Tuesday, July 1, 2014

Survey and Mapping – Petrus Agung – Minggu, 29 Juni 2014

Minggu, 29 Juni 2014
Survey and Mapping
Petrus Agung

Victor and victim
Tuhan memberikan 2 pilihan dalam kehidupan kita: menjadi victor (pemenang) atau victim (korban) ?
Kisah anak yang hilang. Bungsu memiliki impian, dan merasa bahwa dia tidak bisa raih mimpinya di rumah bapanya. Saat bertobat, si bungsu tidak pernah menyalahkan bapaknya, tidak pernah menempatkan dirinya sebagai korban, pulang dengan tahu diri. Di awal bungsu meminta (give me), tapi saat bertobat hatinya berkata “jadikan aku” (make me). Pertobatan membuat hati Bapa timbul belas kasihan.
Sebaliknya dengan si sulung. Saat tahu bapak membuat pesta bagi adiknya, cara bicara sulung menempatkan diri sebagai korban (victim).

Cara berfikir menempatkan diri sebagai korban saat menghadapi apapun, dan menyalahkan orang lain sebagai penyebab nasib kita, membuat hidup kita tidak akan mengalami perubahan.

Saat breakfast with Obama, orang yang paling banyak dikerumuni adalah Nick Vujicic, seorang motivator tanpa tangan dan kaki. Salah satu kesaksian Nick: suatu kali bertemu dengan orang yang senasib. Selama pertemuan orang itu terus mengomel dan menyalahkan semua orang. Dia menempatkan diri sebagai korban. Nick memutuskan tidak akan pernah menjumpai orang ini lagi, karena orang yang selalu menganggap dirinya sebagai korban, dia tidak akan bisa ditolong, karena dia merasa paling benar.

Nasib kita ditentukan oleh keputusan yang kita ambil, bukan apa yang orang perbuat pada kita.
Happiness is a choice, destiny is a choice.

Kita tidak perlu belas-kasihan orang lain, tapi kita harus bertobat, maka anugerah Tuhan turun dan mengubah kehidupan kita

Survey and Mapping
Banyak jemaat yang setelah mengalami pesta rohani, lalu pulang ke rumah masing-masing. Tapi kemudian banyak yang mengalami bahwa semua berlalu biasa saja, tidak ada perubahan, tidak ada terobosan, hanya menunggu KKR berikutnya. Ini karena mereka tidak tahu yang harus dilakukan.

Yos 18: 1-10
Silo artinya tempat istirahat (place of rest). Kemah pertemuan diletakkan di Silo karena Israel sudah mengalami kemenangan besar atas Kanaan. Tapi ada 7 suku yang belum mendapat milik pusaka, masih berkemah di Silo seperti nomaden. Tanah bagian mereka tidak mereka dapat dengan nyata.

Hasil KKR Bahtera: Indonesia mendapat jaminan Tuhan, dan untuk pertama kalinya dapat poin tinggi dari Tuhan. Biasanya sekedar lolos (nilai 5,6), kali ini lulus (nilai 8). Kenyataan bahtera sama seperti yang dialami Israel: sudah menang perang, tapi banyak yang belum dapat bagian.

Yosua berkata bahwa Israel malas dan lamban, tapi lalu Yosua memberikan solusi. Ini artinya sebagian tidak tahu apa yang harus dilakukan, bukan sekedar malas. Solusi Yosua di Yos 18: 4-10.

Tuhan sudah memberikan kemenangan kepada musuh Israel di luar. 7 suku yang belum dapat bagian menggambarkan musuh di dalam diri kita sendiri yang belum ditaklukkan.

Akar masalah mengapa banyak orang tidak menikmati kemenangan di dunia nyata bukan sekedar karena malas, tapi kebanyakan tidak tahu harus memulai dari mana, dan harus berbuat apa.

