Minggu,
29 Desember 2013
Masuk
2014 dengan Iman
Pastoral
JKI Injil Kerajaan
Hengky
Kusworo
1.
Mencari perkara-perkara di atas (Luk 10: 38-42)
Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering menyusahkan diri dengan berbagai
hal seperti Marta. Perkara dan kebutuhan dalam dunia sangat banyak
dan kompleks, tapi seharusnya kita juga memikirkan hal-hal yang kekal
yang menjadi isi hati Tuhan.
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Mat 6: 33)
Ayat ini sering kita bacadan berbicara, tapi tidak menjadi realita. Karena begitu menghadapi masalah, kita sibuk dengan hal itu.
Saat
Tuhan perintahkan kita keluar dari perahu: kenyamanan kita, diri kita
sendiri, kekhawatiran kita; maka kita melangkah saja. Tenggelam atau
tidak itu urusan Tuhan.
Kesaksian:
Seorang
anak youth dari Kalimantan, tidak punya KTP dan paspor, dan kartu
keluarga ada di Kalimantan. Tapi saat red-carpet disampaikan,
imannya langsung menyambar, walau secara logika dia tidak mungkin
berangkat. Ujungnya dia bisa dapatkan paspor.
Tahun-tahun ke depan akan ada banyak pekerjaan Tuhan, dan banyak hal akan terjadi. Akan ada pesan-pesan Tuhan untuk “meloncat keluar perahu”. Apakah kita siap menyambar saat momentum Tuhan/ kairos itu muncul di depan kita? Setiap kita punya kesempatan yang sama.
Saat
kita bisa menangkap hati Tuhan, kita akan masuk dalam kegerakan
Tuhan.
Penyediaan Tuhan bisa kita jangkau dengan iman, tapi sering tidak bisa kita lihat. Bagi orang-orang yang pernah mengalami dan melangkah bersama Tuhan, seolah-olah pintu-pintu peluang terbuka dengan mudah.
Pastikan kita menyambar kairos yang Tuhan buka, tetap berada dalam kegerakan, dan siap menyambut kedatangan Tuhan yang kedua.
2. Mengambil bagian yang Terbaik (Luk 10: 41-42)
One
thing only is essential,
and Mary has chosen it--it's the main
course,
and won't be taken from her." (Luk 10: 42, MSG)
Maria mengambil bagian yang esensial, paling penting, paling signifikan, intinya. Maria adalah orang yang belajar mendengar apa yang Tuhan mau di jamannya.
Kita
harus belajar meraba hati Tuhan, mencari kehendak Tuhan untuk saat
ini.
Tuhan selalu bergerak. Mari kenali hati Tuhan, selalu bergerak bersama Tuhan, karena itu pilihan terbaik yang tidak akan diambil dari kita. Saat kita berada di tengah kegerakan, artinya Tuhan di tengah-tengah kita, maka dampaknya selalu dahsyat.
Viktor Purnomo
Dan
jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan
menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? (Luk 16: 12)
Tuhan akan beri kita kunci untuk menerima sesuatu yang dari Tuhan. Barangnya ada untuk kita, tapi masih dalam kotak yang terkunci. Kuncinya adalah: jika kita setia pada harta orang lain.
Akan ada berbagai tes dalam kehidupan kita sebelum mendapatkan kunci itu. Dan tes-nya adalah setia pada harta orang lain. Ini tidak mudah karena manusia cenderung perduli dan mengurus miliknya sendiri.
Saat kita lolos dalam tes ini, Tuhan akan serahkan harta kita kepada kita.
Jika kita setia mengerjakan Firman yang sederhana ini, maka akan jadi luar biasa dalam hidup kita.
Contoh
di Alkitab: Yusuf
Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang. (Kej 39: 5)
Yusuf bekerja sebagai budak di rumah Potifar, artinya tidak digaji. Tapi sejak ada Yusuf, harta Potifar bertambah. Walau Yusuf yang mengelola, tapi karena seorang budak, Yusuf tidak ikut menikmati seberapapun hasilnya. Tapi Yusuf bekerja dengan sungguh-sungguh dan menghasilkan banyak. Padahal jika hasil semakin banyak, maka Yusuf semakin repot, sementara statusnya tetap budak, sedangkan Potifar semakin kaya.
Ternyata sikap Yusuf ini adalah persiapan wadah yang besar untuk berkat Tuhan dalam hidupnya.
Di penjara Yusuf juga mengelola penjara dengan bagus, dan bertanggung jawab dengan baik. Padahal seharusnya itu adalah tanggung-jawab kepala penjara.
