Selasa,
07 Januari 2014
SEMINAR "WADAH YANG BESAR"
SEMINAR "WADAH YANG BESAR"
Sesi
2: Hamba yang Setia dan Bijaksana
Seminar
Bisnis dan Akhir Jaman – Januari 2013
Petrus
Agung
Mat
24: 45-51 – Hamba yang setia dan bijaksana
Ay
45 – Tugas kita adalah memberi makan hamba-hamba lain pada waktunya
(kairos/ momentumnya)
Ay
46 – Tuhan mencari hamba yang setia dan bijaksana.
Tujuan Tuhan untuk menjadikan hamba yang seperti itu sebagai penguasa
atas segala milikNya.
Dalam
perumpamaan “anak yang hilang” (Luk 15: 11-32) Yesus menunjukkan
kerinduan hati Bapa atas kita. Bapak di kisah itu berkata kepada si
sulung:
Kata
ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan
segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.(Luk 15: 31)
Jatah
masing-masing orang berbeda, seperti kisah “talenta 5-2-1”. Tapi
berapapun itu, jika digabungkan dengan Tuhan, maka hasilnya dahsyat.
Karena Tuhan tak terhingga, dan berapapun dikalikan tak terhingga,
hasilnya tak terhingga.
Di
akhir jaman Tuhan cari orang-orang yang setia dan bijaksana
Orang
yang pernah menjadi penguasa atas segala milik tuannya: Yusuf.
Yusuf
awalnya seorang anak berusia 17 tahun yang menggembalakan
kambing-domba orang tuanya, akhirnya jadi penguasa atas seluruh tanah
Mesir. Ketika Yakub meninggal di Mesir, jenasahnya di balm/ mumi.
Yang memberi instruksi untuk me-mumi-kan ayahnya adalah Yusuf.
Padahal prosesnya rumit, harus mengerti anatomi dan cara menangani
masing-masing organ.
Kej
37: 1-11
Yakub
punya 4 istri. Yusuf bekerja dibawah anak-anak dari Bilha dan Zilpa
yang statusnya gundik ayahnya, dan tingkat/ strata-nya di bawah
Yusuf.
Untuk
bisa melayani dan bekerja dengan baik pada situasi yang tidak nyaman
seperti Yusuf, kita harus punya sikap/ attitude yang baik.
Yusuf
tetap bekerja dengan baik, tidak ter-intimidasi oleh kakak-kakaknya.
Kakak-kakak Yusuf sangat jahat, mereka menjual adiknya, dan tega
membiarkan ayahnya bertahun-tahun sedih dan meratapi Yusuf, karena
Yakub menduga Yusuf sudah mati.
Israel
lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf
itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; (Kej 37: 3)
Frase
"anak pada masa tuanya" adalah idiom Yahudi yang artinya
anak yang bijaksana
(a wise son). Yakub cinta Yusuf karena Yusuf bijaksana, bukan
semata-mata karena Yusuf lahir dari Rahel.
1.
Sikap/ attitude yang benar
Jika
kita hidup dalam kondisi tidak nyaman seperti Yusuf, kita harus tetap
obyektif dan tahu mana yang benar dan salah. Tuhan mau dan ingin
memberkati kita, supaya kita menang atas semua kebobrokan dan
kekacauan di sekitar kita. Hal ini hanya mungkin jika kita mempunyai
sikap/ attitude.
Banyak
orang hancur karena sikap yang salah: Iri saat orang lain diberkati,
merasa tidak mampu, mengasihani diri sendiri.
Saat
begitu banyak kekisruhan dan kebobrokan di sekitar kita, Tuhan ingin
kita memiliki sikap yang benar dan iman yang terlihat. Itu yang
membuat kita berbeda dibanding dengan yang lain.
Sikap/
attitude Yusuf bagus: melayani. Diletakkan dimanapun posisinya
tidak enak: dimusuhi saudara, difitnah istri potifar, dipenjara
sampai waktu yang tidak diketahui. Tapi Yusuf ubah setiap neraka-nya
menjadi sorga kecil-nya.