Sehebat apapun keberadaan kita, jika kita tidak tahu harus berbuat apa, tidak tahu apa langkah pertama yang harus dilakukan, maka semua tidak berguna. Akibatnya tidak menikmati janji Tuhan, ujungnya marah pada Tuhan.

Contohnya:
  • Punya kendaraan yang canggih, tapi tidak diajari cara menyalakan mesinnya.
  • Punya gadget paling canggih, tapi tidak tahu cara menghidupkan.
  • Punya kulkas, tapi di daerahnya tidak ada listrik, akhirnya hanya berfungsi jadi lemari baju.

Suku-suku yang belum dapat jatah tanah pusaka:
1. Benyamin (anak dari tangan kananku)
Kita bisa punya status yang hebat, tapi itu tidak menjamin kita memperoleh hasil yang hebat, jika kita tidak tahu apa yang harus diperbuat.

2. Simeon (didengar)
Doa dan permohonan kita PASTI didengar Tuhan. Tapi jika kita kurang mendengar Tuhan, maka saat jawaban Tuhan datang kita tidak bisa mendengarnya.

3. Zebulon (ditinggikan)
Status dan peninggian yang Tuhan berikan jangan di-sia-siakan atau buang, jangan sampai jadi tumpukan janji Tuhan yang tidak bisa kita nikmati.

4. Isakhar (ada balas jasa/ hadiah)
Tuhan berikan janji hadiah dan bonus, tapi jika tidak kita ambil maka tidak kita dapatkan secara fisik.

5. Asher (
happy)
Saat Toronto blessing seluruh dunia datang ke Toronto, bahkan ada jalur khusus imigrasi. Manifestasi terbanyak adalah tertawa kudus (holy laughter). Kebahagiaan karena Tuhan akan menyembuhkan batin kita. Tapi banyak urusan dunia yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan sekedar tertawa.

6. Naftali (bergulat/
wrestling)
Ada orang yang dengan perjuangan dan pergulatannya bisa berhasil, tapi ada juga yang tidak berhasil.

7. Dan (hakim)
Ada kelompok orang yang punya banyak pengetahuan, tapi hanya digunakan untuk berkomentar atau menghakimi, tapi juga tidak mendapat apapun.

Yang membuat kita bisa mengalami terobosan adalah jika kita bisa mengkombinasikan antara hal yang seharusnya jadi bagian kita, dengan penetapan yang dari Tuhan.

Pick three men from each tribe so I can commission them. They will survey and map the land, showing the inheritance due each tribe, and report back to me. They will divide it into seven parts. Judah will stay in its territory in the south and the people of Joseph will keep to their place in the north. "You are responsible for preparing a survey map showing seven portions. Then bring it to me so that I can cast lots for you here in the presence of our GOD (Yos 18: 4-6, MSG)

Langkah pertama untuk menentuk tindakan selanjutnya: harus men-survei (mengumpulkan data, melihat keadaan), dan memetakan daerah (survey and map the land). Setelah di survey, lalu tanah itu dibagi menjadi 7. Kemudian Tuhan yang menentukan tanah pusaka masing-masing suku.
Tanggung jawab pengintai: menyerahkan peta dan hasil survei dari 7 bagian tanah.

Tanggung jawab kita adalah melakukan survei dan pemetaan.

Jika kita hanya diam dan tidak berbuat apa-apa, artinya tidak bertanggung-jawab atas jatah kita sendiri. Akibatnya Tuhan bisa memotong jatah kita.

So off the men went. They covered the ground and mapped the country by towns in a scroll. Then they reported back to Joshua at the camp at Shiloh. (Yos 18: 9, MSG)

Pengintai dari 7 suku bertugas menjelajahi seluruh tanah, lalu membuat petanya. Kemudian Tuhanlah yang menentukan bagian bagi masing-masing suku.

