Pohon
Korma dan Rajawali
Hengky
Kusworo
Sabtu,
15 September 2012
Jurnal
by: Ricky Hineni
Mazmur
92:13-14, Mazmur 103:5
Secara
tidak sadar setiap kali datang ibadah kita akan ditanami benih. Orang
benar diumpakan seperti pohon korma. Pohon ini dapat berbuah banyak,
semua bagiannya dapat dimanfaatkan, berumur panjang. Biasanya di
padang gurun ada badai dan angin kencang, akibatnya semua pohon
tercabut. Tetapi pohon ini satu - satunya yang tak tercabut. Mengapa
? Dalam pertumbuhannya, biji pohon korma diberi batu besar agar ia
tak bertunas sehingga akar - akarnya bertumbuh ke bawah dan mencari
sumber air. Padahal sumber mata air di tengah gurun susah dicari.
Mengapa pohon korma bisa bertahan ? Karena ia punya kedalaman.
Demikian pula kita kalau kita ditanam oleh Tuhan kita akan punya
kedalaman dengan Tuhan. Kalau dalam hidupmu, akarmu terus mencari
Tuhan hidupmu akan kokoh dalam Tuhan. Mengapa ada orang Kristen yang
mudah tercabut ? Karena ia tak punya kedalaman. Semakin kau dalam
dengan Tuhan, semakin stabil hidupmu dengan Tuhan. Satu lagi dari
pohon korma, semakin ia mencari sumbernya akarnya akan semakin
merambat luas ke bawah. Saat ia mulai bertunas batu pun dapat
bergeser. Kalau kau punya kedalaman dengan Yesus sebesar apapun
masalahmu pasti akan geser dan kita akan dapat menari di atas
gelombang. Taklukan semua yang belum kau taklukan.
Rajawali
mempunyai masa muda yang diperbarui. Orang Kristen punya destiny
menjadi Eagle Warrior. Rajawali didesain untuk menghadapai badai
bukan menghindari badai. Ia masuk dan menari di atas badai. Pada usia
40 paruh, bulu -bulu rajawali akan menua. Ia punya pilihan untuk
meremajakan dirinya. Dengan ia mencari tebing yang curam. Ia pukulkan
paruhnya pada batu karang agar paruhnya itu pecah. Itu adalah
satu-satunya cara meremajakan dirinya. Akibatnya muncul paruh yang
baru. Paruh yang baru itu untuk mencabut semua bulu-bulunya dan
rajawali menunggu sampai bulu - bulu barunya keluar. Setelah melewati
suatu proses, ia menjatuhkan dirinya dari tebing dan akan terbang
lebih tinggi dan cepat, matanya akan lebih tajam. Begitu juga dengan
kita, Tuhan didik kita dengan masalah - masalah yang kita alami,
jangan marah dan kecewa. Rajawali didik anaknya di puncak - puncak
yang tinggi. Semakin kita berada di puncak tertinggi dengan Tuhan
tidak ada musuh yang dapat menghadang kita. So, letakkan semua mimpi
mimpi kecil kita di hadapan Tuhan. Biar Tuhan yang ubah menjadi yang
lebih besar.
sumber:
No comments:
Post a Comment