Wednesday, October 10, 2012

SOM 2012 HS JKI IK - Sesi 6A: Generasi Pembebas (The Making of Generational Deliverance) - Paul Enenche

SOM 2012 HS JKI IK
Sesi 6A: Generasi Pembebas (The Making of Generational Deliverance)
Paul Enenche

Kel 2: 13-14; Kel 3: 1-11
Tema di atas artinya suatu proses yang membuat seseorang mampu melepaskan suatu generasi. Tuhan mencari seseorang yang akan membebaskan Indonesia. Satu orang saja cukup untuk membebaskan satu bangsa atau negara. Satu orang Musa, Elia, Ester, Debora, Paulus cukup untuk seluruh orang Israel di jamannya.

Sebelum seseorang bisa diutus Tuhan, maka orang tersebut harus diproses Tuhan.
Tuhan tidak pernah utus orang yang tidak siap.

Kita tidak bisa Tuhan gunakan jika belum di proses dan dicetak oleh Tuhan. Musa gagal di awal karena dia belum diproses, sehingga melakukan dengan kekuatannya sendiri. Di awal ada orang yang berkata: “Siapa yang mengangkat kamu jadi imam ?”, artinya Musa tidak bisa bebaskan orang Israel sebelum diproses Tuhan.

Saat Yesus panggil murid-muridNya, Dia berkata datang dan ikuti, maka aku akan membuat dan memproses kamu (Mat 4:19, Mrk 1:16).

And he saith unto them, Follow me, and I will make you fishers of men. (Mat 4: 19)

Tuhan ingin memproses dan mencetak kita, dari bahan baku hingga jadi produk jadi.

Jika kita ditugaskan sebelum kita diproses lebih dulu, maka kita akan gagal total dan frustasi:
  • Kita belum punya strategi Ilahi.
  • Kurangnya otoritas dan topangan rohani.
  • Kurangnya favor /kemurahan Ilahi dan penerimaan/ acceptance dari orang-orang, bahkan yang hendak kita tolong akan menolak kita.

Kis 2: 47 – Rasul-rasul mendapat kemurahan dari orang-orang. Ada penambahan jiwa-jiwa karena adanya favor/ kemurahan.

Untuk berhasil sebagai rasul, nabi, raksasa finansial, kita perlu favor/ kemurahan dan
penerimaan/ acceptance. Kemurahan itu datangnya dari penerimaan.

Kriteria yang harus kita persiapkan untuk menjadi pembebas generasi : (contoh dari hidup Musa)

1. Memiliki hati seorang hamba (Possess the heart of the servant) - Kel 3: 1a
Musa memelihara ternak Yitro. Artinya Musa mengusahakan milik mertuanya, bukan miliknya sendiri.

Urapan Tuhan ada di kepala para hamba. Tuhan tidak mengurapi majikan-majikan!

Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus
(Mzm 89: 21)

Dimanapun Tuhan temukan hati hamba, maka urapan itu mengalir. Kita tidak bisa bebaskan generasi karena lebih banyak orang ingin jadi majikan dan tidak ada yang mau jadi hamba. Musa sebelumnya pangeran di istana Mesir, dibesarkan dalam suasana kaya raya. Tapi Tuhan harus turunkan gaya hidup seorang pangeran menjadi gembala selama 40 tahun.

Jika kita ingin lulus ujian kepemimpinan, kita harus melewati proses penghambaan
Sebelum kita punya hati hamba, kita tidak memenuhi syarat untuk melayani

Yusuf melayani para tahanan di dalam penjara, Daud menggembalakan kawanan ternak ayahnya di padang gurun. Saul sebelum diurapi juga menggembalakan ternak ayahnya.

Seberapa besar visi kita, seberapa besar potensi di dalam kita,
sebelum hati hamba muncul dalam hati kita, Tuhan tidak bisa gunakan kita.

2. Datang ke gunung Tuhan (go to the mountain of God) - Kel 3: 1b
Musa pergi ke bagian belakang padang gurun ke gunung Tuhan.

Pada hari Musa memutuskan untuk pergi ke gunung Tuhan, hari itu Musa alami perjumpaan Ilahi.

Gunung Tuhan adalah tempat doa, adalah tempat berpuasa, adalah tempat menyembah, adalah hadirat Tuhan.
Kita memerlukan api revival, itu ada di gunung Tuhan. Kita membutuhkan minyak untuk membebaskan generasi, itu ada di gunung Tuhan. Musa, Elia, Yesus bertemu Tuhan di puncak gunung.

Tuhan sedang memanggil kita ke tempat keintiman yaitu hadiratnya. Kita harus ambil keputusan untuk berpindah dari tempat sekarang, dan masuk ke hadirat Tuhan.

Ketika kita membutuhkan: api, kuasa, urapan, passion, jubah untuk menyelamatkan generasi, semua itu ada di ruang rahasia – di ruang mahakudus – di gunung Tuhan, yaitu tempat penyembahan dan doa kita.

3. Memutuskan untuk menyimpang dari jalan kita sendiri (decide to turn aside) - Kel 3: 3
Di gunung Tuhan Musa melihat semak belukar menyala tapi tidak terbakar. Kemudian Musa memutuskan untuk menyimpang dan melihatnya.

Kita harus membuat keputusan untuk menyimpang dari jalan kita sekarang ke jalan Tuhan.

Menyimpang artinya beri perhatian ekstra kepada apa yang Tuhan katakan dan taruh di hati kita: visi, api Tuhan.

Jangan ijinkan tubuh kita hidup sembarangan. Banyak yang visi padam karena kurang memberi perhatian kepada visi itu. Jika kita beri perhatian kepada sesuatu, kita akan fokus kepada hal itu. Ketika Tuhan melihat Musa menyimpang, baru Tuhan memanggil. Melihat api Tuhan tidak cukup. Hanya saat kita beri perhatian lebih, baru Tuhan akan berikan arahan.

