Minggu
03 Juni 2012
Berkonfrontasi
dengan Ketakutan Kita
Petrus Agung
Petrus Agung
Pembukaan
Dalam
sejarah sebuah bangsa ada moment-momen yang sangat kritis yang
menentukan nasib dan arah bangsa tersebut. Keputusan pemimpin/
otoritas pada momen-momen seperti itu sangat menentukan. Kesalahan
keputusan yang diambil membawa malapetaka bagi bangsa tersebut,
sedangkan keputusan yang benar akan membawa bangsa ke arah kemajuan
yang ajaib tanpa halangan yang berarti.
Contoh:
Yang mengalami kegerakan rohani di semenanjung korea awalnya kota
Pyongyang (sekarang ibukota Korea utara), yaitu kegerakan “doa
pagi”. Bahkan Pyongyang sempat disebut sebagai Yerusalem Asia
timur. Saat pendudukan Jepang masuk dan pemerintahan korea runtuh,
praktis kepemimpinan Korea dipegang oleh para hamba Tuhan.
Kemudian
tentara jepang memaksa para pemimpin gereja untuk mengumumkan kepada
jemaat bahwa penyembahan kepada nenek moyang adalah budaya dan
diijinkan. Pemimpin gereja yang tidakmau menurut akan dibunuh.
Pemimpin-pemimpin gereja di Pyongyang saat itu akhirnya menurut.
Akibatnya sejak hari itu kegerakan terhenti dan bergeser ke selatan.
27
mei kemarin adalah persimpangan jalan bagi bangsa kita. Awalnya acara
doa di bundaran HI ini sulit perijinannya. Setelah terus didoakan,
akhirnya ijin keluar. Pemerintah telah dituntun Tuhan untuk mengambil
keputusan yang bijak bagi bangsa ini!
Seharusnya
Lady gaga hari ini (3 juni) konser di Indonesia, penampilannya
demonic, penontonnya disebut monster kecil – sedangkan Lady Gaga
adalah ibu dari monster-monster kecil itu. Jika konser ini terlaksana
di Indonesia, maka daya rusaknya secara rohani akan luar biasa.
Sikap-sikap
yang harus kita ambil supaya siap menerima kesembuhan yang dari
Tuhan
Yoh 5:1-9 – Penyembuhan di kolam Betesda
Yoh 5:1-9 – Penyembuhan di kolam Betesda
1.
Berani ber-konfrontasi dengan apapun yang menakutkan bagi kita
Tuhan
Yesus mengajukan pertanyaan yang seharusnya tidak perlu ditanyakan
"maukah engkau sembuh ?" Tetapi pertanyaan diajukan bukan
untuk mendapatkan jawaban “ya” atau “tidak”, tetapi merupakan
pertanyaan konfrontasi ! Orang itu sudah terlalu lama sakit – 38
tahun, sehingga kata "sembuh" itu sudah menimbulkan trauma
baginya.
Si
sakit ini melihat mujizat di depan matanya, tetapi yang sembuh orang
lain, dan ini menyakitkan baginya. Maka bagi Tuhan itulah saat
mengkonfrontasi ketakutan orang ini.
Kita
harus berani berkonfrontasi dengan apapun yang menakutkan hidup kita.
Jangan mencari pembenaran diri ! Jika kita berani, maka kita akan
merdeka dan mengalami mujizat ! Persoalannya bukan di mujizatnya !
Ada cara dan waktu Tuhan yang sering kali tidak sama dengan yang kita
inginkan dan kita pikirkan. Tapi semakin kita takut ber-konfrontasi
dengan apa yang menakutkan kita, kita akan makin jauh dari apa yang
sebetulnya Tuhan sediakan bagi kehidupan kita.
Orang
ini tidak menjawab Yesus dangan “mau”, tapi malah bercerita
tentang semua upaya-nya dan bagaimana dia gagal. Seringkali saat kita
gagal dalam satu atau 2 hal, kita jadi begitu kepahitan dengan hidup
ini, kemudian menceritakan semua kenyataan yang buruk dalam hidup
kita, dan ujungnya hanya sebuah alasan dan pembenaran diri. Tapi
pembenaran diri tidak membawa penyembuhan apapun !
Jika
Tuhan mau kita ber-konfrontasi dengan apapun yang menakutkan dan
menyakitkan kita: jangan mulai dengan memberikan semua alasan yang
membenarkan keadaan kita hari ini. Semakin kita membenarkan alasan
mengapa engkau seperti sekarang ini, semakin tidak ada perubahan akan
terjadi ! Tuhan ingin kita konfrontasi dengan apapun yang menakutkan
kita, maka itu akan mengubah kita !
Contoh
konfrontasi dengan ketakutan:
- P Agung dulunya minder, takut bergaul dengan orang yang belum dikenal. Cara mengatasi: latihan berbicara di persekutuan yang jumlah anggotanya sedikit.
- P Agung tidak bisa bahasa Inggris, dan gurunya galak. Cara mengatasi: mengikuti ekstrakurikuler bahasa Inggris yang diadakan guru tersebut.
Saat
orang sedang sakit di dalam, apapun yang baik jadinya jelek. Orang
sakit ini merasa Yesus menyalahkannya, sehingga merasa tertuduh, dan
kemudian mengemukakan pembenaran diri. Tetapi selama tidak kita
konfrontasi, maka tidak akan ada apapun terjadi dalam hidup kita.
2.
Ikuti dan percayai saat Tuhan beri suatu perintah yang merupakan
lompatan
Kata
Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah."
(Yoh 5: 8)
Perintah
Yesus ini seharusnya diucapkan setelah si sakit sembuh. Umumnya
diucapkan doa kesembuhan lebih dulu, si sakit jadi sembuh, baru
kemudian mengangkat tilam dan berjalan. Tapi perintah Tuhan ini
seperti sebuah lompatan – ada beberapa hal yang Tuhan lompati !
Karena
itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan,
percayalah
bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan
kepadamu. (Mrk 11: 24)
Ketika
Tuhan memerintahkan sesuatu yang merupakan lompatan, bagian kita
adalah berkata: AMIN !Tidak usah tanya lagi, karena artinya
tahapan-tahapan yang dilompati itu sudah tercover dan sudah Tuhan
bereskan ! Masalahnya: bisakah kita percaya saat Tuhan berkata
seperti itu ?
Contoh
perintah yang merupakan lompatan:
Tuhan
suruh p Agung membangun rumah sakit. Ini merupakan lompatan.
Harusnya: ada tanah lebih dulu, peralatan, sumber daya, perijinan,
dll.
Pesan
Tuhan hari ini:
Apapun
yang paling menakutkan hidup kita – jangan cari alasan membenarkan
diri !
Konfrontasi
! Supaya kita bisa lolos, menang dan keluar dari penjara ketakutan
kita sendiri !
Karena
jika kita biarkan hidup kita dikuasai ketakutan,
maka
kita tidak akan pernah bisa keluar sebagai pemenang !
link
MP3 kebaktian pagi :
link
MP3 kebaktian sore :
"BAGI
YANG MERASA DIBERKATI DENGAN PELAYANAN KAMI DI MINYAKCADANGAN DAN
MEMILIKI CUKUP DANA, HARAP BELI DVD/ VCD/ CD/ MP3 ASLINYA DI: RHEMA
BOOKSTORE, MEDIA INJIL KERAJAAN, ATAU EL-BLOSSOM CAFE & RESTO !"
MARI
BERGERAK DARI KONSUMEN - MENJADI PRODUSEN, DARI DIBERKATI - MENJADI
SALURAN BERKAT !!!
No comments:
Post a Comment