Ketika sikap hati dan mentalnya bagus, Tuhan angkat Yusuf jadi wakil Firaun.
Saat
itulah Yusuf bukan lagi budak, dan di tangan Yusuf ada otoritas
mengatur seluruh kerajaan Mesir. Hidup Yusuf baik dan limpah, dan
artinya hari itu Tuhan serahkan pada Yusuf: harta Yusuf sendiri.
Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. (Luk 19: 17)
Ada hamba yang dapat 1 mina, dikelola dengan luar biasa menjadi 10 mina. Hamba ini tahu berapapun hasilnya, semua untuk tuannya. Tapi dia punya sikap hati yang luar biasa, dan bekerja dengan sungguh-sungguh. Saat tuannya pulang dan hasilnya dikumpulkan, ternyata dia diangkat dari hamba jadi penguasa 10 kota. Jika hasilnya hanya 5 mina, dia hanya kuasai 5 kata. Hari itu dia dapat kuasa dan otoritas untuk kuasai-kendalikan-atur 10 kota, termasuk mengelola kekayaan dari 10 kota.
Mari kerjakan apapun dengan baik, sungguh-sungguh, dan setia kepada harta orang lain. Sehingga saat Tuhan menetapkan keputusan bagi hidup kita, kita tidak menyesal karena sudah mengerjakan yang terbaik. Karena yang jadi milik kita sendiri akan Tuhan serahkan bagi kita.
Petrus
Agung
Saat
kita alami apapun, jangan biarkan itu berlalu begitu saja, dan tidak
memberi dampak dalam hidup kita. Bahkan akan sangat luar biasa jika
juga bisa memberi dampak dan memberkati orang lain.
Banyak orang bertanya cara supaya hidup bisa berubah lebih baik. P Agung ingin mengajak mereka bergerak cepat secara rohani, tapi ternyata banyak yang masih baru belajar hal-hal rohani. Maka p Agung memutuskan untuk sesekali kembali ke pengajaran-pengajaran dasar, sehingga mereka yang belum mengerti bisa mulai belajar. Karena jika kita tidak kembali ke dasar, banyak orang yang bisa frustasi dengan dirinya sendiri. Setelah mendengar kesaksian-kesaksian yang luar biasa, banyak orang membandingkannya dengan dirinya sendiri yang belum pernah mengalami hal seperti itu.
Kerinduan
untuk bahagia dan hidup diberkati adalah hal yang wajar.
Segala sesuatu yang Tuhan berikan kepada kita adalah hasil dari sebuah relationship
Dalam kisah anak yang hilang, si sulung tidak diundang ke pesta si bungsu. Saat mendengar tentang pesta itu, si sulung marah. Walau ayahnya memohon, tapi si sulung tetap menolak untuk masuk dan mengikuti pesta. Si bungsu tidak punya jasa atau andil apapun yang membuatnya layak di-pestakan. Sebaliknya si sulung sudah bersikap dan bekerja bagus, banyak jasa, tapi tidak pernah dipestakan. Mengapa ini terjadi?
Kesaksian: Rumah pertama p Agung kecil dan diangsur selama 5 tahun. Rumah kedua lunas dalam 9 bulan. Rumah ketiga lunas dalam 2 hari. P Agung bertanya kepada Tuhan mengapa hal ini terjadi, dan apa yang mendasarinya.
Relationship dengan Tuhan adalah yang terpenting dan paling esensial.
Saat
si bungsu berbalik, dan tersungkur di hadapan bapanya, maka hati
bapanya tersentuh, dan semua urusan dianggap selesai.
Jika
sikap dan tindakan kita menyentuh hati Bapa, maka semua permasalahan
kita selesai karena Tuhan turun tangan. Tapi seringkali justru
tindakan-tindakan kita menyakiti hati Bapa: bicara sembarangan,
mengomel, menyalahkan Tuhan, menyalahkan orang lain. Hal inilah yang
merusak hubungan kita dengan Tuhan.
Ilustrasi
Seorang kaya akan meminjami kita uang 2T untuk modal. Maka beberapa waktu sebelum cek diserahkan adalah saat-saat krusial bagi kita: apakah akhirnya menerima atau tidak. Jika tindakan-tindakan kita menyinggung perasaan orang itu: kentut sembarangan, mencela hidangan; maka dana yang dijanjikan itu tidak akan pernah diberikan.