No direction and revelation without attention.

Menyimpang artinya siap merubah arah hidup, pendekatan, sikap, menjadi fleksibel dengan Tuhan, tidak lakukan sesuatu hanya sesuai kebiasaan. Tuhan tidak memakai orang yang menikahi tradisi.

Tuhan hanya bekerja pada orang-orang yang fleksibel dengan Tuhan.

Saat Musa menyimpang, dia membelakangi ternaknya dan berhadapan dengan semak. Sejak saat itu ternak-ternak itu tidak pernah lagi dikaitkan dengan Musa. Selama ini ternak adalah usaha, kehidupan, investasi Musa. Saat kita mau dipakai Tuhan menjadi pengubah generasi, kita harus siap berpaling dari semuanya, meninggalkan semuanya dan jadikan Tuhan satu-satunya fokus.


4. Mempertahankan jarak aman antara kita dan Tuhan (maintain the save distance) - Kel 3: 5a
Musa ingin cepat-cepat mendekati semak, tapi Tuhan beri perintah yg aneh: jangan mendekat!

Mempertahankan jarak aman antara kita dan Tuhan, artinya keintiman tanpa kurang ajar
(proximity without familiarity)

Banyak orang Kristen kehilangan api, jubah, urapan, karena mereka merasa terlalu dekat dengan Tuhan. Kurang berdoa, kurang duduk diam untuk mendengar suara Tuhan.

Di Alkitab ada orang-orang yang merasa terlalu dekat kepada Tuhan dan akibatnya dibinasakan: Usa menjamah Tabut perjanjian. Anak Harun yang mempersembahkan api asing, anak-anak Eli yang tidak benar di hadapan Tuhan.

Yes 6 – saat Yesaya melihat kerubim: 2 tangan menutupi muka. Kita tidak diijinkan memandang wajah Jehova.

Jika kita mau jalan jauh dengan Tuhan, harus jaga sikap dan jangan sok akrab

5. Tanggalkan kasut (put of thy shoes) - Kel 3: 5b
Sepatu menyatakan martabat (dignity). Melepaskan kasut artinya merelakan martabat kita di hadapan Tuhan. Serahkanlah segala pergerakan dan tindak-tanduk kita kepada Tuhan.

Saat Tuhan minta Musa lepas sandal, sejak saat itu Tuhan yang menentukan langkah Musa,
dan Musa tidak bisa ambil keputusan untuk dirinya sendiri.

Banyak dari kita jalankan hidup dan pelayanan kita semau kita. Tuhan minta kita tanggalkan kasut kita dan Tuhan yang menentukan arah kita hingga ujung perjalanan hidup kita.

6. Ikut merasakan hati Tuhan (fill HIS pain) - Kel 3: 7
Kita harus bisa rasakan apa yang Tuhan rasakan. Tuhan melihat kesengsaraan umat Israel, dan ia ingin hal yang sama kita rasakan.

7. Mati terhadap diri sendiri (dead to self) - Kel 3: 11
Saat Musa berkata: “siapa aku ini?” Musa mengacu kepada dirinya dulu: pangeran Musa yang dulunya. Sebelum kita melihat diri kita sebagai orang yang tidak penting, kita tidak bisa Tuhan gunakan. Yohanes pembabtis berkata: aku harus semakin berkurang dan Dia semakin bertambah.

Kita harus sampai pada titik kesadaran bahwa kita tidak ada apa-apanya, saat itulah Tuhan bisa gunakan kita. Segala kepercayaan diri harus mati, rasa yakin kepada pendidikan dan bakat kita harus hilang, kita harus sampai pada kesadaran bahwa kita tidak berguna tanpa Tuhan.


Setelah Tuhan memproses Musa, Tuhan bertanya kepada Musa: “apa yang ada di tanganmu?”
Artinya tidak ada satu manusiapun yang tangan kosong. Setiap manusia telah diberikan sesuatu.

Hidup, tangan, roh kita tidak kosong.
Tuhan sudah taruh di dalam kita : bakat, karunia, potensi, urapan Tuhan; saat kita ditebusNya.

Musa sedang membawa tongkat, artinya arah suatu generasi, jawaban untuk penindasan seluruh bangsa, cara menghentikan kekuasaan Firaun, kemampuan untuk menghapus air mata bangsa. Ada banyak orang yang menuju kematian karena kita tidak sadar apa yang ada di tangan kita.

Saat Musa lemparkan tongkatnya ke tanah, maka tongkat itu menjadi sesuatu yang hidup. Tuhan sudah tanam suatu potensi dalam hidup kita, tapi kita tidak menyadarinya, dan gunakan hanya untuk sekedar hidup atau sekedar merasa nyaman.

Saat Tuhan kirim Musa ke Mesir, Tuhan tidak beri alat baru. Tuhan hanya menyadarkan apa yang selama ini di tangan musa, sehingga Musa kemudian bisa memberdayakannya.

Minta kepada Tuhan supaya mencelikkan dan singkapkan kepada kita tentang apa yang sudah kita miliki dari Tuhan, tapi kita tidak sadar, sehingga kita bisa menjadi jawaban bagi generasi ini.


Mulai bulan agustus 2012, link MP3 rekaman hanya diberikan di grup mailing-list pada link di atas.

Korespondensi:
antonius_fw@yahoo.com (email, YM dan FB);
@Antonius_FW (tweeter);
antoniusfw1@gmail.com (Google +, Google Talk);
antonius_fw@hotmail.com (MSN Massenger);
pin BB: 29C12B56

No comments:

Post a Comment