Minggu,
17 November 2013
Yang Tidak Mampu Jadi
Besar
Petrus
Agung
Who
can understand [ his ] errors? cleanse thou me from secret [
faults. ] Keep back thy servant also from presumptuous [ sins; ] let
them not have dominion over me: then shall I be upright, and I shall
be innocent from the great transgression. Let the words of my mouth,
and the meditation of my heart, be acceptable in thy sight, O LORD,
my strength, and my redeemer. (Mzm 19: 12-14, KJV)
Banyak
orang yang ingin Tuhan menyiapkan dirinya menjadi wadah
yang siap dan besar.
Tapi ada orang-orang yang saat kapasitasnya diperbesar oleh Tuhan,
malah jadi seperti tempayan yang pecah dan rusak.
Salah
satu faktor tidak
bisa jadi wadah yang besar
karena ada kelemahan,
cacat, sakit atau error di jiwa;
dan ini sering tidak disadari.
Contoh
dalam Alkitab: Yerobeam (1Raj 11: 26-32; 1Raj 12: 25-33).
Tuhan
berkata hendak menjadikan dia seperti Daud, tapi ternyata dia tidak
mampu menjadi besar.
Rajin = industrious (H6213) : orang yang produktif dalam hidupnya.
Awalnya
Yerobeam adalah pegawai Salomo yang gagah, rajin dan cakap. Karena
berprestasi, Salomo mengangkatnya menjadi kepala kelompok rodi/ kerja
paksa bani Yusuf.
Suatu kali Nabi Abia datang kepada Yerobeam di tempat sepi di luar kota, dan hanya mereka berdua yang tahu. Abia menubuatkan koyaknya Israel setelah Salmo mati, karena Salomo menyembah dewa-dewa asing. Nabi juga menubuatkan naiknya Yerobeam menjadi raja atas 10 suku Israel.
Saat
Salomo mengetahui hal ini, dia hendak membunuh Yerobeam. Maka
Yerobeam lari ke Mesir. Setelah Salomo mati, Yerobeam menghadap
Rehabeam dan meminta keringanan pajak. Permintaan itu ditolak
Rehabeam, maka Israel pecah, dan 10 suku mengangkat Yerobeam menjadi
rajanya.
Tapi
saat memikirkan bahwa orang Israel setiap tahun harus beberapa kali
ke Yeruslem untuk beribadah, Yerobeam jadi khawatir bahwa hati orang
Israel kembali ke Yehuda. Hal ini aneh dan konyol, karena Tuhanlah
yang berjanji kepada Yerobeam, dan menggenapinya. Tapi Yerobeam
khawatir saat orang Israel beribadah kepada Tuhan yang sama itu.
Akhirnya Yerobeam membuat 2 patung lembu emas, dan ini membuat Tuhan sangat marah, dan seluruh keturunannya di musnahkan. Di masa-masa kemudian, Tuhan selalu kaitkan orang yang berkenan dengan Daud, dan orang yang berdosa dengan “dosa Yerobeam”.
Seringkali
ada hal dalam jiwa manusia yang sakit/ cacat. Selama hal itu tidak
disembuhkan, maka akan jadi masalah di kemudian hari.
Kisah di luar negeri: Ada pengecoran pilar sebuah gedung. Tanpa sadar ada biji tanaman yang ikut masuk. Sekian tahun kemudian pilar itu retak karena biji itu tumbuh dan memecahkan beton itu.
Nama perempuan jarang disebutkan di Alkitab. Jika disebut maka dia punya peran yang luar biasa. Ibu Yerobeam bernama Zerua.
Yerobeam
= people
will contend
(H3379): orang-orang akan bersaing.
Zerua
= leprous
(H6871): orang yang kena kusta.
Di Alkitab nama mempunyai arti yang melekat pada kepribadian si pemilik nama. Karena itulah berkali-kali Tuhan mengganti nama seseorang, supaya sesuai destiny-nya:
Simon
menjadi Petrus, Yakub menjadi Israel, Abram menjadi Abraham, Sarai
menjadi Sara.
Ibu Yerobeam janda, dan mungkin orang tua dari Zerua kena kusta. Orang yang kena kusta artinya kena kutuk dan disingkirkan. Karena tersisih, maka dia harus bersaing dengan orang lain untuk bertahan. Maka saat anaknya lahir, diberi nama Yerobeam: orang yang berjuang dan bersaing.
Karena
naluri bersaingnya kuat, Yerobeam jadi orang yang tangkas, rajin
bekerja, mahir di pekerjaan, akhirnya diangkat menjadi kepala
kelompok kerja paksa dari sukunya sendiri.