Seorang kaya akan meminjami kita uang 2T untuk modal. Maka beberapa waktu sebelum cek diserahkan adalah saat-saat krusial bagi kita: apakah akhirnya menerima atau tidak. Jika tindakan-tindakan kita menyinggung perasaan orang itu: kentut sembarangan, mencela hidangan; maka dana yang dijanjikan itu tidak akan pernah diberikan.
Dalam hal hubungan antar-manusia, banyak berkat yang harusnya kita dapatkan akhirnya hilang karena cara pendekatan yang salah. Jika kita salah dalam melakukan pendekatan kepada manusia yang terlihat, apalagi dengan Tuhan yang tidak terlihat tapi bisa melihat kita.
Yang
pertama kali Tuhan lihat adalah sikap hati kita
Jika kita mendekati Tuhan dengan sikap menantang: merasa benar, merasa berjasa; maka kita tidak akan mendapat apapun! Kita tidak bisa mendatangi Tuhan dengan kebenaran diri kita sendiri.
Contoh kebenaran diri sendiri (Mat 18: 21-35)
Hamba
yang berhutang sangat banyak diampuni tuannya. Tapi dia tidak mau
mengampuni hamba lain yang hutangnya jauh lebih sedikit dibanding
hutangnya. Akhirnya dia dimasukkan ke penjara.
Tuhan
tidak mencari manusia yang sempurna, karena manusia penuh kesalahan.
Maka kita tidak bisa mendekati Tuhan dengan apa yang kita lakukan,
tapi kita harus membangun relationship.
Tuhan melihat watak dan hati seseorang. Jika kita bisa melihat watak
dan hati seseorang seperti Tuhan melihat, maka kita akan tahu mengapa
seseorang mudah menerima berkat, sedangkan yang lain sulit.
Karena
apapun yang di dalam kita seringkali tidak terdeteksi dari luar.
Saat merenungkan tentang mimpi p Hengky yang mendapat warisan dari p Yusak, p Agung menangkap bahwa ada karakter-karakter yang Tuhan suka, tapi ada juga karakter-karakter yang Tuhan tidak suka.
Semakin kita lemah lembut – great power under control - seperti keledai yang dijinakkan, maka Tuhan semakin senang dan sayang. Saat Tuhan makin senang dan sayang, Tuhan akan mengurus hidup kita dengan luar biasa, dan semua akan beres.
Jangan
punya sikap yang suka meng-klaim apapun, karena itu bisa berarti
seolah-olah Tuhan punya salah atau hutang pada kita. Deklarasi adalah
pernyataan iman bahwa yang kita ucapkan adalah jatah kita dari Tuhan.
Miliki hubungan baik dengan Tuhan setiap hari!
tetapi orang berdosa ditugaskan-Nya untuk menghimpun dan menimbun sesuatu yang kemudian harus diberikannya kepada orang yang dikenan Allah. (Pkh 2: 26b)
Jika
kita tahu bagaimana menyukakan hati Tuhan, maka semua akan beres.
Tuhan mendekati kita dengan kasih, maka kita seharusnya juga
mendekati Tuhan dengan kasih.
Sulung mempermasalahkan tentang kambing. Padahal bapa memberikan 1/2 hartanya saat bungsu meminta warisan. Saat hati si bungsu kembali ke bapanya, otoritasnya dikembalikan. Sedangkan si sulung justru kepahitan pada bapanya.
Tutup tahun ini dengan berkata kepada Tuhan:
Aku
mau jalan dan hidup dengan Engkau, dan menikmati kebersamaan dengan
Tuhan setiap hari.
Dalam
kisah pemberontakan Harun dan Miriam, Tuhan muncul dan membela Musa,
karena ada relationship. Hubungan pribadi kita dengan Tuhan membuat
perbedaan perlakuan dari pihak Tuhan.
Hasil akhir adalah sekedar buah dari suatu proses. Maka kita harus lihat proses dan bukan hasil akhir.
Apapun
profesi kita, yang membuat perbedaan adalah hubungan pribadi kita
dengan Tuhan: persekutuan, ketaatan, kelembutan di dalam, kesediaan
melakukan yang Tuhan mau, mendengar apa yang dikatakanNya, bekerja
seperti yang Tuhan mau, sikap hati yang merendah di hadapan Tuhan,
taat melakukan apapun yang Tuhan mau.
Portal
Bahtera: http://web.keluargarhema.com/
Korespondensi:
antonius_fw@yahoo.com
(email, YM dan FB);
@Antonius_FW
(tweeter);
pin
BB 24D0C381
WhatsApp
– 085 727 868 064
No comments:
Post a Comment