Monday, January 27, 2014

Wadah yang Besar - S2: Hamba yang Setia dan Bijaksana - Petrus Agung - Selasa, 07 Januari 2014

Selasa, 07 Januari 2014
SEMINAR "WADAH YANG BESAR"
Sesi 2: Hamba yang Setia dan Bijaksana
Seminar Bisnis dan Akhir Jaman – Januari 2013
Petrus Agung

Mat 24: 45-51 – Hamba yang setia dan bijaksana
Ay 45 – Tugas kita adalah memberi makan hamba-hamba lain pada waktunya (kairos/ momentumnya)
Ay 46 – Tuhan mencari hamba yang setia dan bijaksana. Tujuan Tuhan untuk menjadikan hamba yang seperti itu sebagai penguasa atas segala milikNya.

Dalam perumpamaan “anak yang hilang” (Luk 15: 11-32) Yesus menunjukkan kerinduan hati Bapa atas kita. Bapak di kisah itu berkata kepada si sulung:

Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.(Luk 15: 31)

Jatah masing-masing orang berbeda, seperti kisah “talenta 5-2-1”. Tapi berapapun itu, jika digabungkan dengan Tuhan, maka hasilnya dahsyat. Karena Tuhan tak terhingga, dan berapapun dikalikan tak terhingga, hasilnya tak terhingga.

Di akhir jaman Tuhan cari orang-orang yang setia dan bijaksana

Orang yang pernah menjadi penguasa atas segala milik tuannya: Yusuf.
Yusuf awalnya seorang anak berusia 17 tahun yang menggembalakan kambing-domba orang tuanya, akhirnya jadi penguasa atas seluruh tanah Mesir. Ketika Yakub meninggal di Mesir, jenasahnya di balm/ mumi. Yang memberi instruksi untuk me-mumi-kan ayahnya adalah Yusuf. Padahal prosesnya rumit, harus mengerti anatomi dan cara menangani masing-masing organ.

Kej 37: 1-11
Yakub punya 4 istri. Yusuf bekerja dibawah anak-anak dari Bilha dan Zilpa yang statusnya gundik ayahnya, dan tingkat/ strata-nya di bawah Yusuf.

Untuk bisa melayani dan bekerja dengan baik pada situasi yang tidak nyaman seperti Yusuf, kita harus punya sikap/ attitude yang baik.

Yusuf tetap bekerja dengan baik, tidak ter-intimidasi oleh kakak-kakaknya. Kakak-kakak Yusuf sangat jahat, mereka menjual adiknya, dan tega membiarkan ayahnya bertahun-tahun sedih dan meratapi Yusuf, karena Yakub menduga Yusuf sudah mati.

Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; (Kej 37: 3)

Frase "anak pada masa tuanya" adalah idiom Yahudi yang artinya anak yang bijaksana (a wise son). Yakub cinta Yusuf karena Yusuf bijaksana, bukan semata-mata karena Yusuf lahir dari Rahel.

1. Sikap/ attitude yang benar
Jika kita hidup dalam kondisi tidak nyaman seperti Yusuf, kita harus tetap obyektif dan tahu mana yang benar dan salah. Tuhan mau dan ingin memberkati kita, supaya kita menang atas semua kebobrokan dan kekacauan di sekitar kita. Hal ini hanya mungkin jika kita mempunyai sikap/ attitude.

Banyak orang hancur karena sikap yang salah: Iri saat orang lain diberkati, merasa tidak mampu, mengasihani diri sendiri.

Saat begitu banyak kekisruhan dan kebobrokan di sekitar kita, Tuhan ingin kita memiliki sikap yang benar dan iman yang terlihat. Itu yang membuat kita berbeda dibanding dengan yang lain.

Sikap/ attitude Yusuf bagus: melayani. Diletakkan dimanapun posisinya tidak enak: dimusuhi saudara, difitnah istri potifar, dipenjara sampai waktu yang tidak diketahui. Tapi Yusuf ubah setiap neraka-nya menjadi sorga kecil-nya.

