yang sukar dan tidak pasti, itulah saat Tuhan melatih kita, karena Dia adalah Tuhan yang penuh kepastian.
Spesialisasi Tuhan: jika semua jalan buntu, Tuhan sediakan 1 pintu terakhir yang sebelumnya tidak terlihat: pintu iman. Saat kita percaya, kita akan lihat pintu itu, maka semua yang tidak mungkin akan tercipta dan jadi ada.
Hak 3:1-4
Tuhan
sengaja ingin melatih orang-orang Israel, dengan jalan meninggalkan
suku-suku kecil, sehingga orang Israel bisa berlatih berperang dan
kuat.
Tuhan sengaja tinggalkan beberapa lawan kecil dalam hidup kita supaya kita tidak santai, dan terlatih. Respon orang Israel salah: bukannya diperangi, malah dinikahi. Kadang kita bukan memusuhi iblis, tapi justru berteman. Padahal Tuhan berikan itu sebagai sparring-partner kita.
Sejak Daud diurapi Samuel, ada destiny baru bagi Daud: jadi raja Israel. Tapi Tuhan harus latih Daud, karena tidak mungkin dari gembala langsung jadi raja. Jika Daud tidak pernah masuk pelatihan Tuhan, dia tidak pernah jadi apapun.
Dalam hidup kita ada destiny yang hebat dan besar. Jika hanya kita pegang, maka tidak akan pernah jadi. Supaya destiny itu jadi, maka kita perlu berlatih.
Pelatihan
Tuhan bagi Daud sebelum mencapai destinynya:
1.
Jadi pelayan Saul.
Demikianlah
Daud sampai kepada Saul dan menjadi pelayannya. Saul sangat
mengasihinya, dan ia menjadi pembawa senjatanya. (1Sam 16: 21)
Dari
gembala, Daud jadi pelayan Saul. Dia masuk istana, dikasihi. Hari ke
hari Daud melihat kerja Saul: makan, mengatur strategi perang,
membuat keputusan, mengatur kerajaan, dst.
Jika
tidak melewati training ini, Daud tidak akan tahu bagaimana bersikap
sebagai raja, dan bertindak hanya sebagai gembala.
Level ini seperti TK. Tk adalah level sekolah yang menyenangkan, materinya sederhana.
2. Jadi tentara/ prajurit
Daud maju berperang dan selalu berhasil ke mana juga Saul menyuruhnya (1Sam 18: 5a)
Daud
keluar dari istana, pergi berperang, menjadi tentara. Tentara yang
maju perang tidak tahu apakah dia akan bisa pulang hidup atau tidak.
Saat
menghadapi musuh, Daud belajar untuk bertindak cepat, memutuskan
dengan cepat, ber-reaksi cepat terhadap serangan lawan, kecepatan dan
ketepatannya dilatih, instingnya dilatih.
3. Jadi pemimpin pasukan
sehingga Saul mengangkat dia mengepalai para prajurit (1Sam 18: 5b)
Daud
diangkat jadi kepala pasukan yang mengatur strategi. Bukan lagi
berpikir bagaimana menyelamatkan diri sendiri, tapi bagaimana sebuah
anggota pasukan yang dipimpinnya menang, dan semua pulang dengan
selamat. Mengatur manusia lebih sulit daripada mengatur benda-benda.
4. Jadi kepala pasukan 1000
Sebab itu Saul menjauhkan Daud dari dekatnya dan mengangkat dia menjadi kepala pasukan seribu (1Sam 18: 13a)
Daud jadi penentu nasib negaranya: hancur atau menang. Level tanggung-jawabnya dinaikkan.
Jika Daud hanya pemain harpa atau gembala, dia tidak tahu strategi perang, dan tidak bisa berbuat banyak. Hasil pelatihan: Daud tahu cara hidup di istana, tahu berperang, dan tahu cara mengatur strategi perang.
5. Ujian hati.
Saul memberikan anaknya untuk jadi istri Daud, tapi dengan tujuan supaya menjadi jerat bagi Daud.
Saul meminta mas-kawinnya 100 kulit khatan orang Filistin, artinya Daud harus terlebih dulu membunuh 100 orang Filistin. Tujuan Saul adalah membunuh Daud. Daud tahu rencana jahat dan kelicikan Saul, tapi Daud tetap lakukan yang Saul minta dengan tulus.
Kita harus punya hati yang tulus, karena ketulusan selalu menang atas kelicikan.
Di Jamaica semua kontak yang diberikan tidak bisa dihubungi. Dengan diantar seorang sopir taxi, p Viktor bisa kunjungi: panti asuhan anak down syndrom, sekolah, penampungan gelandangan.
Ini adalah training bagi p Viktor untuk bergantung pada Tuhan lebih dari bergantung pada manusia.
6. Dikejar-kejar Saul
Saul
iri, mengejar, dan hendak membunuh Daud. Pelatihan ini untuk melatih
Daud menjadi cerdik, dan bisa meloloskan diri dari berbagai kondisi
dan jebakan lawan.
Bahkan
beberapa kali Daud mendapat kesempatan membunuh Saul, tapi tidak
dilakukan.
Training
ada masa berakhirnya. Jika Tuhan lihat bahwa pelatihannya sudah
cukup, maka akhirnya Daud dinobatkan menjadi raja Israel, sesuai
destiny-nya.
Jika destiny jadi dokter yang hebat - tapi tidak pernah kuliah- destiny tidak akan pernah jadi.
Jika
destiny kita jadi konglomerat, tapi tidak pernah belajar bisnis, maka
tidak akan pernah jadi.
Arti kata “training” dalam bahasa Inggris adalah beaten until black and blue. Latihan kita harus sampai menyakitkan, mencapai batas kemampuan, dan badan jadi tidak enak, baru latihan itu bisa mendapatkan kekuatan dan hasil terbaik.
Setiap kali kita menghadapi yang tidak enak, itu akan memperkuat dan memperbesar roh kita.
Di olympiade Roma 1960 ada seorang wanita afro-amerika bernama Wilma Rudolph yang berhasil mendapat 3 emas di nomor lari, walaupun kakinya cacat karena polio. Dia bisa menang karena mau dilatih. Di titik kelemahan: kakinya, dia raih kemenangan dan kalahkan semua lawan yang normal.
Di tempat terlemah kita, jika kita mau dilatih dan meminta Tuhan latih kita, maka kita bisa menang !
Oscar Pistorius dari Afrika Selatan. Juara lari, padahal dari lutut ke bawah di amputasi dan diganti plat besi. Dia bisa jadi juara karena mau dilatih, berlatih lebih keras dan lebih serius.
Sebelum
kita mendapat hati yang baru, kita tidak bisa melihat pintu iman yang
tidak pernah tertutup!
Minta
hati yang baru, sehingga kita bisa lihat semua tujuan Tuhan dari
setiap pelatihan kita !
Maillist:
Portal
Bahtera:
Korespondensi:
antonius_fw@yahoo.com
(email, YM dan FB);
@Antonius_FW
(tweeter);
pin
BB 24D0C381
WhatsApp
– 085 727 868 064
No comments:
Post a Comment