Attitude
yang benar akan mengubah setiap “neraka” kita menjadi “sorga
kecil” kita
Saat
dijual Yusuf juga meratap. Semua orang saat mengalami hal yang berat
akan meratap.
Mereka
berkata seorang kepada yang lain: "Betul-betullah kita
menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita itu: bukankah kita
melihat bagaimana sesak hatinya, ketika ia memohon belas
kasihan kepada kita, tetapi kita tidak mendengarkan
permohonannya. Itulah sebabnya kesesakan ini menimpa kita." (Kej
42: 21)
Tapi
setelah itu Yusuf kalahkan semua ketakutan, kemarahan, kekuatirannya,
diubah menjadi sikap/ attitude yang luar biasa. Di rumah
Potifar Yusuf terus dipromosi, hingga mencapai posisi di bawah
Potifar. Di penjara Yusuf jadi wakil kepala penjara, dan kepala
penjara bahkan tidak perlu melakukan apa-apa lagi.
Contoh
lain: Banyak surat-surat Paulus ditulis saat dia dibelenggu dalam
penjara, dan itu memberkati banyak orang hingga hari ini.
Orang
yang memiliki sikap/ attitude adalah orang yang bisa mendatangkan
surga turun ke dunia.
Sikap/
attitude yang benar membuat kita mampu melihat kebutuhan orang
lain melampaui kebutuhan kita sendiri:
- Walau tidak punya rumah, kita bisa memberkati orang-orang yang tidur di bawah jembatan, memberi mereka makan dan mendoakan mereka.
- Walau kontrakan habis dan tidak jelas hendak ke mana, kita bisa memberi makan korban-korban banjir yang rumahnya terendam.
- Saat perusahaan kita sedang goyang, kita bisa ajak rekan-rekan seriman untuk mendoakan, memberi kata-kata yang membangun semangat pada bos, dll.
Tuhan
selalu melihat apa yang kita buat!
Jika
attitude kita salah, yang keluar hanya omelan, kemarahan,
kesombongan, Maka kemanapun kita pergi, orang yang sejenis yang akan
menempel ke hidup kita.
Di
tahun 2009 p Agung mendapat gelar doctoral. Doctor adalah seseorang
yang melihat sekitarnya, tahu masalah yang dihadapi, lalu dia
renungkan, kemudian datang dengan sebuah solusi.
2.
Memberi standart lebih tinggi dari yang diminta
Kej
39: 6 – Dengan bantuan Yusuf, Potifar hanya perlu mengatur
makanannya sendiri.
Kej
39: 21 – Yusuf menjadi asisten kepala penjara karena bisa
dipercayai untuk mengatur semuanya.
Yusuf
bekerja dengan memberi standart lebih tinggi dari yang diminta
atasannya, mengerjakan apapun tanpa harus diperintah. Ini beda dengan
orang yang menjilat. Penjilat hanya menyenangkan tuannya, tapi hasil
kerjaannya tidak ada.
3.
Murah hati
Yusuf
adalah seperti pohon buah-buahan yang muda, pohon buah-buahan yang
muda pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi tembok. (Kej
49: 22)
Tuhan
akan membangun tembok-tembok kita. Tapi jika kita ingin jadi
penguasa, maka tembok itu tidak boleh menghilangkan kemurahan hati
kita.
Adat yang berlaku di Indonesia: jika kita menanam pohon dan dahannya menjuntai hingga halaman tetangga, maka buah yang ada di dahan yang terjulur itu adalah hak tetangga, dan jika diambil maka kita tidak boleh marah.
Tembok
kita dibangun untuk memberi proteksi dan dignity/ harga diri/
kebanggaan, tapi apapun yang kita miliki (dahan-dahannya) harus
melewati tembok sehingga orang lain bisa ikut menikmatinya.
Hasil
survey berbagai lembaga:
Orang
yang murah hati dan suka memberi terbanyak ada di kalangan menengah
ke bawah. Sedangkan orang yang semakin kaya, cenderung makin kikir.