Dilema Yerobeam saat memimpin kelompok rodi dari keluarga sendiri: di satu sisi Yerobeam harus memaksa dan menekan saudara dan rakyatnya sendiri; di sisi lain Yerobeam harus mengerjakan tugas dari rajanya dengan baik. Hal ini menciptakan kemarahan, kepahitan, rasa tidak aman, dan kebencian di hati Yerobeam.
Yang dihadapi Yerobeam: tumpukan masalah masa lampau dan kesakitan di masa kini. Tiba-tiba seorang nabi bernubuat padanya. Kemungkinan besar Yerobeam tidak bisa menahan diri dan bercerita kepada orang-orang lain, sehingga nubuatan itu didengar Salomo.
Yerobeam melarang rakyatnya ke Yerusalem karena takut kehilangan semua yang sudah dimilikinya.
Saat ini mulai diangkat Tuhan, kita harus waspadai pengalaman menyakitkan kita di masa lampau. Karena di dalam hati bisa timbul persaingan, dan ujungnya kita bisa tergoda/ terpancing untuk membuktikan diri.
Ilustrasi
Seorang pegawai sebuah perusahaan yang sudah bekerja cukup lama dan baik. Dia merasa mampu, sudah mengurus banyak hal, dan merasa berjasa bagi perusahaan. Suatu hari dia lakukan kesalahan yang dianggap fatal oleh majikannya, dan dia dimarahi. Pegawai ini menyimpan amarah dan sakit hati kepada majikannya.
Akhirnya
pegawai itu keluar dari perusahaan itu. Lalu membuat usaha baru
dengan produk yang sama dengan perusahaan majikannya. Dia ingin
membuktikan bahwa dia bisa. Uang pesangonnya digunakan untuk sewa
gedung, menggaji pegawai, dll. Dia datangi pelanggan-pelanggan
perusahaan majikannya, dan beri diskon dan harga yang lebih murah.
Saat
mulai memesan bahan baku kepada suplier, ternyata ada syaratnya:
menaruh deposit/ uang tanggungan yang jumlahnya banyak sekali. Di
titik ini barulah dia sadar mengapa majikannya dulu mengambil margin
keuntungan yang besar.
Semua
runtuh, dari seorang yang punya penghasilan baik dan tetap, akhirnya
jadi pengangguran. Pesangonnya habis untuk memberi pesangon
karyawan-karyawannya.
Ingin mandiri tidaklah salah. Tapi jika itu didorong oleh kebencian, kemarahan dan ingin membuktikan diri, maka akan jadi masalah karena kita tidak bisa melihat apa yang terjadi dengan utuh.
Semua
keputuskan kita yang diambil secara emosional, ujungnya akan
menjatuhkan kita.
Yerobeam
seharusnya tidak perlu khawatir jika Israel beribadah ke Yerusalem,
karena 12 suku Israel adalah milik Tuhan, dan Tabut Tuhan yang
mempersatukan mereka semua. Justru dengan membuat berhala, Yerobeam
justru membuat 10 suku Israel menjadi musuh Tuhan. Inilah yang
membuat Yerobeam tidak bisa jadi besar.
Seseorang
tidak bisa jadi besar jika tidak mau ber-urusan dengan error yang di
hatinya sendiri.
Saat ada ganjalan atau sakit hati kepada orang lain, bawa itu semua kepada Tuhan. Maka Tuhan akan sembuhkan sakit hati kita, bahkan bisa melihat kekurangan kita sendiri.
Kita
cenderung mengukur Tuhan menurut kepentingan kita. Kemudian ketika
kepentingan itu tidak terakomodir, kita marah. Itu artinya ada
masalah di hati kita. Jika ini tidak diselesaikan, maka akan membuat
kita tidak bisa jadi besar.
ketidakjujuran
kita kepada Tuhan akan menghambat banyak hal dalam hidup kita
Yosea:
Jika
kita biasa memberikan alasan, kita jadi sulit dikoreksi. Jika
“memberikan alasan” sering terjadi, maka itu akan jadi reflek
kita. Akibatnya pesan Tuhan melalui orang lain tidak bisa sampai.
Luka
jiwa kita harus diselesaikan, dan kita harus membiarkan terang Tuhan
menyingkapkan semua yang salah di hati kita. Maka Tuhan akan
memulihkan kita.
Portal
Bahtera: http://web.keluargarhema.com/
Korespondensi:
antonius_fw@yahoo.com
(email, YM dan FB);
@Antonius_FW
(tweeter);
pin
BB 24D0C381
WhatsApp
– 085 727 868 064
No comments:
Post a Comment