Sunday, December 1, 2013

Sauh dan Patok – Petrus Agung – Minggu, 24 November 2013

Minggu, 24 November 2013
Sauh dan Patok
Petrus Agung

Keinginan-keinginan manusia seringkali tidak bisa diungkapkan dengan mudah dan tepat. Manusia sangat labil dan keinginan-keinginannya mudah berubah-ubah. Bahkan keinginan itu bisa muncul karena ide yang salah, akibatnya menciptakan keinginan yang salah.

Contoh salah persepsi:
  • Tim untuk melayani kematian diberi nama "tim penghiburan", dengan asumsi semua orang mengerti bahwa istilah tersebut berkaitan dengan kematian. Suatu hari ada orang yang telpon ke tim penghiburan. Dia merasa sedih, dan merasa perlu dihibur. Orang ini punya kebutuhan, tapi karena persepsinya salah, akhirnya tidak mendapat apa yang diinginkan.
  • Ada anak Tuhan ingin pergi ke Israel, lalu menulis perkataan iman di pp-nya: "sekalipun aku melintasi alam baka....". Seharusnya ditulis "lembah baka". Karena jika kalimat pertama, artinya dia pernah mati.
  • P Hengky berkhotbah tentang wanita yang mengurapi Yesus, tapi kalimatnya salah: “satu wanita membawa buli-buli berisi minyak narwastu, dan dipecahkan di atas kepala Yesus.”

Di dalam permintaan kita, tercermin kedewasaan kita. Ada permintaan-permintaan yang berkualitas, dan ada yang kelihatan tidak berkualitas.

1. Sauh/ jangkar
Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama- lamanya. (Ibr 6: 19-20)

Ada iman-pengharapan-kasih, dan pengharapan adalah jangkar yang kuat dan aman bagi jiwa kita.

Jiwa kita perlu sesuatu yang kuat dan aman karena jiwa manusia labil, dan keinginan kita bisa berubah setiap saat. Bahkan banyak orang tidak mengenali siapa dirinya dan apa yang dia inginkan.

Jangkar: simbol orang Kristen di abad-abad awal. Di awal orang Kristen dianiaya, sehingga tidak berani menunjukkan identitasnya secara terang-terangan. Sebagian menggunakan simbol ikan, ada juga yang menggunakan lambang jangkar.

Jangkar = anchor (inggris) = agkura (gerika), dipelesetkan jadi "in Curio" (di dalam Tuhan).

Fungsi jangkar:
  1. Keputusan untuk berhenti di suatu titik.
  2. Menjaga supaya kapal terpegang dengan kuat, tidak terseret, terhempas, bahkan tenggelam oleh badai – peristiwa kapal yang membawa Paulus ke Roma dan dihantam badai.

Orang yang kehilangan pengharapan, atau membiarkan pengharapan dikikis: tidak akan bertahan lama. Tapi orang yang membiarkan pengharapannya kuat akan bertahan dengan luar biasa.

Yesus adalah jangkar yang paling ajaib. Dia bisa meneduhkan angin ribut.

Sekalipun tidak ada seorangpun yang mengerti dan perduli kepada kita, kita punya Tuhan yang ajaib, mengerti dan perduli pada kita.

2. Patok
Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! (Yes 54: 2)

Kemah jaman dulu agak besar, lalu dibagi jadi bagian pria dan wanita. Hanya bapak yang boleh masuk ke kedua bagian. Jika anaknya menikah, maka kemah anaknya menyambung ke kemah ayahnya. Ini berlangsung terus hingga menjadi tenda yang sangat besar.

Patok gunanya untuk mengikat tali-tali tenda, karena:
  1. Bebannya banyak.
  2. Menahan supaya kemah jangan terbawa angin.

Jangkar diturunkan saat kapal diserang badai, supaya kapal tidak karam. Patok harus ditanam kuat, supaya mampu menahan kemah dari serangan angin topan/ taifun/ badai.

Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. (1Yoh 2: 16)

Keangkuhan/ pride berasal dari kata Yunani yang akar katanya sama dengan kata “taifun”

Banyak taifun/ badai dalam hidup kita karena kita datangkan sendiri: kesombongan kita.

Hidup kita perlu patok sejati: Tuhan Yesus sendiri.

Wadah yang besar butuh jangkar dan patok yang kuat. Karena wadah yang besar itu bisa mendatangkan taifun karena kesombongan kita. Kesombongan seperti asap yang membumbung naik, tapi tidak berisi.

Kerendahan hati adalah sikap dan kesadaran bahwa kita tidak bisa apapun tanpa Tuhan.

Kesombongan terlihat dari perilaku kita: sok, merasa hebat, merasa penting, berhak menghakimi. Orang yang sadar bahwa hidupnya tidak bisa tanpa Tuhan, tidak akan mengucapkan kata-kata yang seharusnya tidak diucapkan.

Kesombongan mendatangkan taifun bagi diri kita sendiri. Orang yang sombong cenderung pemarah dan mudah tersulut.

Seorang wanita cantik menyukai seorang pemuda. Tapi walau cantik, pemuda ini menolak karena wanita itu sangat cerewet. Wanita ini mengundang taifun bagi dirinya sendiri.

Patok dan jangkar baru bekerja baik jika dibenamkan ke bawah. Artinya untuk mengatasi badai dan menangani wadah yang besar: diperlukan kerendahan hati.


Korespondensi:
antonius_fw@yahoo.com (email, YM dan FB);
@Antonius_FW (tweeter);
pin BB 24D0C381
WhatsApp – 085 727 868 064

No comments:

Post a Comment