Sabtu,
19 November 2016
Pondasi
Gereja
Philip
Mantofa
Apapun kejadian bisa menerpa kita, tapi Tuhan turut bekerja sama, asal kita tetap berkomitmen mengasihi Dia
Kita
tahu sekarang, bahwa Allah
turut bekerja dalam segala sesuatu
untuk mendatangkan
kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,
yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.(Rm
8: 28)
Tuhan merancang segala sesuatu yang terjadi (baik dan buruk) sebagai batu loncatan untuk mencapai yang lebih tinggi. Bahkan tragedi bisa menjadi sesuatu yang luar biasa jika di responi dengan benar.
Dalam Kristus tidak ada kemunduran (set-back) hanya ada kemajuan (set-up)
Kadang berkat Tuhan mudah digapai, tapi kadang sulit dan tersembunyi lewat tragedi-pencobaan-goncangan, dll. Pemimpin-pemimpin terbesar di sekuler lahir di saat konflik besar. Contoh: Gandhi, Curchill, dll.
Ilustrasi: Donat.
Kita
bisa memilih untuk fokus ke bagian adonan (berkatnya), atau ke
lubangnya (masalahnya).
Kita harus keras dan radikal terhadap daging dan terhadap setan.
Keras
terhadap daging:
- Dengan iman mengampuni yang menyalahi kita
- Memberkati mereka yang mengutuki kita.
- Berani melawan arus dunia
Tuhan mencari orang-orang yang mengubah masalah terbesarnya jadi kemenangan terbesarnya.
Ilustrasi:
gelas berisi setengah
Kita
bisa menganggapnya berisi setengah penuh, atau setengah kosong.
Orang percaya, minimal adalah orang yang optimis. Tapi standart iman jauh lebih tinggi. Orang yang negatif tidak akan pernah mendapat apapun. Iman yang radikal selalu melihat kesempatan dalam kesempitan, tidak pernah melihat kejadian apapun sebagai pukulan.
Kesaksian
Setiap
gereja pernah mengalami goncangan.
Ps
Philip sebagai pemimpin baru Gereja Mawar Sharon, memimpin hanya 100
orang, dalam gedung berkapasitas 1700. Semua yang ada melihat dengan
mata iman, tetap beribadah dengan bergairah dan optimis. Dan jemaat
GMS Tuhan tambahkan dengan cepat.
Otoritas tertinggi orang percaya adalah Alkitab, bukan pada pesan atau pengalaman pembicara.
Menjadi Mitra-Mitra Allah (Gal 6)
Tuhan sedang mencari revivalist-revivalist, bukan untuk kepentingan orang-orang itu, tapi untuk kepentingan Tuhan.
Yes 6 – Saat Tuhan mentahirkan Yesaya, ada Cherubim yang sepasang tangan menutupi wajahnya.
Artinya:
Jika Tuhan pakai kita, bukan supaya kita meng-klaim tempat khusus dalam kerohanian. Kita hanya hamba, dan semua itu bukan tentang kita, semua hanya tentang Yesus Kristus saja. Manusia hanya petugas sementara. Akan ada waktunya masa kita berlalu, dan digantikan oleh orang lain. Yesus tidak membagi kemuliaan dengan siapapun.
Jika Tuhan pakai kita, bukan supaya kita meng-klaim tempat khusus dalam kerohanian. Kita hanya hamba, dan semua itu bukan tentang kita, semua hanya tentang Yesus Kristus saja. Manusia hanya petugas sementara. Akan ada waktunya masa kita berlalu, dan digantikan oleh orang lain. Yesus tidak membagi kemuliaan dengan siapapun.
Hamba
Tuhan hanyalah pengasuh bagi anak-anak rohani. Saat mereka jadi
dewasa rohani, mereka berjumpa dengan Tuhan yang adalah orang tua
sejati. Kelak mereka bisa lupa dengan pengasuhnya.
Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan. Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus (Gal 6: 1-2)
Ayat-ayat
ini bukan untuk jemaat biasa, tapi untuk mereka yang mau perduli
terhadap orang lain, yang ke gereja bukan sekedar kewajiban.
Mitra Allah berkomitmen untuk melayani. Roh Kudus tidak bermitra dengan jemaat pasif !
Tuhan mau kita mempersembahkan hidup kita. Saat kita mempersembahkan hidup kita, Tuhan mulai membuat kita peduli terhadap keadaan orang lain. Di sinilah tercipta mitra Roh Kudus.
Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri. (Gal 6: 3)
Orang yang pasif imannya, tidak berbuat apa-apa, akan lupa dia sudah diselamatkan dari apa. Tanya pada diri kita sendiri: apa yang bisa kita lakukan bagi gereja kita? Tuhan tidak pernah urapi kita untuk jadi komentator, tapi diurapi untuk jadi seorang pelayan. Motivasi dan visi kita bergabung dengan sebuah gereja jangan untuk mencari berkat, tapi menjadi berkat.
Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu. Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri- Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. (Gal 6: 6-8)
Dalam pemberitaan Firman, pemberi dan penerima sama-sama dapat berkat ROHANI. Menabur dalam roh, menuai dalam roh.