Attitude yang benar akan mengubah setiap “neraka” kita menjadi “sorga kecil” kita

Saat dijual Yusuf juga meratap. Semua orang saat mengalami hal yang berat akan meratap.

Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Betul-betullah kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita itu: bukankah kita melihat bagaimana sesak hatinya, ketika ia memohon belas kasihan kepada kita, tetapi kita tidak mendengarkan permohonannya. Itulah sebabnya kesesakan ini menimpa kita." (Kej 42: 21)

Tapi setelah itu Yusuf kalahkan semua ketakutan, kemarahan, kekuatirannya, diubah menjadi sikap/ attitude yang luar biasa. Di rumah Potifar Yusuf terus dipromosi, hingga mencapai posisi di bawah Potifar. Di penjara Yusuf jadi wakil kepala penjara, dan kepala penjara bahkan tidak perlu melakukan apa-apa lagi.

Contoh lain: Banyak surat-surat Paulus ditulis saat dia dibelenggu dalam penjara, dan itu memberkati banyak orang hingga hari ini.

Orang yang memiliki sikap/ attitude adalah orang yang bisa mendatangkan surga turun ke dunia.

Sikap/ attitude yang benar membuat kita mampu melihat kebutuhan orang lain melampaui kebutuhan kita sendiri:
  • Walau tidak punya rumah, kita bisa memberkati orang-orang yang tidur di bawah jembatan, memberi mereka makan dan mendoakan mereka.
  • Walau kontrakan habis dan tidak jelas hendak ke mana, kita bisa memberi makan korban-korban banjir yang rumahnya terendam.
  • Saat perusahaan kita sedang goyang, kita bisa ajak rekan-rekan seriman untuk mendoakan, memberi kata-kata yang membangun semangat pada bos, dll.

Tuhan selalu melihat apa yang kita buat!

Jika attitude kita salah, yang keluar hanya omelan, kemarahan, kesombongan, Maka kemanapun kita pergi, orang yang sejenis yang akan menempel ke hidup kita.

Di tahun 2009 p Agung mendapat gelar doctoral. Doctor adalah seseorang yang melihat sekitarnya, tahu masalah yang dihadapi, lalu dia renungkan, kemudian datang dengan sebuah solusi.

2. Memberi standart lebih tinggi dari yang diminta
Kej 39: 6 – Dengan bantuan Yusuf, Potifar hanya perlu mengatur makanannya sendiri.
Kej 39: 21 – Yusuf menjadi asisten kepala penjara karena bisa dipercayai untuk mengatur semuanya.

Yusuf bekerja dengan memberi standart lebih tinggi dari yang diminta atasannya, mengerjakan apapun tanpa harus diperintah. Ini beda dengan orang yang menjilat. Penjilat hanya menyenangkan tuannya, tapi hasil kerjaannya tidak ada.

3. Murah hati
Yusuf adalah seperti pohon buah-buahan yang muda, pohon buah-buahan yang muda pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi tembok. (Kej 49: 22)

Tuhan akan membangun tembok-tembok kita. Tapi jika kita ingin jadi penguasa, maka tembok itu tidak boleh menghilangkan kemurahan hati kita.

Adat yang berlaku di Indonesia: jika kita menanam pohon dan dahannya menjuntai hingga halaman tetangga, maka buah yang ada di dahan yang terjulur itu adalah hak tetangga, dan jika diambil maka kita tidak boleh marah.

Tembok kita dibangun untuk memberi proteksi dan dignity/ harga diri/ kebanggaan, tapi apapun yang kita miliki (dahan-dahannya) harus melewati tembok sehingga orang lain bisa ikut menikmatinya.