Kesaksian tentang aplikasi survei dan pemetaan
Menjelang skripsi p Agung berhadapan dengan berbagai pilihan yang tidak mudah. Sebelum skripsi mahasiswa harus KKN selama 3 bulan, dan harus ikut membantu membangun desa. P Agung sudah pelayanan di berbagai tempat. Jika harus tinggal 3 bulan di desa, maka jadwal pelayanan yang sudah ada bisa batal. Padahal aturannya: jika absensi lebih dari 10% maka gagal dan harus mengulang. Maka p Agung melakukan survei dan pemetaan.

P Agung mengamati bahwa tokoh paling berpengaruh di desa adalah pak lurah. Setiap kali balik ke rumah, p Agung bawakan oleh-oleh: bandeng presto, wingko babat, lumpia, dll. Dengan ini p Agung bisa bebas meninggalkan desa untuk pelayanan sewaktu-waktu tanpa kena absensi.
Selama di desa p Agung melakukan survei, ngobrol dengan banyak orang. Dari survei p Agung mengerti 2 kebutuhan desa:
  • Sumur desa terlalu dalam, sehingga berat menarik timbanya, maka perlu waktu lama untuk menimba. Sumur itu juga berbahaya bagi jika anak-anak ikut menimba
  • Sedang terjadi hama tikus.
P Agung mencari solusi masalah desa ke pusat riset di UNDIP. Dari pusat riset diperoleh solusi: Sumur ditutup karena tidak perlu lubang besar, sehingga tidak berbahaya, lalu dipasang alat tepat guna, sehingga air bisa ditimba dengan ringan dan mudah.
Setelah alat jadi, p Agung bawa itu ke desa. Rasa penasaran penduduk tentang alat yang dibaa merupakan strategi pemasaran (marketing).
P Agung mendemonstrasikan alat kepada pak lurah, tapi tidak langsung diberikan begitu saja. P Agung meminta pak lurah mengumpulkan seluruh RT, RW dan kepala dukuh, untuk diberikan seminar dan demonstrasi penggunaan alat untuk menimba sumur.

Alat penimba sumur itu dijadikan sebagai hadiah lomba menangkap tikus. Dukuh yang terbanyak mendapat tikus (dikumpulkan ekor tikusnya) yang mendapatkan alat itu.
Acara ini dilaporkan p Agung kepada Camat dan dosen pembimbing, mereka diminta hadir dan berpidato saat pemberian hadiah bagi dukuh yang menang.
Dengan satu momen, dihasilkan banyak hal: dosen bangga, desa bebas tikus, ada dukuh yang mendapatkan alat penimba sumur, pak camat mendapat ide untuk membasmi hama tikus di seluruh kecamatan, pak lurah menikmati banyak hal.
Di akhir KKN ketahuan bahwa tim p Agung sering pulang. Tapi karena ada hasil nyata, maka p Agung mendapat nilai terbaik.

Lakukan survey dan pemetaan dalam menghadapi apapun, hadapkan ke Tuhan, maka kita akan tahu ke mana harus pergi, dan kita bisa menikmati Kanaan kita, janji Tuhan jadi kenyataan.

Semua ilmu kehidupan ada dalam Firman Tuhan, dan Tuhan mau buka dan tunjukkan itu semua. Jika kita bisa menangkapnya, maka kita akan segera memasuki masa-masa yang luar biasa, yang di roh jadi daging.

Lumbung Raja
Ide: jadi berkat bagi hamba-hamba Tuhan. Lumbung ini sebagai gudang dari sumbangan jemaat berupa barang-barang yang masih bagus, jangan barang-barang yang tidak layak.

Pengumuman:
Kamis-Jumat (3-4 Juli): seminar, materinya survey dan mapping. Akan dibagikan: minyak narwastu.

Korespondensi:
antoniusfw1@gmail.com (email, YM dan FB);
@Antonius_FW (tweeter);
pin BB 24D0C381
WhatsApp , WeChat, Line, Viber, Telegram – 085 727 868 064

No comments:

Post a Comment