Minggu,
19 Januari 2014
Domba
dan Kambing
Petrus
Agung
Mat
25: 31-46 – Dalam kisah ini Tuhan memisahkan antara domba dan
kambing.
Karakter kitalah yang menghalangi atau membuat kita melakukan apa yang Tuhan perintahkan
Contoh:
Orang yang fobia ketinggian, maka tidak ada orang yang akan suruh kita membersihkan jendela di lantai 37. Orang ini tidak mau bekerja bukan karena malas, tapi ada sesuatu di jiwanya yang menghalangi dia.
Baik
kambing maupun domba sama-sama tidak merasa melakukan atau tidak
melakukan. Yang dilakukan si domba ternyata dilakukan bagi Tuhan.
Yang tidak dikerjakan si kambing ternyata tidak dikerjakan bagi
Tuhan. Karena konsekuensinya berat, maka kita harus belajar karakter
kambing yang harus dibuang dari hidup kita.
4 perbedaan domba dan kambing
1.
Kambing adalah hewan yang independen, domba hidup sebagai kawanan.
Pada
akhir jaman Tuhan perintahkan untuk pergi ke lorong dan perempatan
jalan, lalu membawa orang sakit dan miskin ke pesta raja. Kegerakan
besar akhir jaman terjadi di tengah-tengah keterpurukan dan
penderitaan manusia. Tuhan ulurkan tangan dan mendatangkan lawatan di
situ. Tapi untuk mengerjakan semua itu, kita tidak bisa melakukannya
sendirian. Tuhan menjadikan kita
sebagai bagian dari tubuh Kristus, dan tubuh terdiri dari banyak
anggota.
Sifat
kambing: merasa bisa lakukan semua sendiri, tidak membutuhkan
orang lain, merasa paling bisa, merasa paling mampu, merasa punya
segalanya.
Domba
adalah binatang yang hampir tidak punya senjata, mereka sadar
membutuh satu-sama lain untuk saling menjaga.
Orang
Kristen yang bersifat domba akan tergabung dalam sebuah komunitas
kelompok sel, sementara yang bersifat kambing tidak akan mau
bergabung.
Thomas Alva Edison menemukan bola lampu. Semula p Agung membayangkan Edison sebagai orang yang tekun dan sendirian meneliti di laboratorium, jarang keluar dan bertemu orang lain. Tapi ternyata Edison tidak bekerja sendirian, tapi dalam tim yang terdiri dari minimal 30 orang dari berbagai disiplin ilmu. Edison juga orang yang pandai bergaul, sangat terampil berbicara dengan pers dan pintar meng-expose dirinya.
Kita terima mandat begitu banyak dan besar, dan mengerjakan banyak hal bagi Tuhan. Semua itu tidak mungkin dilakukan sendiri, kita butuh yang lain, dan kita harus hidup di dalam sebuah kawanan.
Dan
bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali
tiga lembar tak mudah diputuskan. (Pkh 4: 12)
Daud
gambarkan dirinya sebagai domba, dan tidak pernah gambarkan dirinya
sebagai kambing.
TUHAN
adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.(Mam 23: 1)
Banyak orang Kristen tidak bisa hidup sebagai kawanan. Untuk hidup sebagai kawanan kita harus punya perilaku, cara berfikir dan hati yang luas. Kita harus mau belajar dari orang lain, dan tidak menutup diri dari pendapat orang lain.
Hidup
menyendiri memudahkan dalam banyak hal: tidak ada gesekan atau
singgungan, tidak ada masalah. Orang lain akan memaklumi jika seorang
penyendiri berfikir secara sempit. Jika kita hidup sebagai kawanan
dari Tuhan Yesus, kita akan bersentuhan dengan banyak hal.
Gereja dibangun oleh 5 jawatan, maka kita harus mau belajar dari semua jawatan itu. Saat kita hanya memikirkan satu aspek dan menolak yang lain, maka kita berfikir sempit, dan membuang kekayaan rohani yang sedang ditawarkan kepada kita.
Contoh berfikir sempit: sebagian orang ekstrim profetis, sebagian menolak total yang profetik. Dua kelompok ini kurang bijaksana.
Setiap hamba Tuhan punya karunia, jawatan, mandat, dan urapan yang berbeda-beda. Yang terbaik: kita ambil semuanya. Kemampuan kita untuk menyerap semua yang Tuhan berikan akan menentukan seberapa lengkapnya kita dalam menyelesaikan tugas yang Tuhan berikan.
Kesaksian:
Seorang
hamba Tuhan dari Australia diundang ke JKI. Dia bertanya kepada p
Agung materi apa yang harus disampaikan, karena dia menguasai banyak
bidang. Ini meng-inspirasi p Agung.
Buku "Rahasia berpikir para milionair": Saat disuruh pilih A atau B, maka dia pilih A dan B. Ini adalah cara berfikir yang sangat luas, yang membuat kita maju berkembang dengan tidak terbatas.
Ada berbagai gaya hamba Tuhan. Daripada kita mencari-cari kesalahan seorang hamba Tuhan, lebih baik kita ambil semua kelebihannya. P Agung punya berbagai pengurapan karena belajar dan menyerap dari berbagai hamba Tuhan.
Hubungan kita dengan Tuhan dan sesama butuh iman
Jiwa
kita harus kita latih untuk berfikir bahwa kita adalah domba dan
bukan kambing
Apapun yang kita tolak tidak akan pernah memberkati hidup kita.
Kesaksian:
Pernah
ada satu gereja di Indonesia yang mengalami kegerakan besar-besaran.