Orang yang melayani (usher, pendoa, administrasi, diakonia, pembawa Firman, dll) adalah mitra Tuhan, maka tidak boleh pamrih, tidak boleh ada motivasi pribadi. Saat kita melayani dengan motivasi yang salah, Roh Kudus akan meninggalkan kita. Jika masih ada mujizat, itu hanya sisa-sisanya.
Orang yang melayani tanpa pamrih akan dipandang Tuhan sebagai mitra Allah.
Mitra
Allah mendapat berkat Allah.
Hukum rohani berkata bahwa Tuhan akan memberkati orang yang memberkati mitra-mitra Tuhan. Maka ps Philip tidak biarkan sembarang orang memberkati atau mentraktirnya. Tujuannya supaya berkat Tuhan tidak jatuh pada orang yang salah atau tidak layak. Kekayaan di tangan orang yang salah akan membawa keburukan.
Contoh:
Seorang yang mata keranjang, jika mendapat berkat akan digunakan untuk main perempuan.
Mitra Allah punya kepercayaan diri/ confidence bahwa berkat Tuhan mengejarnya, bukan mencari berkat dari pelayanan.
Goncangan (sakit, bencana, dll) adalah saat yang paling tepat untuk meng-koreksi prioritas.
Dalam kerajaan Tuhan motivasi yang diterima hanya satu: apakah mau melayani dengan rendah hati dan tanpa pamrih. Motivasi yang salah itu seperti racun. Jika kita memberi sesuatu pada gereja, setelah diberikan jangan diingat lagi. Tuhan berkati kita, lalu gerakkan kita untuk memberi kepada visi. Jadi itu bukan jasa kita. Pemikiran yang salah harus di-detox. Targetkan: hidup yang bersih
Tujuan gereja seharusnya: memberi atmosfir rohani yang murni. Bonusnya: Pertambahan jiwa-jiwa, berkat materi, kuasa dan mujizat, hikmat dan pewahyuan.
Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman. (Gal 6: 10)
Jika mau berbuat baik, lakukan pada orang yang terbawah. Semua orang mau berteman dengan orang yang poluler, atau kaya, atau berpangkat. Tapi Tuhan mau kita beri perhatian lebih kepada mereka yang kurang diperhatikan.
Orang yang spesial di mata Allah adalah orang yang membuat orang lain merasa spesial
Gal 6: 11-12
Paulus
mengalami sakit mata yang cukup parah, sehingga harus menulis dengan
huruf yang lebih besar. Dan dia mengakuinya. Padahal Paulus penuh
urapan, mujizat dan hikmat, sehingga sebenarnya bisa memegahkan diri.
Beritakan Firman, jangan bagikan diri sendiri
Jangan
pernah mengidolakan, bahkan mendewakan hamba Tuhan atau public figur.
Ada hukum-hukum rohani yang harus diperhatikan dan dihormati. Semua pemimpin dan 5 jawatan berasal dari Tuhan. Tidak bisa seseorang berjalan sendiri dalam mengikut Tuhan, harus ada orang lain: 5 jawatan, pemimpin-pemimpin kelompok sel, dll.
Jemaat jangan sekedar mengikuti pemimpin, tapi juga harus perhatikan pengajaran-visi-misi mereka, apakah sesuai dengan yang Tuhan ajarkan. Pengajar tidak boleh berdiri di atas Firman Tuhan, tapi di bawah Firman Tuhan. Jangan ikuti pemimpin yang sudah tidak meletakkan Firman Tuhan di atasnya.
Gal 6: 13-15
Ikuti
pemimpin rohani yang:
- Hidupnya moderat: sehat, sesuai pertumbuhan, bertanggung-jawab atas banyak hal yang ditangani.
- Pengajarannya seimbang. Pembawaan hidup yang moderat artinya sehat, belum sempurna tapi terus berusaha menuju kesempurnaan, dan pengajarannya seimbang antara: dunia roh dengan kebenaran Firman; pengelihatan dan nubuatan harus tetap ada, tapi pengajaran Firman Tuhan harus kuat.
- Reputasi tidak bercacat cela. Tidak bercacat cela bukan berarti hidupnya sempurna, tapi tidak ada skandal.
Gal 6: 16-18
Damai
sejahtera berbicara tentang hal-hal spiritual, rahmat berbicara
tentang hal-hal fisik, contoh: tambah gedung, tambah satelit, tambah
kursi, jemaat mengalami promosi dalam pekerjaannya, mujizat terjadi,
dll.
Harus dilahirkan orang-orang yang tidak hanya tahu alam roh, tapi juga berkarunia dan memiliki urapan.
Urapan Roh Kudus tidak bisa dipelajari metodenya. Pembicara bisa meng-impartasikan, tapi tergantung seberapa seseorang haus dan lapar sehingga bisa menerimanya.
Korespondensi:
antoniusfw@facebook.com
(FB);
antoniusfw1@gmail.com
(email);
@Antonius_FW
(tweeter); pin BB 5CE70545
WhatsApp,
Line, 085 727 868 064
No comments:
Post a Comment