Hasil survey berbagai lembaga:
Orang yang murah hati dan suka memberi terbanyak ada di kalangan menengah ke bawah. Sedangkan orang yang semakin kaya, cenderung makin kikir.

Tuhan sangat ingin memberkati kita. Tapi apakah suatu kali kita berubah jadi kikir ketika makin kaya?Semakin kecil uang kita, semakin mudah memberi perpuluhan. Tapi semakin banyak berkatnya, semakin susah melepaskan uangnya.

Liga basket NBA Amerika pernah berhenti, dan itu saat CSR (community social responsibility / dana sosial) dihentikan.

Affluence = kemakmuran, kekayaan, berasal dari kata latin yang berarti "to flow to" (mengalir kepada). Rahasia diberkati: jika dalam hidup kita ada "mengalir kepada". Semakin hidup kita jadi saluran berkat, maka affluence (kemakmuran) jadi milik kita.

Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu (Ams 19: 17)

Kesaksian:
Saat p Agung akan membeli rumah pertama, uangnya tidak cukup. Angsuran besar, p Agung tidak punya pekerjaan, khotbah dari kampung ke kampung tanpa persembahan, yayasan Sangkakala juga sedang menurun. Seseorang memanggil p Agung dan menasehati tentang kehidupan selama 5 jam, tanpa menawari makan, dan ujungnya tidak memberi uang sedikitpun.

Orang yang sedang butuh bantuan orang lain berada dalam posisi tidak berdaya. Jangan buat orang lain menderita: jika bisa tolong, lakukan segera; jika tidak mau tolong, jangan tambahi kesusahannya.

Kesaksian:
P Agung pernah ditawari seorang konglomerat untuk menggembalakan gerejanya di Jakarta. Tapi Tuhan perintahkan untuk tetap di Semarang. Saat ini ternyata gereja jadi besar.

4. Mampu mengatur/ manage upaya siapapun yang berusaha memahitkan hatinya
The archers have bitterly grieved him, Shot at him and hated him. But his bow remained in strength, And the arms of his hands were made strong By the hands of the Mighty God of Jacob (From there is the Shepherd, the Stone of Israel), (Kej 49: 23-24, NKJV)

Para pemanah-pemanah sudah membuat dia menjadi begitu pedih dan pahit. Kemudian menembak dan membencinya.
Tembakan dari lawan adalah kepahitan. Kita harus tahu cara mengatur/ manage upaya siapapun, terutama setan untuk memahitkan hati kita. Karena orang yang pahit ujungnya tidak pernah mendapatkan apa-apa. Semakin kita diberkati, selalu ada seseorang yang iri, dan berusaha melukai hingga kita kepahitan. Tangan kita harus liat, semua kepahitan harus kita tangkis dengan perisai iman.

Kepahitan yang berbahaya: Ibr 12: 15-17

looking carefully lest anyone fall short of the grace of God; lest any root of bitterness springing up cause trouble, and by this many become defiled (Ibr 12: 15, NKJV)

Fall short” artinya tertinggal. Gambarannya seperti serombongan orang berjalan bersama, tapi setelah sekian waktu ternyata salah satu tertinggal.

Contoh:
Ada saatnya beberapa orang bersama-sama. Satu kali yang lain diberkati, tapi ada seorang yang tertinggal. Pilihan dari orang yang tertinggal: bitter (kepahitan) atau better (lebih baik).

Sikap orang yang tertinggal: minta petunjuk Tuhan mengapa ia tertinggal, dan minta diajari cara mengejarnya.

Kadang kita berhak marah dan pahit atas semua penderitaan kita. Tapi Tuhan kita hidup dan melihat semuanya. Dalam keadilanNya: Dia bisa angkat kita dengan cara Tuhan secara luar biasa.


Korespondensi:
antoniusfw1@gmail.com (email, YM dan FB);
@Antonius_FW (tweeter);
pin BB 24D0C381
WhatsApp – 085 727 868 064


No comments:

Post a Comment