Banyak pendeta yang mengeluh, mengomel, dan marah pada gereja
tersebut. Tuhan melarang p Agung untuk ikut-ikutan berkata negatif
tentang gereja itu. Bertahun-tahun kemudian, ternyata berkat yang
dialami gereja itu juga dialami JKI Injil Kerajaan, tapi semua hamba
yang pernah berkata negatif, tidak ada yang jadi besar.
2. Kambing tidak bisa dikurung
Kambing
selalu mencoba merusak, mendobrak, dan menghancurkan apapun yang
mengurungnya.
Manusia di desain hidup dengan batasan. Contohnya manusia ketika di taman Eden.
Lalu
TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon
dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi
pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah
kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau
mati." (Kej 2: 16-17)
Sebelum
manusia jatuh dalam dosa, yang membedakan antara kita dengan Tuhan
adalah: Tuhan tidak terbatas, tetapi manusia dibatasi oleh kedaulatan
Tuhan.
Kambing
tidak bisa dibatasi. Orang bermental kambing sulit menerima berkat
dengan kuat.
Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi (Mat 5:5)
Kata “lemah lembut” berasal dari istilah “keledai liar yang sudah dijinakkan dan ditundukkan”. Artinya punya kuasa yang hebat, tapi terkontrol (great power under control)
Contoh:
Saat
ditangkap di taman Getsemani, Yesus bisa mendatangkan 12 pasukan
malaikat, tapi Dia tidak mau. Karena Yesus tahu bagaimana dan kapan
harus menggunakan kekuatanNya, dan kapan harus menyerahkan nyawaNya.
Kambing tidak bisa dibatasi aturan, karena kekuatan besar kambing tidak pernah dalam kendali, tidak ada penguasaan diri, tidak bisa dinasehati. Kambing ingin kebebasan yang sebebas-bebasnya.
Orang yang tidak terbiasa mengikuti aturan akan hancur. Seberapapun kekuatan yang dikerahkannya untuk menghancurkan sebuah pagar, majikannya akan membangun pagar yang lebih kuat. Ujung-ujungnya justru tanduknya yang hancur.
Banyak orang tidak mau dikoreksi, dan menganggap koreksi sebagai permusuhan!
3. Kambing menyesatkan
Saat
dikumpulkan dengan domba, maka kambing selalu memimpin. Saat kambing
masuk ke dalam sebuah kawanan domba, beberapa domba akan ikut
kambing, lalu dibuat jadi sebuah kawanan baru yang terpisah. Tapi
karena tidak terbiasa dalam kawanan, beberapa waktu kemudian kambing
itu akan meninggalkan kawanan domba yang dipimpinnya.
Cara menyembelih domba dengan membuat domba bergerak sendiri menuju tempat penyembelihan:
Seekor
kambing bandot dilatih membawa sebagian domba untuk membentuk kawanan
tersendiri, lalu memimpin mereka berjalan masuk ke area pembantaian.
Di ujung lorong kambing dibelokkan, tapi domba-domba disembelih.
Kambing bandot yang terlatih itu disebut "kambing Yudas"
(judas
goat).
Kita
harus mewaspadai roh-roh di dunia ini yang tanpa sadar menggiring
kita dengan pesonanya menuju pembantaian.
Karakter kambing membuat seseorang tidak bisa menolong orang lain, tidak bisa mengerjakan yang Tuhan perintahkan.
Yesus
menyebut dirinya Anak Domba Allah (Lamb
of God).
Lucifer meng-identifikasi diri sebagai kambing. Gambar-gambar
penyembahan kepada setan adalah gambar kambing.
4. Kambing mudah menjadi liar jika ada kesempatan.
Sifat
ini membuat kambing tidak bisa kita ajak untuk membangun sesuatu,
karena untuk membangun perlu komitmen. Karakter seperti ini hanya
mencari keuntungan dan kenyamanan pribadi.
Orang yang menyendiri, mencari keinginannya, amarahnya meledak terhadap setiap pertimbangan.
HE
WHO willfully separates
and estranges
himself [from God and man] seeks his
own desire
and pretext to break out against all wise and sound judgment. (Ams
18: 1, AMP)
Domba
bergerak bersama, menghadapi lawan bersama, sadar bahwa tidak bisa
hidup sendiri.
Yang
membuat domba bergerak mengikuti gembala adalah suara gembalanya.
Yesus gembala yang baik. Jika kita mendengar suara Yesus, kita akan
ikuti itu, dan kita tak akan kekurangan.
Jika
semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka
dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.
(Yoh 10: 4)
Salah satu buah Roh adalah penguasaan diri. Penguasaan diri terhebat adalah saat kita serahkan otoritas dan kebebasan /freedom kita kepada Tuhan.
Suatu hari murid-murid yang belum dewasa menggolong-golongkan diri ke golongan-golong tertentu. Paulus menjawab: "Yang satu menanam, yang lain menyiram, tapi Tuhan yang memberi pertumbuhan". Miliki sikap yang mau menerima semua yang Tuhan berikan dalam hidup kita, dan Tuhan yang akan beri pertumbuhan.
25 januari, sabtu, 09:00 kebaktian lansia di permata
Korespondensi:
antoniusfw@facebook.com
(FB);
antonius_fw@yahoo.com
(YM);
antoniusfw1@gmail.com
(email, YM dan FB);
@Antonius_FW
(tweeter);
pin
BB 24D0C381
WhatsApp
– 085 727 868 064
No comments:
Post a Comment