Tuhan
sangat ingin memberkati kita. Tapi apakah suatu kali kita berubah
jadi kikir ketika makin kaya?Semakin kecil uang kita, semakin mudah
memberi perpuluhan. Tapi semakin banyak berkatnya, semakin susah
melepaskan uangnya.
Liga
basket NBA Amerika pernah berhenti, dan itu saat CSR (community
social responsibility / dana sosial) dihentikan.
Affluence
= kemakmuran, kekayaan, berasal dari kata latin yang berarti "to
flow to" (mengalir kepada). Rahasia diberkati: jika dalam
hidup kita ada "mengalir kepada". Semakin hidup kita jadi
saluran berkat, maka affluence (kemakmuran) jadi milik kita.
Siapa
menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang
akan membalas perbuatannya itu (Ams 19: 17)
Kesaksian:
Saat
p Agung akan membeli rumah pertama, uangnya tidak cukup. Angsuran
besar, p Agung tidak punya pekerjaan, khotbah dari kampung ke kampung
tanpa persembahan, yayasan Sangkakala juga sedang menurun. Seseorang
memanggil p Agung dan menasehati tentang kehidupan selama 5 jam,
tanpa menawari makan, dan ujungnya tidak memberi uang sedikitpun.
Orang
yang sedang butuh bantuan orang lain berada dalam posisi tidak
berdaya. Jangan buat orang lain menderita: jika bisa tolong, lakukan
segera; jika tidak mau tolong, jangan tambahi kesusahannya.
Kesaksian:
P
Agung pernah ditawari seorang konglomerat untuk menggembalakan
gerejanya di Jakarta. Tapi Tuhan perintahkan untuk tetap di Semarang.
Saat ini ternyata gereja jadi besar.
4.
Mampu mengatur/ manage upaya siapapun yang berusaha memahitkan
hatinya
The
archers have bitterly grieved him, Shot at him and hated him. But his
bow remained in strength, And the arms of his hands were made strong
By the hands of the Mighty God of Jacob (From there is the Shepherd,
the Stone of Israel), (Kej 49: 23-24, NKJV)
Para
pemanah-pemanah sudah membuat dia menjadi begitu pedih dan pahit.
Kemudian menembak dan membencinya.
Tembakan
dari lawan adalah kepahitan. Kita harus tahu cara mengatur/ manage
upaya siapapun, terutama setan untuk memahitkan hati kita. Karena
orang yang pahit ujungnya tidak pernah mendapatkan apa-apa. Semakin
kita diberkati, selalu ada seseorang yang iri, dan berusaha melukai
hingga kita kepahitan. Tangan kita harus liat, semua kepahitan harus
kita tangkis dengan perisai iman.
Kepahitan
yang berbahaya: Ibr 12: 15-17
looking
carefully lest anyone fall
short
of the grace of God; lest any root of bitterness springing up cause
trouble, and by this many become defiled (Ibr 12: 15, NKJV)
Fall
short” artinya tertinggal. Gambarannya seperti serombongan
orang berjalan bersama, tapi setelah sekian waktu ternyata salah satu
tertinggal.
Contoh:
Ada
saatnya beberapa orang bersama-sama. Satu kali yang lain diberkati,
tapi ada seorang yang tertinggal. Pilihan dari orang yang tertinggal:
bitter (kepahitan) atau better (lebih baik).
Sikap
orang yang tertinggal: minta petunjuk Tuhan mengapa ia tertinggal,
dan minta diajari cara mengejarnya.
Kadang
kita berhak marah dan pahit atas semua penderitaan kita. Tapi Tuhan
kita hidup dan melihat semuanya. Dalam keadilanNya: Dia bisa angkat
kita dengan cara Tuhan secara luar biasa.
Korespondensi:
antoniusfw@facebook.com
(FB);
antonius_fw@yahoo.com
(YM);
antoniusfw1@gmail.com
(email, YM dan FB);
@Antonius_FW
(tweeter);
pin
BB 24D0C381
WhatsApp
– 085 727 868 064
No comments:
Post a Comment